Kim Jong-un Kirim Tukang Kebun ke Kamp Kerja Paksa Gara-Gara Bunga Gagal Mekar

Tukang kebun Korea Utara oleh Kim Jong-un telah dijatuhi hukuman enam bulan di kamp kerja paksa.

oleh Putu Elmira diperbarui 15 Feb 2022, 18:44 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 10:01 WIB
Kim Jong-un
Gambar tak bertanggal yang dirilis pada 9 Oktober 2019, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengunjungi ladang pertanian No. 1116 dari KPA Unit 810 di lokasi yang dirahasiakan. Ini merupakan penampilan perdana Kim Jong-un sejak perundingan nuklir dengan AS tidak mencapai titik temu. (KCNA VIA KNS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali jadi sorotan. Ia mengirim tukang kebun di negara tersebut ke kamp kerja paksa karena gagal memastikan ribuan bunga begonia 'kimjongilia' merah (bunga yang dinamai Kim Jong-il) mekar di peringatan ulang tahun mendiang ayahnya, mantan Presiden Korea Utara.

Dilansir dari Daily Mail, Selasa (15/2/2022), jalan-jalan di Korea Utara secara tradisional dipagari dengan bunga-bunga menjelang ulang tahun mendiang Kim Jong-il pada 16 Februari. Ini adalah momen yang dikenal sebagai 'Day of the Shining Star (Hari Bintang Cemerlang)'.

Tahun ini, para tukang kebun juga telah berjuang untuk mengumpulkan pasokan kayu bakar yang stabil untuk mendapatkan suhu dan kelembapan yang tepat di rumah kaca tempat bunga Kimjongilia ditanam, lapor Daily NK News. Namun, bunga itu gagal mekar. Para tukang kebun inilalu dituduh mengabaikan tanaman.

Beberapa tukang kebun dijatuhi hukuman enam bulan di kamp kerja paksa karena gagal menyiapkan bunga tepat waktu untuk ulang tahun Kim Jong-il. Ayah Kim Jong-un tersebut meninggal dunia di usia 69 tahun pada 2011.

Manajer sebuah pertanian yang menanam Kimjongilia di Kabupaten Samsu, di provinsi Ryanggang utara, ditangkap dan dijatuhi hukuman enam bulan di kamp kerja paksa. Hal tersebut dikarenakan dirinya tidak cukup merawat tanamannya, kata seorang sumber kepada outlet berita yang berbasis di Seoul.

Pria yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya Han itu, tidak mampu mendapatkan pasokan kayu bakar untuk memastikan rumah kaca cukup panas di bulan-bulan musim dingin. Kurangnya kayu bakar mengakibatkan tanaman gagal tumbuh.

Han telah diberitahu bulan lalu bahwa komite partai regional telah memerintahkan pameran bunga Kimjongilia. Pameran bunga ini awalnya dibuat oleh ahli botani Jepang Kamo Mototeru untuk menandai ulang tahun Kim Jong-il pada 1988.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Kepergian Kim Jong-il

Ulang Tahun Ayah Kim Jong-un
Tentara dari Rusia, Iran dan China dan Korea Utara berpose di depan pajangan selama pameran bunga 'Kimjongilia' di Pyongyang, Kamis (14/2). Korea Utara menggelar festival bunga merayakan ulang tahun mendiang ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il.. (Ed JONES/AFP)

Ketika ia mencoba menjelaskan kepada para pejabat bahwa akan sulit memastikan bunga-bunga mekar tepat waktu untuk acara tersebut, ahli botani ini diberhentikan dari posisinya di pertanian. Ia lantas dijatuhi hukuman enam bulan di kamp kerja paksa.

"Aktivitas ekonomi sangat menurun karena penguatan langkah-langkah pengendalian penyakit darurat negara itu, yang menyebabkan banyak rumah kaca Kimilsungia-Kimjongilia menjadi terabaikan," kata sumber. "Tapi sekarang mereka tiba-tiba mengatakan bahwa bunga Kimjongilia harus ditanam tepat pada waktunya untuk acara tersebut, jadi bagaimana Han seharusnya menanamnya?"

Seorang karyawan di pertanian yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya Choi, juga dijatuhi hukuman tiga bulan di kamp kerja paksa karena dia tidak 'menyetel suhu dengan benar' dari boiler rumah kaca. "Pegawai lain telah dihukum. Seorang penanam bunga bermarga Kim (berusia 40-an) dipanggil setiap hari ke komite partai daerah untuk melaporkan keadaan bunga dan menulis laporan kritik-diri," sumber itu menambahkan.

Ulang tahun Kim Jong-il adalah salah satu hari libur paling penting di Korea Utara dan negara itu belum mengungkapkan acara apa yang akan diadakan untuk peringatan itu. Namun pada hari ulang tahun terakhir dan peringatan penting negara lainnya, Korea Utara sering mengarak tentara dan sistem senjata baru melalui alun-alun utama Pyongyang untuk meningkatkan persatuan dan mengintimidasi para pesaingnya.

Larangan untuk Warga

Warga Korea Utara membungkuk di hadapan patung Kim Il-sung dan Kim Jong-il di Pyongyang, dalam perayaan HUT mendiang ayah Kim Jong-un itu pada 16 Februari 2019 (AFP PHOTO)
Warga Korea Utara membungkuk di hadapan patung Kim Il-sung dan Kim Jong-il di Pyongyang, dalam perayaan HUT mendiang ayah Kim Jong-un itu pada 16 Februari 2019 (AFP PHOTO)

Kim Jong-il memerintah Korea Utara dari 1994 hingga kematiannya pada 2011. Ia kemudian digantikan oleh putra bungsunya, Kim Jong-un.

Pada Desember 2021 (10 tahun setelah kematiannya), warga Korea Utara dipaksa untuk menjalani masa berkabung selama 11 hari. Warga negara ini tidak diizinkan untuk tertawa atau minum alkohol.

Otoritas pemerintah memerintahkan masyarakat untuk tidak menunjukkan tanda-tanda kebahagiaan saat Korea Utara memperingati kematiannya. "Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa atau terlibat dalam kegiatan rekreasi," kata seorang warga Korea Utara dari kota perbatasan timur laut Sinuiju kepada Radio Free Asia (RFA) pada saat itu.

Sumber itu menambahkan bahwa warga Korea Utara tidak diperbolehkan berbelanja bahan makanan pada 17 Desember (peringatan kematian Kim Jong-il). Kim Jong-il meninggal karena serangan jantung pada 17 Desember 2011 pada usia 69 tahun setelah memerintah negara itu selama 17 tahun dalam kediktatoran yang brutal dan represif.

Tiga generasi keluarga Kim telah memerintah Korea Utara sejak Kim Il Sung mendirikan negara itu pada 1948. Ketika Kim Il Sung meninggal pada 1994, putra sulungnya, Kim Jong-il, mewarisi kekuasaan. Kim Jong-un adalah putra ketiga dan bungsu Kim Jong-il dan mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada 2011.

Infografis Nuklir Korut

Infografis Nuklir Korut
Ambisi Korea Utara Punya Senjata Nuklir
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya