Kontroversi Rambut Siswa di Jepang Harus Hitam Segera Berakhir

Aturan siswa di Jepang harus berambut hitam segera berakhir setelah sempat menimbulkan kontroversi.

oleh Komarudin diperbarui 13 Mar 2022, 05:27 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2022, 03:03 WIB
Siswa di Jepang
Aturan siswa di Jepang harus mewarnai rambutnya agar menjadi hitam (dok.Unsplash/Jacob Plumb)

Liputan6.com, Jakarta - Urusan warna rambut siswa Jepang rupanya jadi persoalan tersendiri. Kontroversi muncul karena kebijakan sekolah mengharuskan para siswa untuk mewarnai rambutnya agar menjadi hitam.

Baru-baru ini, para anggota Dewan Pendidikan Metropolitan Tokyo berkumpul untuk membicarakan hal tersebut. Belakangan ini ada peningkatan diskusi di Jepang tentang apakah sudah waktunya untuk menyingkirkan aturan sekolah tertentu, salah satunya soal warna rambut, yang masih diberlakukan di beberapa institusi, dilansir dari laman SoraNews24, Sabtu, 12 Maret 2022.

Alasan pihak sekolah yang mengharuskan siswa untuk mewarnai rambut mereka menjadi hitam untuk menciptakan penampilan yang seragam bagi siswa. Selama tahun ajaran 2021, tujuh sekolah menengah umum di Tokyo masih mewajibkan siswa dengan rambut non-hitam alami untuk mewarnainya menjadi hitam.

Musim semi adalah awal tahun ajaran di Jepang. Artinya, tahun ajaran 2022 yang akan segera dimulai, aturan tersebut telah sepenuhnya dihapuskan, dan tidak lagi berlaku di sekolah menengah kota mana pun.

Reformasi terkait warna lainnya, sebanyak 13 sekolah menengah yang memiliki aturan yang menentukan warna pakaian dalam yang harus dikenakan siswa. Namun, sekarang semuanya akan menyerahkan pilihan itu kepada siswa.

Logika di balik aturan seperti itu adalah bahwa warna yang diperlukan akan mencegah pakaian dalam siswa terlihat melalui seragam mereka. Namun, logika yang lebih masuk akal bahwa selama pakaian dalam tidak terlihat, bukan urusan siapa pun warna apa yang akan dikenakan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perubahan

Siswa di Jepang
Aturan siswa di Jepang harus mewarnai rambutnya agar menjadi hitam (dok.Unsplash)

Kembali ke peraturan rambut, 24 sekolah yang sebelumnya melarang gaya undercut “dua blok”, di mana anak laki-laki mencukur pendek rambut di samping dan menumbuhkannya di atas, telah dihapus aturan tersebut. Meskipun dua blok telah dikaitkan dengan kenakalan remaja, itu juga menjadi tampilan mode arus utama yang cukup populer yang, seperti yang dapat kita buktikan, tidak langsung membawa seseorang ke kehidupan kejahatan.

Secara numerik, perubahan terbesar adalah perubahan semantik, tetapi tetap seorang siswa akan senang melihat perubahan itu. Dalam tinjauan peraturan sekolah oleh dewan, 95 sekolah menengah ditemukan memiliki frasa yang tidak jelas seperti “dengan cara yang pantas untuk siswa sekolah menengah” dalam kebijakan dan arahan perilaku mereka.

 

 


Reformasi Aturan

Siswa di Jepang
Aturan siswa di Jepang harus mewarnai rambutnya agar menjadi hitam (dok.Unsplash)

Reformasi aturan datang setelah satu tahun peninjauan aturan sekolah yang dilakukan oleh dewan yang mencakup wawancara dan diskusi dengan kelompok siswa, pendidik, dan orang tua. “Ini adalah perkembangan yang luar biasa, dan sangat disesalkan karena butuh waktu lama untuk terjadi,” kata anggota dewan pendidikan Kaori Yamaguchi.

Sentimen itu digaungkan oleh sesama anggota Yuto Kitamura, yang menambahkan “Penting untuk menghormati lingkungan di mana siswa dapat berpikir secara mandiri dan membuat keputusan sendiri. Saya merasa ini adalah langkah besar ke arah itu.”

 


Tak Memaksa

Bom Atom Hiroshima
Para siswa berdoa untuk para korban bom atom menjelang peringatan di Hiroshima Peace Memorial Park, pusat kota Hiroshima, Selasa (5/8/2019). Pemerintah Jepang menggelar peringatan jatuhnya bom atom di Kota Hiroshoma 74 tahun lalu yang menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. (JIJI PRESS / AFP)

Perlu digarisbawahi bahwa sekolah tidak lagi memaksa siswa dengan rambut alami non-hitam untuk mewarnainya menjadi hitam. Tidak berarti, siswa yang memiliki rambut hitam alami sekarang diperbolehkan untuk mewarnainya dengan warna lain.

Karena itu, 20 sekolah menengah atas pada 2022 masih akan menerapkan sistem di mana siswa dengan rambut non-hitam alami menyerahkan jigi shomeisho, atau “sertifikat rambut alami” ketika tidak mewarnai rambut mereka menjadi hitam. Bahkan jumlah ini turun dari 55 pada tahun 2021, dan remaja Tokyo secara keseluruhan akan menikmati kebebasan yang lebih besar karena sekolah mereka memperlakukan mereka sedikit lebih seperti orang dewasa.


Infografis Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi

Infografis Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi
Infografis Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya