Liputan6.com, Jakarta - Membangun kesadaran menjaga kelestarian Bumi dapat diwujudkan dalam beragam aksi, termasuk menanam pohon. Inisiatif penghijauan ini sekaligus menerjemahkan cara unik dalam mengapresiasi pohon lewat pendekatan unik nan menarik.
Salah satunya dihadirkan oleh LindungiHutan yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah. CEO LindungiHutan Mifthacur Robani menyampaikan, komunitas yang didirikannya sejak 2016 ini bergerak dalam konservasi hutan.
"Orang bisa berdonasi dan membuat campaign, bisa ulang tahunnya, ulang tahun idolanya, perusahaan, hingga brand. Goals-nya dihubungkan dengan penanaman pohon," kata Ben, begitu ia akrab disapa, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 24 November 2021.
Advertisement
Baca Juga
Ben menambahkan pihaknya membantu menghubungkan kampanye tersebut dengan orang, komunitas, kelompok atau petani di area konservasi. Kebanyakan lokasi penanaman ada di kawasan mangrove.
"Kita punya 40-an lokasi di seluruh Indonesia, isinya orang-orang yang punya komitmen menjaga, merawat, mengabari hutannya seperti apa. Basic-nya orang bisa order dan donasi, tapi kita bantu tanam pohonnya," ungkap Ben.
Kelahiran komunitas ini sendiri dikatakan Ben bermula pada Desember 2016 yang beranggotakan orang-orang perkotaan yang tinggal di dataran tinggi. Ketika singgah ke pesisir, mereka melihat banyak rumah yang terendam karena abrasi sehingga memaksa warga meninggikan tempat tinggalnya.
"Di saat yang sama, mereka punya bibit mangrove yang bisa ditanam dan membuka akses kelompok ke orang lebih banyak. Orang bisa belanja online, ketika itu komunitas sejenis itu banyak dan orang yang tertarik support juga banyak," tambahnya.
Dikatakan Ben, kian hari pihaknya menemui pola orang sulit saat diajak langsung menanam pohon. Namun pendekatan lain yang dirasa lebih menarik adalah dengan menyentuh sisi personal.
"Tapi dengan 'yuk, kasih kado buat seseorang' atau 'yuk, beli produk ini sambil menanam pohon' itu lebih mudah. Menanam pohon sebagai sarana untuk mengekspresikan (momen tertentu)," terangnya.
Mekanisme untuk ikut berpartisipasi dimulai dengan seseorang dapat memilih membuat kampanye dengan cerita dan narasi, lokasi penanaman. Harga pohonnya pun beragam, mulai dari Rp10 ribu hingga di atas Rp100 ribu.
"Setelah pilih, bisa dibagikan ke teman atau keluarga sehingga orang lain bisa terlibat atau dia bisa sendiri. Kalau UMKM atau brand yang donasi, setelah donasi terkumpul di tanggal yang ditentukan, kami bantu penanaman," jelasnya.
Selanjutnya, pihak yang membuat kampanye dapat melihat dokumentasi hingga laporan pertanggungjawaban (LPH) dapat diakses di halaman yang sama. Ketika donasi selesai, mereka bisa melihat hasil penanamannya yang terus diperbarui di halaman yang sama. Ben menyebut, halaman itu bisa disesuaikan dengan keinginan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fans Jimin BTS
"Satu studi kasus yang tahun lalu terjadi, fans-fans Jimin BTS bikin kampanye untuk ulang tahun Jimin. Terkumpul 8.000 pohon dalam sembilan hari. Donasi bisa isi nama dan message, ada yang menulis 'istrinya Jimin' atau 'pacarnya Jimin'" ungkap Ben.
Menurutnya, untuk menarik orang untuk donasi menanam pohon harus relate dengan zaman dan customer. Sedangkan contoh lain adalah kerja sama dengan brand, seperti kampanye pembelian satu produk turut ambil bagian dalam penanaman pohon.
"Website kita bisa diakses semua orang. Bisa dilihat jumlah pohon yang terkumpul dan ditanam kapan, dokumentasi saat penanaman, LPJ, mitra yang terlibat siapa saja," tambahnya.
Pada fitur monitoring bernama Pantau, mereka yang berdonasi bisa melihat jumlah pohon yang hidup dan mati, diameter dan tinggi pohon, hingga serapan karbonnya. Pihak LindungiHutan memperbarui data setiap tiga bulan sekali.
Penanaman pohon juga tersebar di beberapa wilayah di Tanah Air. Ben menyebut pada tahun-tahun awal berdirinya LindungiHutan, penanaman pohon dilakukan di sekitar Semarang, Kendal, dan Demak.
"Sekarang sudah punya 40-an mitra itu di Jakarta, Bekasi, Bandung, Jawa Timur, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Kita fokus ke orang-orang yang berkomitmen merawat pohon-pohon tersebut," jelasnya.
Kunci utama dalam gerakan penanaman pohon oleh LindungiHutan adalah pohon yang diambil manfaatnya tanpa menebang. Contohnya menanam mangrove di pesisir dan menanam pohon cemara dan buah-buahan di gunung.
Advertisement
Komunitas Nol Sampah Surabaya
Aksi seru mengapresiasi pohon lainnya juga datang dari Komunitas Nol Sampah Surabaya. Komunitas yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur ini secara rutin membagikan bibit pohon hingga membantu penanaman pohon.
Salah satunya pada pekan lalu komunitas ini bagi-bagi bibit pohon dalam rangkaian Hari Pohon Sedunia. Kegiatan tersebut dilakukan di Jalan Kembang Jepun, Surabaya bertepatan dengan Car Free Day.
"Ada 500 bibit pohon yang dibagikan, dari bibit pohon sirsak, jambu, sukun, tabebuya, cemara udang dibagikan ke warga yang melintas di car free day atau sekitar lokasi car free day," kata Co-Founder Nol Sampah Surabaya kepada Liputan6.com, Rabu, 24 November 2021.
Misi dari aksi ini dikatakan Hani agar warga menanam pohon di rumah agar lingkungan lebih hijau. Sebagai contoh, Hani menyebut pohon sirsak dapat dimanfaatkan dan keberlanjutan.
"Di satu sisi, tanaman ini menyerap polutan dan menghasilkan oksigen. Ini gerakan pertama di masa pandemi, sebelumnya sempat terhenti," tambahnya.
Komunitas ini juga bekerja sama dengan Kitabisa.com untuk menyalurkan tanaman kepada warga. Sinergi kedua pihak ini dalam penanaman mangrove di pesisir Wonorejo, di pantai timur Surabaya.
"Donasi mangrove untuk menyelamatkan flora fauna di pesisir karena kita hidup berdampingan dengan makhluk hidup lain," jelas Hani.
Komitmen ramah lingkungan Komunitas Nol Sampah Surabaya tak lain untuk menghijaukan Kota Pahlawan. Hani menyebut kota ini adalah kota metropolitan yang tidak terhindar dari polusi di sekitarnya.
"Setidaknya dalam satu rumah dengan satu kendaraan punya empat pohon untuk suplai oksigen. Kita mulai mengubah pikiran masuarakat untuk menghasilkan oksigen untuk diri kita, anak dan cucu dengan cara menanam di lingkungan sendiri," tambahnya.
Selain agar lingkungan hijau, pembagian bibit pohon tentu bukan tanpa alasan. "Di Surabaya banyak rumah yang tidak punya halaman, makanya kami pilih bibit sirsak juga jambu yang tidak terlalu besar yang bisa tanam di pot, jadi tidak ada alasan untuk tidak menanam, akar mereka juga tidak merusak," katanya.
Hani menjelaskan, awal terbentuk pada 2009 lalu, komunitas ini fokus dalam memerangi plastik. Namun ketika terjun ke lapangan, tak dapat dipungkiri lingkungan butuh beberapa aspek lain.
"Kita benahi, tidak bisa fokus pada plastik saja, salah satunya dengan menanam dan membagikan pohon," tutup Hani.