Turis Asing Kembali Berulah di Venesia, Kali Ini Diduga Mencuri Gondola

Deretan perilaku tak menyenangkan dilakukan turis asing di Italia. Menyusul kasus seorang perempuan berpose telanjang di tangga katedral di Amalfi, kini dua turis telah ditangkap karena diduga mencuri gondola.

oleh Putu Elmira diperbarui 24 Okt 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2022, 16:00 WIB
Venesia kembali menggeliat
Seorang gondolier mendayung gondola di dekat gereja Santa Maria della Salute di Venesia pada 20 Mei 2021. Turis kembali berdatangan menikmati keindahan Venesia, yang sering dijuluki kota paling romantis di dunia, setelah Italia menghapus kewajiban karantina bagi pendatang. (Marco Bertorello/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Deretan perilaku tak menyenangkan dilakukan turis asing di Italia. Menyusul kasus seorang perempuan berpose telanjang di tangga katedral di Amalfi, kini dua turis telah ditangkap karena diduga mencuri gondola.

Dikutip dari CNN, Senin (24/10/2022), kedua turis asing yang dikatakan berkebangsaan Prancis tersebut dituduh mencuri gondola dari stasiun Accademia. Kejadian itu berlangsung di samping jembatan terkenal dengan nama yang sama, untuk berputar-putar di sepanjang Grand Canal sekitar pukul 1.30 pagi pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Pemilik gondola, Giorgio Bognolo, mengatakan isi perahu, yakni penutup, bantal, dekorasi, dan barang-barang lainnya senilai beberapa ratus dolar, dibuang ke kanal, sebelum didayung seperti sampan. Ia mengatakan para joyrider (seseorang yang mengemudi dengan cepat dan berbahaya untuk kesenangan, terutama dalam kendaraan curian) ditangkap ketika tiga penduduk setempat di perahu yang lewat melihat gondola zig-zag bolak-balik melintasi kanal, dan menyadari ada sesuatu yang salah.

Selain berpotensi menghadapi tuntutan pidana karena pencurian berat, pasangan ini juga menghadapi kasus perdata untuk ganti rugi dari Bognolo. Pendayung gondola mengatakan kepada CNN bahwa dia dipanggil pada pukul 3.10 pagi oleh polisi, yang telah mengidentifikasi perahu itu sebagai miliknya.

"Mereka menggunakannya sebagai sampan, tetapi gondola tidak seperti kano, tidak lurus ke depan," katanya. "Ini bukan perahu yang mudah untuk bermanuver, ia bergerak ke sana kemari dan berhenti. Anda mendayungnya sambil berdiri, dengan forcola (potongan kayu melengkung yang cocok dengan dayung tunggal)."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

 

Bukan Kapal Biasa

Menikmati Suasana Klasik Kota Venesia Italia
Gondola mengangkut wisatawan yang dekat dengan perairan Riva degli Schiavoni dengan latar gereja San Giorgio Maggiore di Venice (4/11/2019). Di kawasan ini ada pejalan kaki yang ramai meskipun sering penuh sesak di sepanjang tepi pantai, yang terletak di Cekungan St. Mark. (AFP Photo/Miguel Medina)

"Tiga pemuda segera melihat bahwa gondola itu telah dicuri, menghentikan mereka dan memanggil polisi. Mereka menyelamatkan gondola saya, jika tidak, siapa yang tahu di mana gondola itu akan berakhir besok pagi," tambah Bognolo.

Bognolo mengatakan bahwa dua turis yang keduanya dikatakan laki-laki dan berusia sekitar 30 tahun, tertawa ketika dia tiba untuk mengidentifikasi gondolanya, yang telah berakhir di Museum Guggenheim. Lokasi tersebut sekitar 1.000 kaki atau sekitar 304 meter dari titik awal.

"Mereka tampak bahagia, benar-benar bahagia. Mereka tidak menyesalinya, mereka tidak meminta maaf. Mereka dingin, itulah yang benar-benar menyakiti saya. Mereka tertawa seolah-olah itu semua permainan," kata Bognolo.

Gondola bukanlah kapal murah yang diproduksi massal. Bognolo mengatakan kapalnya yang diukir dengan tangan dan bertatahkan harganya 60 ribu euro (Rp919,2 juta), dan dia menghabiskan 3 ribu euro (Rp45,9 juta) setiap tahun untuk mengecat ulang.

"Gondola sangat halus dan indah, dan butuh banyak uang untuk memeliharanya," katanya.


Tuntut Ganti Rugi

Jernihnya Kanal Venesia
Perairan yang lebih jernih terlihat saat sejumlah gondola terparkir di Grand Canal Venesia pada 18 Maret 2020. Sejak Italia memberlakukan lockdown akibat pandemi virus corona, air di Kanal Venesia yang biasanya keruh dan gelap berubah menjadi jernih. (ANDREA PATTARO / AFP)

"Ini seperti mengirim putri Anda ke sekolah bagus. Saya menghabiskan banyak uang untuk mempertahankannya. Ini terasa seperti jika seseorang menyentuh istri atau putri Anda," ungkap Bognolo

Pengacara Bognolo, Augusto Palese, mengatakan kepada CNN bahwa kliennya menuntut ganti rugi atas barang-barang yang diduga dibuang dari gondola, ditambah goresan dan kerusakan pada kapal, dengan total sekitar 10 ribu euro--15 ribu euro (Rp153,1 juta--Rp229,7 juta). Ganti rugi juga akan diminta atas hilangnya pendapatan pada hari-hari perbaikan, ditambah "kerusakan moral".

Dia memperkirakan gugatan perdata bisa selesai dalam waktu sekitar satu bulan, sedangkan untuk kasus pidana bisa memakan waktu hingga enam bulan. Ia juga mengatakan mendesak maju dengan tuduhan bukan hanya tentang uang.

"Jika orang melakukan kerusakan, mereka harus membayarnya, tetapi itu juga untuk citra kami," katanya kepada CNN. "Seringkali orang mengira mereka datang ke Disneyland di sini, atau taman hiburan. Sebenarnya gondola adalah sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk hidup dan bekerja. Anda tidak bisa mencurinya begitu saja. "Gondola adalah simbol -- (merusaknya) seperti melempar batu ke Menara Eiffel."


Ulah Turis

Menikmati Suasana Klasik Kota Venesia Italia
Pemandangan dari gedung "Fondaco dei Tedeschi" menunjukkan Kanal Besar di Venesia, Italia (4/11/2019). Kota kanal ini terkenal dengan sarana transportasi air, di antaranya gondola. (AFP Photo/Miguel Medina)

Seorang turis perempuan diusir dari Venesia setelah tertangkap basah berpose tanpa busana di tugu peringatan perang. Aksi tidak senonoh tersebut dilakukan di Monumento Alla Partigiana Veneta yang menjadi tempat penghormatan kepada pahlawan perang Italia.

Dikutip dari CNN, Rabu, 26 Januari 2022, turis asing berusia 30 tahun dari Republik Ceko itu menanggalkan pakaiannya di monumen. Ia berenang di laguna yang sedang membeku dan berbaring di samping patung seorang partisan perempuan yang terbunuh untuk foto bersama.

Ulah turis itu diketahui seorang warga lokal, Mario Nason, yang sedang berjalan-jalan bersama putranya saat kejadian berlangsung. Ia melihat turis perempuan itu bersama dua orang lainnya di tepi pantai.

"Hari itu adalah hari yang indah. Tiba-tiba kami melihat ada dua orang yang mengambil foto dengan gerakan aneh. Ternyata perempuan yang sedang berenang tanpa peduli sekitar," kata Nason.

Ia awalnya mengira perempuan itu memiliki gangguan jiwa karena berani berenang di laguna yang dingin. Tidak lama kemudian, turis tersebut keluar dari air dan memanjat patung dengan santainya. Pacarnya dan satu wanita lain yang berada di samping pakaian perempuan nekat itu langsung memotretnya tanpa busana.

Juru bicara polisi mengatakan, perempuan yang tidak disebutkan namanya itu segera ditangkap polisi. Mereka bertiga mendapatkan sanksi tidak diperbolehkan kembali ke Venesia selama 48 jam. Para turis itu juga harus membayar denda sebesar 513 dolar AS (sekitar Rp7,3 juta).

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya