Liputan6.com, Jakarta - Fakta baru yang mengejutkan mengungkap bahwa mendiang Ratu Elizabeth II diam-diam berjuang melawan kanker yang menyakitkan di tahun terakhir hidupnya. Hal tersebutdiketahui dari klaim teman Pangeran Philip dalam buku barunya.
Mengutip dari The Sun, Sabtu (26/11/2022), mendiang Ratu dikatakan memiliki kanker sumsum tulang, gejala yang paling umum adalah nyeri tulang. Klaim tentang pertempuran kesehatannya telah dibuat dalam biografi yang akan datang oleh Gyles Brandreth berjudul "Elizabeth: An Intimate Portrait".
Advertisement
Baca Juga
Sertifikat kematiannya, yang dirilis pada bulan September, secara resmi mencatat penyebab kematiannya sebagai "usia tua". Brandreth menulis, "Saya telah mendengar bahwa Ratu memiliki bentuk myeloma, kanker sumsum tulang yang akan menjelaskan penyebab kelelahan dan penurunan berat badan dan 'masalah mobilitas' yang sering kami ceritakan selama sekitar tahun terakhir hidupnya,".
Gejala myeloma yang paling umum adalah nyeri tulang, terutama di panggul dan punggung bawah, dan multiple myeloma adalah penyakit yang sering menyerang orang tua. Saat ini, tidak ada obat yang diketahui, tetapi penyembuhan termasuk obat-obatan untuk membantu mengatur sistem kekebalan.
Selain itu konsumsi obat bisa membantu mencegah melemahnya tulang agar dapat mengurangi keparahan gejalanya dan memperpanjang kelangsungan hidup pasien beberapa bulan atau dua hingga tiga tahun. Biografi kerajaan, yang diserialkan di Daily Mail, juga mengungkapkan sikap tabah Ratu Elizabeth II yang luar biasa selama bulan-bulan terakhir hidupnya.
Â
Â
Menyibukkan Diri
Mendiang Ratu Elizabeth II dikatakan telah memberi tahu seorang pengawalnya bahwa dia bertekad untuk tetap sibuk karena membantunya mengatasi kesedihan akan kematian Pangeran Philip. Dan dia dikatakan tidak ingin mengasihani diri sendiri, dengan mengatakan, "Suami saya pasti tidak akan menyetujuinya,".
Tetapi dia terlalu bekerja keras sehingga pada musim gugur yang lalu tiba-tiba mengalami penurunan energi dan disarankan oleh dokter untuk beristirahat, tulis Gyles Brandreth. Semangatnya bahkan dipertahankan oleh televisi termasuk drama BBC Line of Duty, meskipun dia terkadang berjuang untuk mengikuti alurnya.
Juga dikatakan bahwa dia tidak ragu-ragu untuk mencopot "anak kesayangan" Pangeran Andrew dari perannya setelah wawancara kecelakaan mobilnya tentang Jeffrey Epstein pada 2019. Seorang punggawa senior mengungkapkan, "Sang Ratu memegang teguh segalanya,".Â
Ratu juga sengaja membiarkan fotografer memotretnya dengan Duke of York sehari setelahnya untuk menunjukkan dukungan pribadinya. Dia juga dikatakan telah dengan hati-hati mendengarkan kisah Pangeran Andrew sendiri tentang persahabatannya dengan pemodal pedofilia, dan hanya memberikan tanggapan satu kata, "Menarik."
Advertisement
Inggris Setelah Ratu Wafat
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Liz Truss akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri usai gejolak ekonomi terjadi di masa pemerintahannya, saat ia baru menjabat 45 hari. Hal ini ikut mengingatkan Inggris akan mendiang Ratu Elizabeth II yang belum lama meninggal.Â
Apakah ada kaitannya kekacauan yang terjadi di Inggris dengan kepergian Ratu Elizabeth II? Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah pun mengiyakan hal tersebut.Â
"Memang wafatnya Ratu Elizabeth II menimbulkan masalah baru. Seperti hilangnya simbol pemersatu bangsa saat krisis ekonomi, dan sumber inspirasi dan keteladanan, saat bangsa Inggris berjuang mengupayakan inovasi dan kreatifitas," ujarnya dikutip dari kanal Global Liputan6.com, Jumat, 21 Oktober 2022.
Rezasyah mengungkap untuk jangka pendek, Inggris memang sedang menghadapi kemunduran. "Namun berbekal pengalaman mengelola dunia, serta keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, Inggris akan cepat bangkit," katanya lagi.
Liz Truss sendiri telah bertemu Ratu Elizabeth II hanya dua hari sebelum Sang Ratu mangkat. Ratu berusia 96 tahun itu bertemu Liz Truss membahas pemerintahan baru setelah pengunduran diri Boris Johnson.
Â
Pengunduran Diri Liz Truss
Di sisi lain, pernyataan sikap tersebut disampaikan Liz Truss sembari mengunggah fotonya tengah menulis pesan di sebuah buku beralaskan meja dengan taplak putih tanpa motif. Di sudut meja, terdapat foto Ratu Elizabeth II mengenakan baju dan rok biru muda dengan kalung mutiara beserta topi bundar. Liz Truss sendiri memakai baju hitam pertanda duka.
Menurut Peter Westmacott, Mantan Pejabat di Europe Center dan Mantan Dubes Inggris untuk Amerika Serikat, situasi ini merupakan bentuk penghinaan untuk Inggris dan demokrasi.
"Liz Truss berharap dapat bertahan sampai Menteri Keuangan Jeremy Hunt mengeluarkan rencana fiskal jangka menengahnya pada 31 Oktober. Kekacauan politik Rabu kemarin membuat hal itu mustahil. Liz Truss dengan demikian menjadi perdana menteri Inggris dengan masa jabatan terpendek yang pernah ada,"Â ujar Peter Westmacott.
"Partai Buruh sekaligus oposisi menyerukan pemilihan umum dini, dengan alasan siapa pun yang memerintah Inggris membutuhkan mandat demokrasi. Partai Konservatif, yang masih memiliki mayoritas 71 kursi di House of Commons, tidak mungkin setuju karena jajak pendapat sangat mendukung Partai Buruh,"Â katanya
Advertisement