Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 belum mereda, tapi industri pariwisata mulai menggeliat kembali, termasuk di ASEAN atau Asia Tenggara. Untuk itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajak para menteri di kawasan Asia Tenggara untuk bekerja sama dalam pembukaan kembali wilayah tersebut untuk wisatawan asing.
Hal itu disampaikan dalam Global Tourism Forum: Hybrid Event Leaders Summit Asia Indonesia 2021 pada Rabu, 15 September 2021, dalam sesi Ministers Talk: Reopening ASEAN Tourism Destination for International Tourist. Dalam sesi tersebut, Sandiaga menjelaskan tiga hal utama dalam pembukaan kembali pariwisata di Asia Tenggara, yaitu kolaborasi, penerapan aturan kesehatan serta keamanan, dan penyelenggaraan aktivitas.
Baca Juga
[bacajuga:Baca Juga]4658885 4658329 4658031)Â
Advertisement
"Yang pertama, kita harus meningkatkan kolaborasi, kerja sama informasi terutama dalam hal kasus harian pandemi global, tingkat vaksinasi dan informasi umum lainnya. Kolaborasi ini sangat penting di masa sekarang, karena kita bisa saling menguatkan, tak ada yang bisa sukses sendirian," ucap Sandiaga.
Poin kedua yang perlu ditekankan adalah penerapan prosedur kesehatan di masing-masing negara ASEAN. Hal itu menjadi isu utama yang harus terus digaungkan dan diterapkan dengan disiplin tinggi.
"Point ketiga adalah saya menghimbau Bulut Bagci, President WTFI (World Tourism Forum Institute), untuk bekerja sama dengan negara-negara di ASEAN untuk membuat program dan aktivitas guna mempercepat pemulihan pariwisata di wilayah ini," lanjutnya.
Ministers Talk menjadi bagian dari agenda Forum Pariwisata Global 2021. Momen ini bisa dimanfaatkan para menteri untuk berbagi pemikiran dan pengalaman dalam masalah khusus dari rencana untuk membuka kembali pariwisata ASEAN untuk wisatawan mancanegara.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Komitmen Indonesia
Bagi Indonesia. kebijakan dan langkah-langkah utama untuk memulai kembali kegiatan pariwisata harus dengan cara teraman dengan penilaian yang teliti dan cermat. Sandiaga juga menekakan kesiapan Indonesia membuka kembali destinasi wisata internasional. Yang terpenting, komitmen datang dari Presiden Joko Widodo yang menggarisbawahi beberapa strategi pemulihan pariwisata.
Pada tingkat nasional, dia menjelaskan telah menghadirkan Indonesia Care atau I Do Care yang dikemas dengan sertifikasi CHSE. Ada pun CHSE merupakan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
"Kami merencanakan dan mengatur pengaktifan kembali kalender acara di seluruh Indonesia dengan protokol kesehatan dan keselamatan yang menyeluruh," terang pria yang akrab disapa Sandi ini. Pihaknya menekankan pentingnya mengembangkan kembali berbagai jenis wisata, seperti MICE dan Acara (Festival, Konser Virtual, dan lain-lain), Kesehatan, Kuliner, Olahraga serta Edutourism.
Hadir secara online dalam acara Ministers Talk: Reopening ASEAN Tourism Destination for International Tourist itu adalah H.E. Dato Ali Apong, Menteri Sumber Daya Primer dan Pariwisata Brunei Darussalam, Phiphat Ratchakitprakarn selaku Menteri Pariwisata dan Olahraga Kerajaan Thailand. Ada pula Alvin Tan, Menteri Negara untuk Kementerian Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda, dan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura.
Selain itu juga hadir H.E. Doan Van Viet, Wakil Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Vietnam dan TITH Chantha selaku Sekretaris Tetap Kementerian Pariwisata, Kerajaan Kamboja.
Dalam kesempatan itu, Alvin Tan mengatakan bahwa 82 persen warga Singapura telah divaksin Covid-19 lengkap. Selain melindungi warga negaranya dengan vaksinasi, Alvin menjelaskan bahwa pihaknya juga sedang membangun kapabilitas pariwisata domestik.
Advertisement
Rencana Thailand dan Vietnam
Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand juga mengungkapkan situasi terbaru dari pariwisata di negaranya. Phiphat mengatakan, Thailand akan kembali membuka Bangkok untuk pendatang mulai 15 Oktober 2021 karena sudah mencapai target yaitu sekitar 70 persen warga sudah divaksin.
Keputusan tersebut diambil Phiphat setelah berbicara dengan Gubernur Bangkok Aswin Kwangmuang "Kami akan melakukan vaksinasi di seluruh Bangkok, di setiap distrik. Jadi saat membuka kembali, ini akan berlaku ke seluruh Bangkok. Demi keselamatan warga, cakupan vaksinasi tidak boleh kurang dari 70 persen," jelas Phiphat.
Para turis asing yang divaksinasi penuh akan bisa mengunjungi Bangkok dan empat provinsi lainnya tanpa menjalani karantina hotel selama dua pekan. Namun, belum ditetapkan apakah mereka harus menjalani karantina selama tujuh hari seperti yang diterapkan di Phuket dengan model Sandbox.
"Dengan skema Sandbox ini, wisatawan harus sudah divaksin dan tinggal di area tertentu selama tujuh hari setelah kedatangan dan mengikuti tes Covid-19. Sejauh ini cukup banyak wisatawan internasional yang divaksinasi mengunjungi pantai di Phuket di bawah skema Sandbox. Kita akan tinjau dulu apakah skema in juga akan diterapkan di Bangkok,"Â ungkap Phiphat.
Vietnam juga berencana untuk membuka kembali pariwisata mereka untuk turis asing. Menurut Nguyen Van Hung, salah satu yang akan dibuka adalah Pulau Phu Quoc yang selama ini banyak dikunjungi turis asing.
"Pandemi yang berkepanjangan telah sangat merugikan industri pariwisata. Namun situasi belakangan ini sudah kembali membaik. Untuk itu kami akan mencoba membuka Pulau Phu Quoc bagi wisatawan asing. Hal ini berlaku hanya untuk para wisatawan yang telah divaksin penuh dan memiliki hasil tes virus corona negatif," kata Van Hung.
Vietnam akan memvaksinasi sepenuhnya semua penduduk di Phu Quoc sebelum pulau itu dibuka. "Mudah-mudahan semua bisa sesuai rencana dan tak ada kasus positif d Phu Quoc. Untuk tanggal pastinya akan kami umumkan dalam waktu dekat, kami para wisatawan internasional, terutama dari negara ASEAN, bisa segera berwisata ke Vietnam," harapnya.
Perbandingan Kapasitas Testing Covid-19 Negara ASEAN
Advertisement