Liputan6.com, Jakarta - Bintang Sex and The City, Chris Noth diduga terlibat kasus kekerasan seksual terhadap dua perempuan. Akibatnya, iklan yang yang baru saja diluncurkan terpaksa diturunkan dari layar.
Dikutip dari laman Page Six, Jumat (17/12/2021), Noth dituduh melecehkan seorang perempuan pada 2004. Sementara, seorang perempuan lain jadi korban pada 2015.
Advertisement
Baca Juga
Dia disebut menggoda mereka untuk datang ke wilayah pribadi dan memaksa korban untuk berhubungan. Salah seorang korban mengaku diperlakukan sangat kasar sehingga ia berdarah dan mencari pertolongan medis.
Sementara itu, perempuan lain mengaku benar-benar diperkosa, tetapi ia tidak melaporkannya setelah Noth menelepon dan meninggalkan pesan untuk meminimalkan apa yang terjadi. Noth pun menolak tuduhan tersebut.
"Terkait tuduhan yang dialamatkan kepadaku oleh individu yang aku kenal bertahun-tahun, bahkan dekade lalu bisa dikategorikan palsu. Cerita-cerita ini bisa dari 30 tahun lalu atau 30 hari lalu, tidak ya artinya tidak, sebuah batas yang tak pernah kulanggar. Pertemuan itu terjadi secara konsensual," kata Noth.
Ia menyebut sulit untuk tidak mempertanyakan waktu tuduhan (kekerasan seksual) itu muncul ke publik. Ia juga mengaku tidak mengerti alasan cerita tersebut muncul saat ini.
"Tapi aku yang aku tahu adalah aku tidak menyerang perempuan-perempuan itu," ucapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pencopotan Iklan
Tak lama setelah kasus itu mencuat, iklan Peloton yang menampilkan Chris Noth sebagai bintang langsung dicopot dari akun media sosial produk alat olahraga itu. Menurut laman The Hollywood Reporter, iklan itu sempat viral pada minggu ini seiring peluncuran premier serial Sex and The City.
Dalam cerita, karakter Mr. Big yang diperankan Noth meninggal karena serangan jantung setelah menggowes Peloton 1.000 kali. Dalam iklan tersebut, Noth beradu akting dengan Jess King.
Saat duduk berhadapan di sofa, dekat perapian, Noth mengatakan kepada King, "Untuk awal yang baru," dan dibalas oleh King dengan kalimat, "Kamu terlihat bugar."
"Oh, aku merasa bugar," ucap Noth lagi.
"Haruskah kita naik lagi? Hidup sangat pendek untuk tak melakukannya."
Advertisement
Darurat Kekerasan Seksual
Dari dalam negeri, kasus kekerasan seksual yang marak terjadi menjadi alarm peringatan akan rentannya perlindungan terhadap korban. Sejumlah elemen masyarakat pun mendesak agar Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) segera disahkan.
Namun, harapan tersebut harus sekali lagi ditunda. RUU inisiatif DPR rupanya tidak masuk dalam agenda rapat paripurna terakhir, dan baru akan diputuskan pada Masa Sidang III Tahun 2021-2022 yang dimulai 11 Januari 2022.
"Ini (persetujuan RUU TPKS sebagai usul inisiatif DPR) hanya masalah waktu karena belum ada waktu yang pas atau cukup untuk dilakukan secara mekanisme yang ada," kata Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 16 Desember 2021, dilansir Antara.
Puan menyatakan DPR mendukung agar RUU TPKS segera disahkan untuk menjadi suatu UU yang bisa menjaga dan menyelamatkan korban kekerasan seksual. Dia menegaskan bahwa Pimpinan DPR mendukung agar RUU TPKS segera diambil keputusan di Tingkat II yaitu melalui Rapat Paripurna untuk disetujui agar disahkan menjadi UU.
Deretan Bentuk Kekerasan Seksual
Advertisement