Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya wisatawan domestik, turis asing juga ternyata familiar dengan fenomena pungutan liar alias pungli di destinasi wisata Indonesia. Ini diperlihatkan melalui konten parodi di akun media sosial kreator konten asing @hamishnewtonvesty yang diunggah Minggu, 23 Februari 2025.
"Hei tuan, tuan, tuan, tuan, tuan, tuan! Halo tuan, Anda harus membayar biaya masuk, 10.000," kata salah satu orang di video itu dalam Bahasa Inggris. "Apa maksud Anda? Mengapa? Itu pantai umum," sahut pemeran orang asing di klip tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Alih-alih menjawab, si penarik pungli di video malah menunjukkan uang yang semestinya dibayar pelancong. "Mana tiket saya?" tanya si turis. "Oh tidak, tidak perlu tiket, tidak apa-apa," jawabnya.
Advertisement
Masih di tempat yang sama, wisatawan diperlihatkan didatangi orang lain yang juga menagih uang. "Hei bos, hei bos, ini, parkir, 10.000," sebut orang di rekaman itu. "Saya baru saja membayar orang itu," jawabnya. "Saya tidak kenal orang itu, 10.000," sahut di penagih.
Di akhir video, dua orang penagih itu bertemu, menghitung uang, dan mengejek, "Orang asing bodoh." Video itu dibagikan ulang beberapa akun X, baru-baru ini, dan menuai kecaman warganet. "Sampe bule udah hafal banget. Bikin malu emang pungli-pungli ini," kata salah satu pengguna.
"Budaya pungli sampe dikontenin bule 🤣🤣🤣🤣," sahut yang lain. "Mau ditaruh mana muka pemerintahan Indo, oiya ga punya muka hehe," sindir seorang warganet.
Dugaan Pungli Berkedok Pengawalan
Tentu bukan sekali itu saja. Kasus diduga pungli jadi sorotan di media sosial, awal bulan ini. Praktik tidak terpuji yang sudah jadi masalah menahun di sektor pariwisata itu dilaporkan menimpa rombongan bus yang mengaku hendak makan di salah satu restoran di Bandung, Jawa Barat.
Konten tersebut diunggah pertama kali oleh akun TikTok @muffinpoppin, yang kini diprivat. Namun, rekaman diduga pungli yang dialaminya terlanjur diunggah ulang banyak akun lintas media sosial, bus yang mereka tumpangi "tiba-tiba dicegat." "Ditawari 'pengawalan,'" tulisnya. "Sudah kami tolak secara halus, tapi tetap 'dikawal' sama mereka."
Di klip, terlihat sebuah motor yang ditumpangi dua orang yang menawarkan "pengawalan" tersebut. "Sampai lokasi, kami tanya, 'Berapa?' Mereka bilang, 'Seikhlasnya saja.' Pas kami tawarin (Rp)50 ribu, mereka bilang gini," imbuhnya, merujuk pada rekaman suara bahwa orang tersebut menolak dengan menyebut bahwa dia tidak sendiri dalam "mengawal."
Si pemilik akun itu melanjutkan bahwa mereka tidak "dikasih jalan" saat hendak pulang, karena belum membayar. "Akhirnya kami coba kasih (Rp50 ribu)," ungkapnya. "Disampering dong dia nggak mau (Rp)50 ribu. Akhirnya kami kasih (Rp)100 ribu, Alhamdulillah dikasih jalan."
Advertisement
Kasus Dugaan Pungli Lainnya
Sebelumnya, dugaan pungli dilaporkan dari Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut unggahan Instagram @ibukotabaru, seorang pengunjung yang hendak ke IKN diduga mengalami pungli. Di video viral yang diunggah pada Senin, 3 Februari 2025, pengunjung tersebut mengaku diminta bayar pungli oleh seorang tukang parkir.
Awalnya, pengunjung tersebut sudah berada di parkiran utama, tapi karena penuh, ia diarahkan petugas ke parkiran lain yang berada di atas. Setelah sampai, mereka yang menaiki mobil ini disambut seorang tukang parkir berbaju oranye dan menanyakan apakah mau parkir. Mereka pun mengiyakan.
Tukang parkir itu menunjuk area parkir yang bisa diisi dan menawarkan jasa pengawalan ke area inti IKN sebesar Rp250 ribu. Pengemudi mobil yang merupakan seorang perempuan itu berusaha menawar.
"Kami tawar Rp200 (ribu) boleh enggak. Dia langsung emosi katanya di sini bukan jual cabe. Kita akhirnya putuskan untuk parkir saja karena sayang toh kita bisa naik bus gratis dan jalan juga tidak lama di IKN-nya," ucapnya.
Keluhan Pungli di Bandara Soekarno Hatta
Di kasus berbeda, warganet Indonesia mengapresiasi tanggapan "responsif" Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok atau Kedubes China terkait keluhan dugaan pungli di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Menurut mereka, ini bisa jadi babak baru pengenyahan pungli di dalam negeri.
Beberapa di antaranya mengaku frustrasi karena laporan pungli, termasuk di destinasi wisata, hanya ramai saat viral, namun nyatanya masih jadi praktik tidak terpuji yang terus berulang. Warganet juga menyoroti respons Kementerian Imigrasi setelah disurati Kedubes China terkait dugaan pungli.
Dilaporkan bahwa Kedubes China di Indonesia bersurat pada Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, serta Direktorat Jenderal Urusan Asia Pasifik dan Afrika terkait kasus dugaan pungli.
Pada surat tertanggal 21 Januari 2025, sejumlah warga negara China disebut jadi korban pemerasan petugas Imigrasi Bandara Soekarno Hatta, atau dalam surat itu disebut Bandara Internasional Jakarta. Menanggapi surat itu, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas) Agus Andrianto memastikan, laporan sudah ditindaklanjuti dan diproses secara internal.
"Kami terima kasih atas informasi tersebut. Langsung kami tarik semua yang ada di data dari penugasan di Soekarno-Hatta (Soetta). Kami ganti dan saat ini mereka sedang dalam proses pemeriksaan internal," kata Agus melalui pesan tertulis, Sabtu, 1 Februari 2025, lapor kanal News Liputan6.com.Â
Kedubes China menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan sebanyak 44 kasus pemerasan di bandara Indonesia selama 2024. Menurut informasi kedutaan, itu hanya sebagian kecil dari banyaknya kasus pemerasan karena masih banyak warga negaranya yang tidak mengajukan pengaduan karena jadwal yang padat atau takut akan tindakan balasan saat masuk ke negara tujuan.
Advertisement
