Kim Jong Un Sebut 2025 Jadi Tahun Penting untuk Program Nuklir Korea Utara

Pesan ini disampaikan oleh Kim Jong Un setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia akan melakukan pendekatan diplomatik baru kepada pemimpin Korut tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Jan 2025, 13:39 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2025, 13:03 WIB
Jabat Tangan Perdana Trump dan Kim Jong-un
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dalam pertemuan bersejarah di resor Capella, Pulau Sentosa, Selasa (12/6). Kim dan Trump hadir di depan jurnalis dengan latar belakang bendera Korut dan AS. (AP/Evan Vucci)... Selengkapnya

Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersumpah bahwa program nuklir Pyongyang akan terus berlanjut dengan "tanpa batas waktu".

Ia juga menyebut bahwa 2025 merupakan tahun penting bagi program nuklir Korut, demikian dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (29/1/2025).

Pesan ini disampaikan oleh Kim Jong Un setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia akan melakukan pendekatan diplomatik baru kepada pemimpin Korut tersebut.

Kim baru-baru ini mengunjungi fasilitas produksi bahan nuklir, menurut Kantor Berita Pusat Korea resmi Pyongyang, di mana Kim memperingatkan adanya konfrontasi yang "tak terelakkan" dengan negara-negara yang bermusuhan.

"Ini adalah pendirian politik dan militer kami yang teguh, serta kewajiban untuk mengembangkan postur penanggulangan nuklir negara tanpa batas waktu," kata Kim, menurut KCNA.

Laporan tersebut dan kunjungan Kim ke pabrik nuklir, menyusul uji coba rudal jelajah strategis laut-ke-permukaan Pyongyang pada Sabtu kemarin, uji coba senjata pertamanya sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada tanggal 20 Januari.

Sebagai tanggapan, seorang pejabat di Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan Trump akan mengejar "denuklirisasi penuh Korea Utara, seperti yang dilakukannya pada masa jabatan pertamanya," menurut laporan dari Kantor Berita Yonhap Korea Selatan.

Trump yang mengadakan serangkaian pertemuan langka dengan Kim selama masa jabatan pertamanya, mengatakan dalam sebuah wawancara minggu lalu bahwa ia akan menghubungi pemimpin Korea Utara itu lagi, dengan menyebut Kim sebagai "orang pintar."

Meskipun mengalami sanksi ekonomi yang melumpuhkan, Korea Utara mendeklarasikan dirinya sebagai negara nuklir pada tahun 2022.

 

Korea Utara: Upaya Membela Diri

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Kim Jong Un mengunjungi pemakaman tentara Korea Utara dan China yang bertempur dalam Perang Korea menjelang peringatan 70 tahun gencatan senjata peperangan tersebut pada hari Kamis besok. (STR/KCNA VIA KNS/AFP)... Selengkapnya

Pyongyang mengatakan, senjata itu diperlukan untuk membela diri dan untuk melawan permusuhan dari Washington.

Yang Moo-jin, presiden Universitas Studi Korea Utara di Seoul, mengatakan bahwa pemerintahan Trump tampaknya akan "mengadopsi pendekatan dua jalur."

"Trump memperluas pendekatan dialog dengan Kim untuk mendorong diskusi dari perspektif politik," kata Yang kepada AFP.

"Di sisi lain, pejabat tingkat pekerja Washington kini memperjelas bahwa mereka fokus pada negosiasi dengan tujuan akhir mencapai denuklirisasi penuh," katanya.

Namun Yang menambahkan bahwa Korea Utara mungkin masih ingin berbicara dengan Washington karena mereka memang membutuhkan keringanan sanksi untuk mempertahankan rezimnya.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump bertemu dengan Kim tiga kali, dimulai dengan pertemuan puncak penting di Singapura pada Juni 2018.

Namun, pertemuan puncak kedua mereka di Hanoi gagal pada 2019.

Infografis Kim Jong Nam
Kim Jong Nam, kakak tiri penguasa Korea Utara, Kim Jong Un, tewas dibunuh (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya