Liputan6.com, Jakarta - Bulan Oktober selalu diperingati sebagai bulan kesadaran kanker payudara sedunia. Kanker payudara menempati posisi teratas sebagai penyebab utama kematian wanita akibat kanker di Indonesia. Berupaya mengedukasi seluruh wanita di Indonesia tentang deteksi dini kanker payudara, Sorella bersama komunitas Lovepink menggelar acara Love Yourself More pada 26 Oktober 2022 di The SAB House, Jakarta Selatan.
Sebagai brand yang memfokuskan diri pada wanita Indonesia, Sorella mengajak mereka untuk peduli terhadap dirinya dan mencintai dirinya dengan mendeteksi dini kanker payudara. Kanker payudara merupakan momok menakutkan bagi para perempuan dan menjadi silent killer yang cukup tinggi karena terlambat diketahui.
Wakil Ketua Lovepink, Tri Oetami menyebutkan bahwa pencegahan pertama yang dapat dilakukan adalah menurunkan faktor risiko, yang mana ini dapat dikendalikan, seperti menjaga berat badan ideal. "Kemudian, melakukan deteksi dini paling gampang adalah dengan Sadari atau Pemeriksaan Payudara Sendiri. Ini gerakan kegiatan pemeriksaan sendiri secara personal di rumah dan enggak ada biaya," terangnya.
Advertisement
Baca Juga
Pemeriksaan Payudara sendiri bisa dilakukan rutin setiap bulan. Pada hari ketujuh hingga ke-10 dengan dihitung dari hari pertama haid. "Untuk perempuan yang sudah menopause dan laki-laki, tentukan sendiri tanggal istimewa setiap bulannya untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri," lanjut dia.
Selanjutnya, bisa dilakukan Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadarnis), seperti melakukan pemeriksaan ke rumah sakit maupun menjalani USG payudara dan mamografi. "Bagi yang berusia di bawah 40 tahun dapat melakukan USG payudara 2 tahun sekali. Sedangkan usia di atas 40 tahun cukup melakukan mamografi setahun sekali," tuturnya.
Pada kesempatan ini, Tri Oetami juga menjelaskan bahwa kanker payudara berasal dari sel tubuh sendiri. Kemudian berkembang secara tidak wajar dan tidak terkontrol di payudara. "Jadi tumbuh berkembang enggak berhenti sampai ke organ tubuh lainnya. Bisa berkembang ke luar payudara, terdekat ke paru-paru. Ini bukan suatu yang tiba-tiba muncul, karena tumbuh secara perlahan, lama sekali, bahkan agresif untuk 1 cm butuh 3 tahun," jelasnya.
Tri Oetami pun kembali mengingatkan bahwa deteksi dini merupakan perlindungan terbaik dari kanker payudara. "Kampanye deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk melindungi perempuan yang merupakan tiang keluarga," ucapnya.
"Kanker payudara harus dihadapi dengan strategi pencegahan dan deteksi sedini mungkin. Sayangnya, upaya deteksi dini banyak menghadapi hambatan dengan masih banyaknya pengobatan alternatif yang mengakibatkan pasien datang ke rumah sakit sudah pada stadium lanjut," ujar Tri Oetami.
Tingkat Bertahan Hidup
Untuk diketahui, dengan deteksi dini tingkat survive dari kanker payudara dapat mencapai hingga 98 persen. Sedangkan, jika sudah dalam tahap lanjut, mala tingkat bertahan hidupnya hanya 27 persen.
Dalam acara yang sama, Astri Prameswari, yang merupakan Pink Squad, membagikan ceritanya berjuang melawan kanker payudara. Pada 2016, dia tanpa sengaja merasa ada benjolan ketika meraba payudaranya. Karena benjolan tersebut tidak menghilang selama seminggu, akhirnya di pergi ke dokter.
"Dokter onkologi yang memeriksa curiga ini kanker payudara. Masih belum yakin, saya ke dokter yang lain, dan hasilnya pun sama," kata Astri, yang kembali kena kanker payudara pada 2019.
Dia pun menyebut jika dirinya sangat terbantu dengan support system yang ada di sekitarnya, baik itu keluarga, hingga rekan di tempatnya bekerja. "Di tahun 2019, saya dapat support juga dari Lovepink, saya sangat terbantu, dapat banyak informasi," imbuhnya.
Sementara itu, dengan adanya kampanye deteksi dini dan berbagai kegiatan edukasi tentang kanker payudara, Sorella pun berharap kanker payudara dapat dicegah dan diatasi. "Kita berharap semua perempuan tidak ada yang kena kanker (payudara) lagi," kata perwakilan Sorella, Agnes Dewi.
Advertisement