Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang tahun ini tercatat sederet gelaran fesyen yang terselenggara di Indonesia. Pesta mode terasa kian meriah dengan ragam koleksi penuh makna yang dipamerkan oleh talenta-talenta berbakat negeri.
Pada Oktober 2022 saja, ada beberapa perhelatan mode yang telah berlangsung, termasuk Indonesia International Modest Fashion Festival atau IN2MOTIONFEST 2022 pada 5--9 Oktober 2022 dan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 pada 20--22 Oktober 2022. Kemudian berlanjut dengan agenda tahunan Jakarta Fashion Week atau JFW 2023 yang digelar mulai 24--30 Oktober 2022.
Advertisement
Baca Juga
CEO GCM Group and Chairwoman Jakarta Fashion Week Svida Alisjahbana menyambut positif semarak pesta mode Tanah Air. Momentum ini ada dalam bagian memasuki post-pandemic.
"Dalam arti optimisme dan harapan, post-pandemic itu beralih kembali. Saya tidak bisa bilang itu beralih kembali sepenuhnya, segalanya kita mesti sangat hati-hati," kata Svida kepada Liputan6.com saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Svida begitu senang dan antusias dengan penyelenggaraan pekan mode tersebut. Ada gelaran yang mengusung modesty hingga contemporary wear. "Karena bagaimana pun juga modest wear itu bagian dari Indonesian society in general," tambahnya.
"Tentunya apa yang saya lihat adalah sangat positif. Pertama, jangan lupa kita pasar yang perlu ditongkrongi, kita enggak boleh meninggalkan pasar sendiri. Mending kita menguatkan pasar dalam negeri, jadi jago pasar baru kita mikir the next step yang ke luar negeri," terang Svida.
Modest Fesyen
Svida menerangkan, orientasi ke luar negeri harus dibarengi dengan berbagai persiapan yang matang. Bila fondasi belum kuat, bisa saja jadi "kecolongan".
"Turki adalah pemain modest wear yang paling atas di dunia, Pakistan dan Turki pasti tidak bisa dilepaskan," kata Svida.
Mengingat kedua negara ini memiliki populasi muslim yang tak terlalu besar, dapat melirik Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim yang besar. "Oleh sebab itu, saya senang sekali dengan sikap positif dari bapak Menteri Zulkifli menyambut bahwa modest wear kita harus kuat, harus jago pasar, dan kita membuka pasar ke luar negeri," ungkapnya.
Pesta mode menjadi sebuah wadah penyelenggaraan, yang disebut Svida, bertugas untuk menyampaikan kreativitas Indonesia. Untuk itu, penting untuk menjaga komunikasi yang meluas dan menguatkan produksi pasar Indonesia.
Svida juga merespons positif dengan keterlibatan para desainer Tanah Air dalam menyuguhkan karya, termasuk di pekan mode. "Mereka adalah aktornya, kita teaternya," tambahnya.
Advertisement
Kekuatan Desainer Modest Wear
"Memang masa pandemi is setback for some, tetapi justru leap for the others. Desainer modest wear justru banyak sekali yang lompat karena mereka mungkin lebih kuat fondasinya di digital marketing," tutur Svida.
Ia menjelaskan, ketika pasar hilang, desainer modest wear mampu bertahan bahkan melonjak dengan digital marketing. "Mereka tahu bagaimana menjangkau individu melalui digital, jadi community to community, peer to peer luas sekali," ungkapnya.
"Kita bisa lihat, reseller, jastip itu benar-benar proses peer to peer yang luar biasa, itu jagonya desainer modest wear. Mereka punya peran yang besar karena benar-benar membawa tren. Jadi mereka mengadaptasi dengan cepat antara tren masa normal, tren pandemi lebih loungewear, and now we are going back to normal again, dan bagaimana mereka mendefinisikan gaya normal," tutup Svida.
Senada dengan Svida, National Chairman Indonesian Fashion Chamber Ali Charisma juga melihat semarak pesta mode sebagai hal yang positif. Ia mengaku sangat bangga pada pelaku fesyen Indonesia.
Respons Positif
"Karena kalau melihat negara-negara lain mungkin yang seperti ini khususnya yang melabeli event-nya sebagai modest fashion itu enggak banyak dan di Indonesia banyak banget," kata Ali kepada Liputan6.com saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Ali menerangkan, sebagai bagian dari asosiasi dan secara pribadi, dirinya terlibat di hampir semua event tersebut. Meski digelar dengan berbeda konsep sampai pendukung, tetapi kegiatan ini saling menguatkan.
"Mereka menjalankan program dengan caranya masing-masing, tapi arahnya menurut saya sudah satu arah, memajukan industri fesyen modest. Dampak yang sangat positif yang saya lihat tidak ada di 10 tahun lalu," tambahnya.
Ali menjelaskan, "Apalagi kebijakan bukan dari kementerian saja, memang langsung perintah dari Presiden melalui Wapres dan akhirnya para menteri mempunyai program yang bicaranya mengenai muslim fashion atau modest fashion di Indonesia."
Terkait JMFW 2023, Ali menyebut keistimewaan gelaran mode ini terletak pada business matching. Hal ini dikatakannya sangat bisa diandalkan karena business matching adalah muara dari semua kegiatan ukuran dari kemajuan event dan fesyen.
Advertisement