Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 telah berdampak luar biasa, tidak terkecuali bagi keluarga dan anak-anak rentan di Indonesia. Menurut data Kementerian Sosial pada September 2021, 37.951 anak Indonesia jadi yatim piatu akibat COVID-19.
Merespons dampak pandemi terhadap pengasuhan anak-anak Indonesia, SOS Children's Villages, organisasi yang fokus pada pengasuhan alternatif berbasis keluarga dan penguatan keluarga rentan, telah menggagas kampanye #BersamaUntukAnak. Ini secara khusus dilakukan demi mendukung anak-anak yatim piatu di Semarang, salah satu kota yang dianggap terparah menahan dampak pandemi.
Advertisement
Baca Juga
Merujuk data Dinas Perlindungan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), terdapat 407 anak di Semarang yang telah kehilangan orangtua, dengan 53 anak di antaranya dipastikan yatim piatu. Inisiator kolaborasi SOS Children’s Villages dengan Bantoo.id, Agung Budiono, mengatakan dalam webinar bertajuk "Mendukung Keluarga dan Anak Indonesia Bangkit Bersama dari Dampak Pandemi," pekan lalu, bahwa anak-anak rentan membutuhkan dukungan psikologi, selain materi.
Child Safeguarding Coordinator SOS Children's Villages, Amira Pratiwi, menyambung, sudah seharusnya anak-anak bangkit dari pandemi COVID-19 dengan menunjukkan potensi. "Dukungan psikologis ini sifatnya tidak hanya pertolongan pertama, namun juga punya alur anak bisa ke mana setelah ini," katanya.
Karena itu, Amira mengatakan, kampanye ini harus berkelanjutan karena masih dibutuhkan anak-anak di masa pemulihan dampak pandemi seperti sekarang. "Tapi, pandemi ini sekaligus memperlihatkan bahwa keluarga SOS Children's Villages itu resilient," ia mengatakan.
Seperti keluarga lain, keluarga SOS Children’s Villages juga dilanda ketakutan dan kecemasan, terutama di masa-masa awal pandemi COVID-19. "Mereka ada di lingkungan yang dekat, bertetangga, jadi kecemasan itu lebih mudah dirasakan," tuturnya.
Program Intervensi
Melalui kampanye ini, SOS Children's Villages mengimplementasi program intervensi terhadap anak-anak yang kehilangan orangtua akibat COVID-19 di Semarang. Intervensi ini meliputi dukungan nutrisi yang diberikan dalam bentuk care package.
Juga, dukungan perlengkapan belajar, mulai dari alat belajar, seragam sekolah, hingga kuota internet untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Terdapat pula layanan psikolog yang memberi konseling, terapi, tes minat bakat, dan bimbingan karier.
Dilakukan pula kursus sertifikasi komputer untuk meningkatkan keterampilan remaja. Dukungan yang tidak kalah penting, pihaknya melakukan kunjungan rumah untuk memonitor secara rutin perkembangan anak-anak yang dibantu.
Program intervensi yang dilakukan menunjukan perkembangan anak-anak yang signifikan, klaim mereka. Kebutuhan pokok dan nutrisi yang terpenuhi membantu meringankan beban pengasuhan, sehingga anak-anak dapat tumbuh berkembang dengan sehat.
Semangat belajar anak-anak juga dilaporkan meningkat karena mendapat dukungan fasilitas belajar yang lebih memadai. Selain itu, mereka mampu mengelola emosi dan perasaan lebih baik, serta siap untuk membangun hubungan sosial dengan lingkungannya.
Advertisement
Donasi yang Terkumpul
Tidak berhenti di situ. Anak usia remaja pun mampu mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja dengan menambah kemampuan digital. Intervensi pendampingan langsung yang anak-anak dapatkan membuat mereka jadi lebih terbuka dan mampu bersosialisasi.
Village Director SOS Children's Villages di Semarang, Ardik Setiawan, mengatakan bahwa dengan terlaksananya program #BersamaUntukAnak, ia bisa melihat anak-anak perlahan bisa bangkit kembali dari trauma kehilangan orang terkasih. Harapannya, semoga ke depan semakin banyak orang baik yang tergerak untuk ikut andil dalam program ini.
Terkait itu, Agung menyambung bahwa dunia tidak hanya membutuhkan orang pintar, tapi juga orang yang memiliki empati tinggi untuk membantu sesama. "Dengan begitu, program ini tidak berhenti di Semarang, namun juga membantu anak-anak dan keluarga rentan di wilayah lain di Indonesia," katanya.
Hampir satu tahun berlalu sejak kampanye itu digagas, mereka telah meraih donasi sebesar Rp236.370.000. Dana tersebut telah disalurkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar, biaya pendidikan, dan kegiatan up-skilling anak-anak di Semarang yang kehilangan orangtua akibat COVID-19.
Pentingnya Pengasuhan Keluarga
Sejalan dengan komitmen SOS Children's Villages dalam membangun keluarga yang kuat dan penuh kasih sayang bagi anak-anak yang ditinggalkan, rentan, dan kehilangan pengasuhan orangtua, Mona Ratuliu mengenai pentingnya keluarga. Mona menyatakan bahwa sebaik-baiknya pengasuhan yang anak dapatkan adalah dari keluarganya sendiri.
"Aku sendiri punya pengalaman pribadi: merawat ponakan yang ditinggal ibunya karena COVID-19. Fasilitas SOS Children's Villages ini fasilitasnya bagus, walau ditinggal orangtua. Aku sendiri dapat cerita banyak sekali, dan jatuh cinta sama program ini," ia bercerita.
Menurut Mona, peran keluarga dalam pengasuhan anak itu "luar biasa penting." "Karena bagaimana pola asuh, kisah yang dibangun dari anak sampai dewasa, itu membentuk kepribadian dia. Anak-anak bisa tumbuh dengan bahagia, itu ada dalam proses kehidupan, dan sebagian besar itu orangtua sangat berkontribusi," tuturnya.
Ia pun mengajak lebih banyak pihak mendukung anak-anak untuk mendapat haknya, yaitu pengasuhan yang berkualitas, termasuk pendidikan dan kesehatan. Siapapun bisa jadi #PejuangAnak dengan menunjukkan dukungan melalui laman bantoo.id/campaigns/sos-agung-budiono.
Advertisement