Pasar Indonesia Masih Menjanjikan bagi Produk-Produk Kosmetik Brand K-Beauty

Salah satu jenama K-Beauty bakal memasuki pasar Indonesia dalam waktu dekat. Di sisi lain, minat di AS dan Tiongkok terhadap produk kecantikan dari Korea Selatan menurun drastis.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 22 Agu 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2021, 15:30 WIB
Memilih Toko yang Tepat dan Terpercaya
Ilustrasi Kosmetik Credit: pexels.com/Susan

Liputan6.com, Jakarta- Pasar Indonesia ternyata masih dinilai menjanjikan bagi brand kecantikan Korea atau dikenal sebagai K-Beauty. Terbukti, salah satu jenama, barenbliss (BNB), akan ikut meramaikan persaingan dunia kosmetik di Indonesia terhitung mulai 25 Agustus 2021.

"BNB melihat antusiasme dari pecinta K-Beauty di Indonesia dan kebutuhan mereka akan makeup berkualitas mendorong BNB untuk memberikan pilihan lebih baik untuk para pecinta makeup K-Beauty," kata co-Founder barenbliss, Jina Kim, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Jina Kim dikenal sebagai makeup artist ternama Korea Selatan. Ia berpengalaman lebih dari satu dekade sebagai MUA dan President of Kemosi International Makeup School di negerinya.

"Kami senang dapat menghadirkan inovasi produk makeup masa kini khususnya para pecinta K-Beauty look melalui barenbliss," sambung dia.

BNB merupakan singkatan dari Bare Essentials, No Harm, dan Bliss Moment. Jenama ini mengklaim hanya menggunakan bahan-bahan alami dan menerapkan teknologi terkini dalam produknya agar produk kecantikan tidak hanya aman untuk kulit, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan kulit.

"Setelah melakukan riset pemasaran yang mendalam di negara-negara Asia, BNB menemukan fakta bahwa pengguna makeup lokal sangat tertarik dengan K-Beauty, tetapi cenderung bingung dengan pilihan terbaik di market," dia menambahkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Riset Internal

3 Produk Kecantikan Lokal yang Paling Banyak Dicari Konsumen Indonesia via Online
Ilustrasi kosmetik. (dok. Diana Ruseva/Unsplash)

Kim menampik bahwa minat konsumen pada K-Beauty memudar, terutama di Indonesia. Ia menyebut berdasarkan riset internalnya, pecinta makeup Korea lokal masih besar.

"Karena itu, BNB  dengan misi menghadirkan produk yang bare essentials, no harm, dan memberikan beauty-in-joy bisa memberikan pilihan lebih tepat bagi para pecinta makeup K-Beauty di Indonesia agar bisa  lebih mengeksplor look yang mereka inginkan," kata dia.

Filosofi No Harm, sambung dia, diartikan bahwa brand-nya tidak melakukan praktik yang tidak etis dalam pembuatan produk dan tidak menggunakan lebih dari 100 bahan yang diketahui berbahaya bagi kulit. Sedangkan, Bliss Moment diwujudkan lewat perancangan tekstur produk, aroma beri, dan desain kemasan yang fashionable. 

"Kami berharap produk kami dapat membantu pecinta K-Beauty untuk mendapat riasan yang diinginkan juga dapat membagikan energi positif dan juga kebahagiaan mereka dengan BNB ke orang-orang di sekitar mereka," kata dia.

Pamor K-Beauty Memudar

Memeriksa Kemasan dan Pastikan Sesuai dengan Aslinya
Ilustrasi Kosmetik Credit: pexels.com/Susan

Sebelumnya, sejumlah gerai kosmetik ternama di Amerika Serikat menunjukkan penurunan dukungan terhadap K-Beauty. Dilansir dari SCMP, beberapa waktu lalu, konglomerat kecantikan Korea Amorepacific menarik merek utama Innisfree dari Amerika Serikat (AS) dan China. Begitu pula dengan Sephora yang tidak lagi mempromosikan K-Beauty dengan semangat yang sama.

Kilau K-Beauty mulai memudar di masa krisis rudal Thaad, 2017 lalu. Tahun itu terjadi ketegangan atas penyebaran sistem rudal AS di semenanjung Korea menyebabkan China melarang warganya bepergian secara berkelompok ke Korea Selatan dan membatasi impor barang-barang Negeri Ginseng.

"Pada saat itu, pemerintah China mencoba memengaruhi persepsi konsumen, baik dari segi budaya maupun persepsi kualitas, berupaya mengurangi pengaruh selebritas Korea di China dengan melarang bintang K-Pop, dan menolak impor 19 produk kosmetik Korea berbasis pada masalah kontrol kualitas," kata Liz Flora, mantan kepala penelitian Asia untuk perusahaan intelijen L2.

Krisis ini berbuntut panjang bagi K-Beauty di China. Selama waktu pengunjung Tiongkok dilarang bepergian ke Korea, banyak yang mulai berbelanja di Pulau Hainan, tempat merek skincare Barat dan Jepang dijual bebas bea dengan harga lebih rendah.

Tren ini meningkat dengan kedatangan virus corona baru dan larangan perjalanan internasional selama hampir 14 bulan. Kemudian, fakta bahwa segala sesuatu yang pernah menjadikan K-beauty sebagai obsesi global "tidak lagi sesuai tren saat ini."

Sampah Produk Kecantikan

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya