Manfaat Jamu untuk Kesehatan Jantung dan Kardiovaskular Lainnya

Jamu bisa menjadi modal untuk menjaga kesehatan sekaligus bentuk pelestarian budaya.

oleh Henry diperbarui 13 Feb 2023, 05:02 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 05:02 WIB
Ilustrasi bermimpi, minum jamu
Ilustrasi bermimpi, minum jamu. (Photo by 五玄土 ORIENTO on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pengobatan tradisional atau traditional medicine khususnya di Indonesia telah mendarah daging khususnya di kebudayaan kita. Tak jarang juga berbagai instansi mengusung jamu sebagai modal untuk menjaga kesehatan sekaligus bentuk pelestarian budaya.

Penerapannya pada kesehatan kardiovaskular telah beberapa kali digunakan baik dalam intervensi nutrisional maupun suplementasi seperti terapi kardioprotektif pada pasien dengan konsumsi obat kardiotoksik.  Melansir laman Kementerian Kesehatan Dirjen Pelayanan Kesehatan, Minggu, 12 Februari 2023, penyakit kardiovaskular dapat dihindarkan dengan mengintervensi faktor risiko perilaku di antaranya penggunaan tembakau, diet tidak sehat, inaktivitas fisik, hingga konsumsi alkohol berlebihan.

Meuurut dr Patria Pradana dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, aspek pengobatan tradisional yang akan dibahas adalah modalitas herbal yang digunakan untuk terapi nutrisi atau nutraceuticals dan terapi suplementasi berikut evidence yang memperkuatnya

Nutraceutical adalah bahan-bahan makanan atau bahan alami derivat tumbuhan yang memberikan efek baik pada tubuh dalam rangka menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh serta dampak positif untuk mencegah hingga mengobati berbagai penyakit. Sejumlah bahan yang pernah dibahas di antaranya teh hijau, spirulina, fitosterol, coklat (kakao), lemak omega-3, gandum utuh, vitamin C, dan derivat karotenoid.

Konsumsi teh hijau (green tea) diperkirakan memiliki keuntungan bagi kesehatan secara keseluruhan, termasuk terhadap kesehatan jantung.  Beberapa mekanisme teh hijau di dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular di antaranya pencegahan risiko

Diabetes Mellitus dan faktor risiko obesitas. Sebuah penelitian metaanalisis dari 10 studi menunjukkan peningkatan insulin puasa dan mengurangi lingkar perut apabila intervensi dilakukan lebih dari delapan minggu.

Konsumsi kakao dapat memberikan efek baik khususnya pada pasien dengan diabetes. Di samping itu, terdapat temuan bahwa cokelat atau kakao memiliki hubungan dengan penurunan tekanan darah diastolik dan mean arterial pressure.

Temuan ini dapat memperkuat pertimbangan pemberian cokelat atau kakao dalam rangka menjaga kesehatan jantung dan mencegah risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Terapi dengan konsumsi lemak omega-3 juga dinilai memiliki keuntungan dari segi kesehatan khususnya kesehatan kardiovaskular.

 

Pengobatan Tradisional

Perkembangan Penyakit Kardiovaskular di Indonesia
Laki-laki lebih besar memiliki potensi terkena serangan jantung. Credits: pexels.com by Karolina Grabowska

Ada beberapa mekanisme yang berhubungan dengan sifat protektif terhadap sistem kardiovaskular. Mekanisme tersebut di antaranya mekanisme antiinflamatori, antitrombotik, antiaritmia, hipotrigliseridemik, penurunan frekuensi nadi, dan tekanan darah, hiingga perbaikan dari fungsi endotel.

Suplemen minyak ikan memiliki efek yang positif terhadap profil lipid dan penurunan tekanan darah. Sumber nutrisi lain seperti gandum utuh memiliki mekanisme protektif terhadap sistem kardiovaskular.

Salah satu mekanismenya adalah peningkatan sensitivitas insulin, penurunan tekanan darah, profil lipid, serta inflamasi. Mekanisme antiinflamatori masih dalam penelitianm akan tetapi diduga efek ini diasosiasikan dengan konsumsi antioksidan yang lebih tinggi dalam butiran gandum utuh.

Produk kedelai mengandung beberapa isoflavonoid yang merupakan fitoestrogen alami yang berpotensi menginhibisi oksidasi LDL, sehingga bisa mereduksi risiko aterosklerosis.  Jamu merupakan modalitas pengobatan tradisional khas dari Indonesia dan terdapat beberapa penelitian yang dapat mendukung penggunaan jamu khususnya pada penatalaksanaan kesehatan kardiovaskular.

