6 Fakta Menarik Banjarbaru yang Jadi Ibu Kota Kalimantan Selatan Mulai 2022

Kota Banjarbaru di Kalimangtan Selatan berdiri sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Banjar dan sempat jadi kota administratif tertua di Indonesia.

oleh Henry diperbarui 24 Jun 2022, 08:04 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2022, 08:04 WIB
[Bintang] Kalimantan
Gunung Kupang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (ran691/Instagram)

Liputan6.com, Jakarta - Banjarbaru adalah salah satu kota yang juga sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Statusnya sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Selatan telah ditetapkan pada 2022, menggantikan Kota Banjarmasin, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2022.

Berjarak sekitar 33 km dari Kota Banjarmasin, kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Banjar. Sebelumnya, sebagian besar wilayahnya merupakan Kawedanan di dalam Kabupaten Banjar, yang kemudian dimekarkan sebagai sebuah kota yang berdiri sendiri sejak 1999. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2021 di kota Banjarbaru merupakan yang tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan, yakni 79,26.

Kota Banjarbaru berdiri pada 20 April 1999 dan memiliki luas wilayah 371,38 km persegi. Banjarbaru terbagi atas lima kecamatan dan 20 kelurahan, dengan jumlah penduduk 258.753 jiwa pada 2021.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Banjarbaru. Berikut enam fakta menarik seputar wilayah tersebut yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Nama Banjarbaru

Melansir laman banjarbarukota.go.id, wilayah Banjarbaru mulanya adalah perbukitan di pinggiran Kota Martapura yang dikenal dengan nama Gunung Apam. Daerah Gunung Apam jadi tempat peristirahatan buruh-buruh penambang intan selepas menambang di Cempaka. Perkembangannya membuat daerah ini disiapkan sebagai ibu kota provinsi.

Pada tahun 1950-an, Gubernur Dr. Murjani dibantu sejumlah ahli merancang Banjarbaru sebagai ibu kota bagi Provinsi Kalimantan Selatan. Namun pada perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru jadi Kota Administratif.

Nama Banjarbaru diberikan Gubernur Murjani untuk membedakannya dengan Kota Banjarmasin, yaitu kota baru di Banjar. Namun, nama ini tetap melekat dan tidak diganti sampai saat ini.

Kota Banjarbaru berdiri sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Banjar dan sempat jadi kota administratif tertua di Indonesia. Setelah lama jadi kota administratif, Banjarbaru akhirnya resmi jadi kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Suku di Banjarbaru

[Bintang] Kalimantan
Bukit Tirai Hujan, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (adibdj/Instagram)

Dibanding wilayah Kalimantan Selatan pada umumnya, penduduk Kota Banjarbaru lebih heterogen, walau tetap didominasi Suku Banjar (56,17 persen) yang berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan. Penduduk asli yang mendiami Banjarbaru adalah orang Banjar Kuala yang tinggal di wilayah Cempaka, yang terkenal sebagai tempat pendulangan intan tradisional.

Di Banjarbaru juga banyak orang Banjar dari daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan, baik dari sesama kawasan Banjar Kuala, seperti Kota Banjarmasin dan Martapura maupun orang Banjar Hulu dari Banua Anam yang umumnya tinggal di pusat perkotaan. Wilayah dengan jumlah suku Banjar terbanyak di Banjarbaru, yaitu di kecamatan Cempaka, Liang Anggang Banjarbaru Utara, dan Banjarbaru Selatan.

Suku Jawa (32,78 persen) merupakan suku terbesar kedua di Banjarbaru. Di wilayah Landasan Ulin, suku Jawa jadi suku terbesar melebihi jumlah suku Banjar. Suku-suku lainnya yang terdapat di Banjarbaru, termasuk suku Sunda, Madura, Batak, Dayak, dan Bugis.

3. Wisata Petik Melon

20151105-Buah Melon-YR
Buah Melon (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Salah satu komoditas unggulan dari Banjarbaru adalah produksi buah melon. Hal ini membuat wisata petik melon jadi menarik bagi warga Banjarbaru dan sekitarnya.

Salah satu lokasi wisata petik melon berada di Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru. Wisatawan dapat memilih melon menggunakan peralatan yang disediakan dengan tarif sesuai berat melon yang dipetik.

Wisata petik melon disediakan bagi warga Banjarbaru dan sekitarnya. Tentunya tidak gratis, melon yang dipetik ditimbang dan dihargai per kilonya sekitar Rp8.000. Harga ini sudah termasuk parkir dan kantongan, serta alat yang disediakan untuk memetik melon. Pengunjung disediakan gunting dan alat pengangkut arco sebagai tempat melon. Sesudah ditimbang, disediakan kantong untuk pembeli.

4. Pendulang Intan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah regional Banjarbakula yang berada di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Dok Kementerian PUPR)
Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Dok Kementerian PUPR)

Intan yang banyak dijual di Kota Intan-Martapura berasal dari tanah intan yang sebenarnya, yaitu Desa Pumpung di Banjarbaru. Hampir seluruh penduduk daerah tersebut bermata pencaharian sebagai pendulang intan. Ternyata, penduduk asli telah bekerja sebagai pendulang intan secara turun-temurun sejak zaman Hindia-Belanda.

Uniknya, Desa Pumpung di Kecamatan Cempaka ini jadi satu-satunya tempat pendulangan intan di dunia yang masih menggunakan cara tradisional.  erbeda dengan wilayah lain di Banjarbaru yang penduduknya banyak berasal dari luar Kalimantan Selatan bahkan luar Pulau Kalimantan, di Desa Pumpung ini penduduknya masih asli dan telah bekerja jadi pendulang intan secara turun-temurun.

Bila ingin melihat kekayaan alam Indonesia secara langsung, tempat pendulangan intan tradisional Cempaka bisa menjadi pilihan. Dan jika beruntung, Anda bisa melihat secara langsung intan murni yang muncul dari perut Bumi.

Kawasan pendulangan intan di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan dijadikan pintu gerbang menuju Geopark Meratus sebagai salah satu upaya menyelamatkan lingkungan di Kalimantan Selatan.

5. Geopark Meratus

Geopark Meratus di Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Geopark Meratus di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.  foto: Instagram @meratusgeopark

Geopark Meratus di Banjarbaru merupakan salah satu laboratorium alam tertua di Indonesia dengan sejarah geologi yang kompleks. Kita bisa mempelajari sejarah Bumi dari Pegunungan Meratus, karena di sana ada bukti-bukti terjadinya proses geologi, yaitu tumbukan antara lempeng benua dan samudra 200 juta tahun lalu.

Pegunungan Meratus yang berumur sekitar 200 juta tahun adalah kawasan menarik bagi ahli kebumian untuk melakukan riset maupun wisata umum, sehingga potensinya beragam.

Pegunungan Meratus telah ditetapkan sebagai kawasan geopark nasional sejak 2018. Saat ini, pihak Badan Pengelola Geopark Meratus tengah dalam proses mengajukan kawasan ini menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).

6. Kuliner Khas Banjarbaru

Abon Nangka
Ilustrasi abon.foto: Instagram @dapur_tehnengsry04

Banjarbaru punya sejumlah kuliner khas yang menarik untuk disantap. Salah satunya ikan seluang, salah satu ikan yang mudah dijumpai dan ukurannya sangat kecil. Di tangan warga Kalimantan Selatan, terutama Banjarbaru, ikan ini bisa disulap jadi makanan yang nikmat. Umumnya, ikan seluang akan digoreng hingga kering dan membuat teksturnya menjadi lebih renyah.

Selain itu, ada dodol kandangan yang juga merupakan nama salah satu kota di Kalimantan. Dodol kandangan ini juga begitu mudah untuk Anda temukan di Banjarbaru, dan salah satu jajanan tradisional yang nikmat dan banyak diminati.

Ada juga kue rangai yang begitu terkenal. Kue khas satu ini dibuat dari tepung ketan dan ditambahkan beberapa bahan istimewa lainnya. Rasanya yang manis didapatkan dari gula merah yang hadir sebagai topping di atasnya. Cara mengolahnya dengan cara dipanggang sehingga menjadi kue kering.

Kuliner khas lainnya di Banjarbaru adalah abon ikan, kuku macan, kue keminting, mi bancir, dan babongko.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya