Liputan6.com, Jakarta - Meghan Markle sekali lagi berada di tengah lampu sorot atensi publik. Yang terbaru, istri Pangeran Harry ini disebut kehilangan simpati warga Amerika Serikat (AS)
Mengutip News Week, Kamis (29/12/2022), The Duchess of Sussex disamakan oleh Politico dengan sosok seperti Donald Trump, Elon Musk, Kanye West, Elizabeth Holmes, dan Sam Bankman-Fried dalam daftar "narcissists" yang telah kehilangan simpati publik. Kontributor yang berbasis di Boston, Joanna Weiss, menulis artikel tersebut, dan memicu reaksi luas, dengan banyak warganet memprotes narasi tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Faktanya, Politico bukanlah publikasi AS pertama yang mengkritik film dokumenter Netflix Harry & Meghan, mencatat sambutan berbeda dengan wawancara Oprah Winfrey pada Maret 2021.
Intervensi signifikan lain datang dari Variety beberapa hari setelah Bagian II dari Harry & Meghan dirilis pada 15 Desember 2022. Sebagaimana diketahui, tayangan tersebut berisi tuduhan bahwa Pangeran William meneriaki Harry selama negosiasi kerajaan.Â
Penulis artikel itu, Andrew Wallenstein, yang merupakan presiden dan kepala analis media di Variety Intelligence Platform, menulis, "Bukannya Harry dan Meghan tidak memiliki cerita yang layak diceritakan, prasangka yang mereka hadapi dari keluarga kerajaan dan pers Inggris sangat buruk. Tapi, menceritakan kisah itu justru membuat simpati publik semakin berkurang."
Meghan Markle dan Pangeran Harry disebut memainkan kartu sebagai korban berulang kali. Dalam waktu dekat, keduanya disarankan untuk beralih ke sesuatu, selain menceritakan kembali penderitaan lama mereka.
Intervensi Media
Intervensi Variety dianggap sangat penting karena Meghan Markle sempat memberikan wawancara eksklusif pada majalah tersebut pada Oktober 2022. Sementara itu, review di The Wall Street Journal mendeskripsikan Bagian I dari dokumenter tersebut sebagai "pesta belas kasih kerajaan," sedangkan Reporter Hollywood menyebutnya sebagai "apa yang ternyata tidak penting."
Terlepas dari wawancara ekstensif dengan pasangan itu, baik bersama-sama maupun secara terpisah, Harry & Meghan menawarkan terlalu sedikit hal baru untuk menghasilkan enam episode. Lalu, bagaimana bisa reaksi tayangan Netflix berbeda dengan wawancara Oprah Winfrey?
Pada Maret 2021, terungkap untuk pertama kalinya bahwa Meghan pernah mempunyai pikiran untuk bunuh diri saat jadi anggota kerajaan yang bekerja. Dia juga menuduh seorang bangsawan yang tidak disebutkan namanya terkait "kekhawatiran dan percakapan tentang seberapa gelap" warna kulit bayinya, merujuk pada Archie.
Wawancara dengan Winfrey juga sebenarnya dilaporkan mulai memunculkan kritik pada pasangan Sussex dari "masyarakat Amerika yang lebih luas."
Advertisement
Diperolok Media
Harry & Meghan telah dicabik-cabik di Saturday Night Live, baru-baru ini, oleh komedian Martin Short. Beberapa hari setelah dokumenter Netflix Bagian I tayang, ia mengatakan pada Steve Martin, "Kamu tahu Steve, kita seperti Harry & Meghan. Tidak ada yang mendukung kita, tapi mereka akan tetap menonton kita juga."
The Cut juga mengolok-olok Meghan selama wawancara sampul Agustus 2022, mengamati bahwa dia "terkadang berbicara seperti dia memiliki gelar 'sarjana' produser yang mengarahkan apa yang dia katakan."
Publikasi itu menambahkan, "Pada satu titik dalam percakapan kami, alih-alih menjawab pertanyaan, dia akan menyarankan bagaimana saya bisa menyalin suara yang dia buat: 'Dia membuat suara serak ini, dan saya tidak bisa mengartikulasikan apa yang dia rasakan karena dia tidak punya kata untuk itu; dia hanya mengerang.'"
Sedangkan, Media Inggris telah dituduh melakukan tindakan ekstrem terhadap pasangan itu sejak awal hubungan mereka, tapi opini publik Inggris lebih rumit.
Tak Disukai Publik Inggris
Sussex memberi tahu Oprah Winfrey bahwa "momen penting" datang menjelang akhir 2018 dengan sebuah artikel yang menuduh Meghan membuat Kate menangis. Itu memicu hujatan komentar negatif yang pada Januari 2019 membuat Meghan merasa ingin bunuh diri.
Hal itu berlanjut sepanjang tahun itu dan Meghan kemudian memberi tahu podcast Teenager Therapy bahwa dia adalah orang yang paling banyak diganggu pada 2019 dan bahwa itu "hampir tidak dapat dihindari."
Namun, dia tetap populer di kalangan publik Inggris selama waktu itu, dengan jajak pendapat YouGov menunjukkan 55 persen orang dewasa Inggris menyukainya. Keadaan itu berubah setelah Harry dan Meghan keluar dari keluarga kerajaan pada Januari 2020.
Meghan sekarang disebut tidak disukai oleh dua pertiga orang Inggris. Meghan saat ini bahkan kurang populer di Amerika dibandingkan Pangeran William, Kate Middleton, dan Pangeran Harry, menurut jajak pendapat untuk Newsweek.
Faktanya, persentase orang Amerika yang menyukai Meghan sekarang lebih kecil (43 persen) daripada orang Inggris pada Oktober 2019 (55 persen). Keluarga Sussex masih menikmati lebih banyak dukungan di AS daripada di Inggris, tapi jika opini publik Amerika mengikuti jajak pendapat di Inggris, krisis untuk Harry dan Meghan akan lebih besar daripada prospek jadi tidak populer.Â
Advertisement