Sebuah studi dari bahan yang bisa dikonsumsi sebagai lauk pauk seperti Ipomoea batatas, A occidentale, Gynandropsis gynandra, dan ekstrak Mentha arvensis dapat menunjukkan adanya efeks relaksasi 50 persen pada pasien dalam persiapan aortic ring. Preparat P betle dan C citratus juga memberikan efek vasorelaksasi terisolasi pada arteri mesenterika. A paniculata juga memiliki efek menginduksi bradikardia dan antagonisitik terhadap reseptor beta adrenergik.

Penelitian ini dilakukan in vivo pada tikus. Terdapat efek kardioprotektif pada konsumsi C asiatica pada sistem pertahanan jaringan terhadap kardiotoksistas akibat doxorubicin.

Efek Samping

ilustrasi jamu Indonesia
ilustrasi jamu Indonesia. (Dok: Pexels)

Efek kardioprotektif juga ditunjukkan oleh Phyllanus urinaria khususnya terhadap efek toksisitas dari doxorubicin. Proteksi ini dimediasi melalui beberapa mekanisme seperti peningkatan faktor survival dari peningkatan glutathione, aktivasi katalase/ superoside dismutase dan inhibisi dari peroksidasi lipid. Tumbuhan ini dapat menjadi sumber alternatif antioksidan dalam pencegahan kardiotoksisitas akibat doxorubicin.

Untuk penggunaan jamu sendiri untuk kesehatan tentunya Anda harus berkonsultasi dengan dokter dan jangan mengonsumsi jamu dan modalitas pengobatan tradisional dan menggantungkan kesehatan Anda tanpa pengawasan optimal dari tenaga kesehatan kepercayaan Anda.

Segelintir modalitas pengobatan tradisional ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pendalaman penelitian sehingga dapat diintegrasikan dengan pengobatan konvensional sehingga memberikan pendekatan holistik dalam rangka tatalaksana pasien khususnya pada pasien-pasien kardiovaskular.  Jamu juga disebut sebagai herbal asal Indonesia yang diracik dan dihidangkan dalam bentuk minuman.

Secara umum, jamu dianggap tak menimbulkan efek samping, sebalinya terkandung manfaat bagi tubuh dan dapat digunakan mencegah penyakit sehingga minuman kesehatan tradisional ini masih dikonsumsi sebagian besar masyarakat.  Pada zaman dahulu, jamu berwujud rebusan maupun cairan yang dikonsumsi. Di masa kini, masyarakat dengan perkembangan teknologi modern mengemas jamu dalam bentuk serbuk dan kapsul agar bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Tradisi Lisan

[Bintang] Beras Kencur
Jamu Beras Kencur | via: sellawahyu.blogspot.com

Mengutip jurnal Universitas Negeri Surabaya berjudul “Minuman Jamu Tradisional Sebagai Kearifan Lokal Masyarakat di Kerajaan Majapahit pada Abad ke-14 Masehi”, Sabtu 4 Februari 2023, terdapat bukti-bukti yang menunjukkan jamu dikonsumsi masyarakat Hindu Buddha di Nusantara. Pada masa itu telah dikenal minuman jamu sebagai obat tradisional adalah dengan adanya benda-benda arkeologi yang ditulis dalam prasasti, daun lontar, serta relief candi.

Didukung oleh sumber literatur dan tradisi lisan hingga sekarang kedudukan jamu sebagai salah satu obat tradisional tetap dipercaya untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Pada masa Hindu Buddha, khususnya di Kerajaan Majapahit, budaya minum jamu sebagian besar disampaikan menggunakan tradisi lisan.

Sehingga diperkirakan bahwa naskah dan lontar-lontar yang membahas tentang obat-obatan mengalami kerusakan akibat bencana alam, peperangan, atau hancur akibat tidak ada perawatan. Mengutip dari buku The Power of Jamu: Kekayaan dan Kearifan Lokal Indonesia, Sabtu 4 Februari 2023, primbon terlengkap yang membahas tentang jamu ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom setelah zaman Kerajaan Kartasura di Surakarta pada 1742 tahun Jawa atau 1814 Masehi.

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom merupakan putra dari Kanjeng Susuhunan Pakubuwana IV yang bertakhta Sunan Pakubuwana V. Primbon tersebut dikenal dengan nama Serat Centhini atau Suluk Tambangraras. Ada juga kitab yang mengulas secara lengkap tentang resep dari obat-obatan tradisional yang bernama Serat Kaoro Bap Djampi-Djampi atau Serat Kawruh yang ditulis pada 1858 Masehi.

 

Infografis Jamu Populer di Indonesia
Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya