Toko Roti Inggris Dilarang Pakai Taburan Makanan Mengandung Pewarna Buatan dari AS

Pewarna buatan produksi Amerika Serikat ini tidak boleh disajikan bersama hidangan manis yang umum didapati di menu toko roti Inggris.

oleh Komarudin diperbarui 23 Okt 2021, 03:53 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 22:02 WIB
Ilustrasi taburan makanan
Ilustrasi taburan makanan (dok.unsplash/Shayna Douglas)

Liputan6.com, Jakarta - Toko roti di bagian utara Inggris tidak lagi diizinkan menggunakan taburan makanan asal Amerika Serikat (AS). Otoritas Gabungan Yorkshire Barat (WYCA) mengatakan, taburan itu mengandung pewarna buatan yang tidak disetujui digunakan di Inggris.

Taburannya terdiri dari pewarna makanan merah E127 atau erythrosine.  E127 hanya diizinkan untuk digunakan dalam ceri koktail dan ceri manisan di Inggris dan Uni Eropa, menurut pernyataan pihaknya, seperti dilansir dari CNN, Jumat (15/10/2021). 

Tapi, pemilik toko roti tidak senang karena produk populer mereka kehilangan topping-nya. Rich Myers, direktur dan pendiri toko roti Get Baked di Leeds, mengatakan bahwa ia telah menggunakan taburan itu sejak membuka bisnis pada Juli 2021.

Ia mengaku membelinya dari pedagang grosir Inggris, dan tidak tahu ada masalah sampai WYCA mendatangi gerainya, bulan lalu. "Awalnya saya pikir itu lelucon, saya pikir itu adalah seseorang yang sedang mengerjai saya," katanya.

"Ini benar-benar proses yang menakutkan, diwawancarai Standar Perdagangan. Ini bukan sesuatu yang Anda harapkan terjadi ketika menjalankan toko roti kecil," imbuh Myers.

Ia menggunakan taburan itu di atas donat berlapis raspberry, yang katanya adalah kue paling populer di menu toko rotinya. "Itu salah satu produk terlaris," katanya, menambahkan bahwa larangan itu membuatnya jadi sulit berbisnis.


Operator Bisnis Makanan

Ilustrasi taburan makanan
Ilustrasi taburan makanan (dok.unsplash/Shayna Douglas)

Untuk saat ini, toko roti telah menukar taburan dengan gula icing. "British sprinkles saja tidak cukup baik, tidak layak digunakan," kata Myers. "Sampai menemukan taburan yang legal dan layak digunakan, kami akan terus menggunakan produk lain."

Dalam sebuah pernyataan WYCA mengatakan, "Kami akan mendesak semua operator bisnis makanan terkait penggunaan bahan impor yang mengandung aditif untuk memeriksa apakah itu diizinkan prnggunaannya di Inggris."


Perang di Media Sosial

club sandwich
Ilustrasi club sandwich./Copyright pexels.com/@rajesh-tp-749235

Terlepas dari pelarangan itu, masalah selera makan antara warga AS dan Inggris sudah jadi perdebatan cukup serius di media sosial. Desember tahun lalu, salah seorang pengguna Twitter mengolok makanan khas Inggris Raya yang menurutnya aneh.

Pengguna bernama Jack itu mengatakan bahwa butty chip ala Inggris membuatnya geram. Alasannya, butty chip adalah roti lapis dengan isian kentang goreng yang banyak.

Perpaduan dua karbohidrat ini dnilai cukup mengherankan bagi orang awam. Tanpa disangka, cuitan Jack langsung viral, mengundang terbentuknya dua kubu yang bersaing "memperkenalkan" hidangan teraneh dari kedua negara tersebut.

 

Kalau enggak sempet masak sendiri, yuk PO saja di ManisdanSedap, banyak masakan rasa rumahan yang pas buat lauk makan siangmu. Berasa dimasakin ibu.

 

Yuk PO Sekarang di ManisdanSedap!


Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya