Cerita Akhir Pekan: Berbagi Panggung dengan Desainer Daerah

Apakah porsi desainer daerah di pekan mode nasional sudah ideal?

oleh Asnida Riani diperbarui 22 Okt 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2022, 10:00 WIB
Siswi SMK NU Banat di MUFFEST 2022+
Desainer Ali Charisma memuji desain rancangan siswi SMK NU Banat yang memamerkan koleksi 'Luwur' di MUFFEST+ 2022. (dok. IFC)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tidak mengecualikan diri dalam penyelenggaraan sederet acara fesyen, termasuk pekan mode. Seiring aturan penanganan COVID-19 yang kian melonggar, acara-acara ini sudah kembali terselenggara secara langsung, kendati tidak meninggalkan adaptasi daringnya. Di antara gegap gempita penyelenggaraan, apakah euforianya telah menyertakan desainer daerah?

Desainer fesyen sekaligus Vice Executive Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC), Riri Rengganis, mengatakan bahwa secara umum, saat ini memang sedang ramai-ramainya penyelenggaraan acara fesyen di berbagai kota besar di Indonesia. "Tidak terkecuali, di daerah-daerah pun saya perhatikan sudah banyak sekali kegiatan serupa," katanya melalui pesan pada Liputan6.com, Kamis, 20 Oktober 2022.

Ia menyambung, "(Para desainer daerah) tidak mau ketinggalan dan memang dukungan pemerintah sedang tinggi-tingginya untuk membangkitkan UMKM di masing-masing daerah."

Terkait porsi desainer daerah di panggung pekan mode nasional, Riri mengatakan, jika itu merupakan fashion event berskala nasional yang diselenggarakan atau didukung pemerintah, mereka umumnya sudah mengakomodasi banyak desainer dan UMKM dari daerah.

"Buktinya, sponsorship yang bergulir ke UMKM daerah melalui pemerintah daerah, bank, dan lain-lain itu sudah terasa cukup banyak," tuturnya. "Nama-nama baru senantiasa bermunculan sebagai perwakilan daerahnya."

Namun, ia menyambung, untuk acara independen yang sifatnya "swasta" masih cukup jarang melibatkan desainer daerah karena faktor biaya. "Mengikuti fashion show di kota besar kan tidak murah, apalagi faktor kurasi juga biasanya ketat karena acaranya menuntut standarisasi yang tinggi," ia mengatakan.

Tidak Semata Melibatkan

68 Finalis Miss Grand Internasional Tampil Berhijab di Jakarta Muslim Fashion Week 2023
Salah satu finalis Miss Grand International 2022 yang tampil di Jakarta Modest Fashion Wear (JMFW) 2023. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

IFC sendiri, yang tercatat memiliki 13 chapter di berbagai kota Indonesia, telah mendorong dan memberdayakan setiap chapter untuk berlatih membuat acara fesyen sendiri di daerah masing-masing. Ini salah satunya terwujud dalam penyelenggaraan Malang Fashion Week.

"Namun, IFC juga memiliki beberapa kegiatan tahunan berskala nasional, baik yang sifatnya bekerja sama dengan pemerintah, seperti IN2MOTIONFEST dan JMFW, maupun yang diinisiasi sendiri, seperti MUFFEST dan Spotlight," Riri mengatakan.

Ia menyambung, "Di dalam semua kegiatan itu, IFC selalu berusaha melibatkan desainer-desainer terbaik dari setiap chapter (daerah)."

Kendati demikian, menurut Riri, memberdayakan desainer di daerah tidak semata melibatkan mereka dalam pergelaran fesyen. "Ada pula tanggung jawab peningkatan kualitas member, seperti pelatihan, seminar, focus group discussions, dan program-program edukasi lain," sambungnya.

Hal senada diungkap CMO Lazada Indonesia, Intan Ayu Kartika. Sebagai official e-commerce partner pada gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2023, pertunjukan landasan pacu mereka tahun ini melibatkan beberapa desainer daerah.

Memberdayakan Desainer Daerah

Jakarta Fashion Week (JFW) 2020
Fashion show Lazada dengan para desainer lokal di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2020, 23 Oktober 2019. (Liputan6.com/Asnida Riani)

"Secara umum, kami punya program inkubasi bagi merchant. Beberapa bulan ada pengembangan lagi, lalu ada review program," kata Intan usai jumpa pers di bilangan Jakarta Pusat, Jumat, 21 Oktober 2022. "Karena berkomitmen mengembangkan ekonomi digital di Asia Tenggara, kami juga mau terus bekerja sama dengan para pelaku UMKM, termasuk desainer lokal yang punya potensi besar."

Intan berkata, pihaknya juga ingin mengimplementasi bangga berbaju lokal dengan sebagaimana mestinya. Dalam hal ini, mereka terus membuka peluang kerja sama bagi desainer maupun brand dari berbagai daerah.

"Karena Lazada sendiri sebenarnya enggak cuma di Jakarta. Banyak sekali desainer dan brand lokal di luar Jakarta yang (koleksinya) juga bagus," ia mengatakan.

Menurut Intan, komitmen dan mau berkembang adalah dua kunci para desainer daerah bisa berdaya. "Kami kan platform. Kalau mereka sendiri enggak mau berkembang susah. Role kami adalah memberi pendampingan dan program. Ayo ikut! Tapi, semua itu balik ke mereka," tuturnya.

Intan menyambung, "Mereka harus merasa berdaya dulu untuk bisa mengambil kesempatan-kesempatan ini. Memilih mau ikut yang mana."

 

Meningkatkan Kemampuan Diri

Konferensi Pers MUFFEST 2021 di Yogyakarta
Konferensi Pers MUFFEST 2021 dari Hartono Mall, Yogyakarta, Rabu, 30 Maret 2021 (dok.dyandra promosindo)

Sementara menurut Riri, pada dasarnya, desainer daerah maupun di kota besar sama saja. "(Sama-sama) harus selalu berusaha meningkatkan kemampuan diri, baik dari segi kualitas desain, produksi, maupun branding," tuturnya.

"Zaman sekarang, pelaku fesyen di daerah justru diuntungkan dengan kemudahan teknologi media sosial yang memberi kesempatan adil bagi brand dari mana pun untuk menonjol," kata Riri. "Tapi, desainer daerah memang perlu kerja ekstra keras untuk membuka wawasan soal selera pasar masyarakat kota besar atau global."

Karena itu, Riri menyarankan mengambil setiap kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau webinar yang diadakan desainer senior. "Kemudian, secara khusus belajar lebih dalam tentang sustainable design atau menggali kembali kekuatan kultur maupun material lokal yang bisa diangkat dengan cara baru," katanya.

Menurut Riri, itu akan selalu jadi winning point agar dilirik penyelenggara fashion event berskala nasional. "Kebetulan, saat ini juga IFC sedang mempersiapkan acara nasional terbarunya, yaitu SPOTLIGHT, yang akan diadakan di Jakarta pada 1--4 Desember 2022," tuturnya.

 

Saling Merangkul

IFC
Preview koleksi Front Row yang siap diselenggarakan Indonesian Fashion Chamber (IFC) di Paris, Prancis, 3--4 September 2022. (dok. IFC)

Riri mengutarakan, "Konsep acara ini adalah 'Celebrating Diversity,' yaitu memberi panggung bagi desainer lokal yang selama ini terinspirasi kebhinekaan budaya kita. Jadi, ini kesempatan bagus untuk desainer-desainer dari daerah yang juga ingin mengangkat kekuatan konten lokal, baik dari wastra nusantara, tema budaya tertentu, atau hal-hal serupa."

"Yang mau bergabung, silakan kontak kami lewat Instagram @spotlight.ifc," imbuhnya.

Ia juga mengatakan, "Harus lebih banyak kesempatan untuk transfer ilmu dari desainer-desainer yang sudah berpengalaman pada para desainer daerah yang muda dan haus ilmu. Dengan adanya berbagai asosiasi dan komunitas, jejaring antar pelaku industri fesyen semakin bisa dimanfaatkan."

"Jangan lupa, tidak melulu desainer daerah yang membutuhkan ilmu dari desainer kota besar, tapi yang dari kota besar juga bisa belajar banyak tentang kekuatan konten lokal di daerah, dan itu bisa dikolaborasikan dalam event, misalnya," Riri menyebut.

"Di luar semua program-program yang sudah disebutkan, saya rasa, saling merangkul adalah cara terbaik agar industri fesyen Indonesia bisa maju bersama, baik yang di kota besar maupun di daerah," tutupnya.

Infografis The Big 4, Pekan Mode Bergengsi Dunia
Infografis The Big 4, Pekan Mode Bergengsi Dunia. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya