Arab Saudi Tidak Lagi Batasi Jumlah Jemaah Umrah, Boleh Pakai Visa Apa pun

Namun demikian, para jemaah umrah diminta memesan e-appointment untuk berkegiatan di Masjidil Haram dan Al Rawda Al Sharifa.

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Feb 2023, 09:52 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2023, 09:30 WIB
FOTO: Suasana Awal Ramadhan di Masjidil Haram
Pekerja melakukan disinfeksi untuk membantu mengekang penyebaran virus corona COVID-19 saat jemaah umrah tawaf mengelilingi Ka'bah pada awal bulan suci Ramadhan di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Senin (12/4/2021). (AP Photo/Amr Nabil)

Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi mengumumkan bahwa pihaknya tidak lagi membatasi jumlah jemaah umrah di wilayahnya. Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyebut, pendatang internasional dengan visa kunjungan, pariwisata, dan tenaga kerja pun dapat melakukan umrah.

Juga, dikutip dari Gulf News, Selasa (28/2/2023), pendatang asing dapat menggunakan moda transportasi yang berbeda ketika meninggalkan Arab Saudi dari saat kedatangan mereka. Namun demikian, pemerintah Arab Saudi meminta jemaah umrah mematuhi tanggal yang ditentukan dalam izin mereka untuk melakukan ritual keagamaan di Masjidil Haram di Kota Makkah.

Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir telah meluncurkan sejumlah fasilitas bagi umat Islam yang ingin datang ke negara itu untuk melakukan umrah. Selain berkegiatan di Masjidil Haram, umat Islam yang memegang visa pribadi, kunjungan, dan pariwisata juga diizinkan mengunjungi Al Rawda Al Sharifa, makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah, setelah memesan e-appointment.

Otoritas Arab Saudi juga memperpanjang visa umrah dari 30 hari jadi 90 hari dan mengizinkan pemegangnya memasuki wilayah kerajaan melalui semua perbatasan, mulai dari darat, udara, hingga laut. Juga, diperbolehkan berangkat dari bandara mana pun.

Dalam langkah lainnya, Arab Saudi mengatakan warganya dapat mengajukan permohonan visa undangan bagi teman-teman mereka di luar negeri untuk mengunjungi negara tersebut dan melakukan umrah. Bulan lalu, pihaknya telah meluncurkan visa transit persinggahan.

Dokumen itu memungkinkan pemegangnya melakukan umrah, mengunjungi Masjid Nabawi, dan menghadiri berbagai acara di seluruh wilayah negara Timur Tengah tersebut.

Geliatkan Wisata Religi Dalam Negeri

FOTO: Suasana Awal Ramadhan di Masjidil Haram
Pekerja melakukan disinfeksi untuk membantu mengekang penyebaran virus corona COVID-19 saat jemaah umrah tawaf mengelilingi Ka'bah pada awal bulan suci Ramadhan di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Senin (12/4/2021). (AP Photo/Amr Nabil)

Sementara itu, besarnya ekosistem umrah dan haji di Indonesia dipandang sebagai peluang untuk menggeliatkan sektor wisata religi di dalam negeri. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengusulkan agar setiap operator umrah membuat tur wisata religi yang dipaketkan dengan kegiatan ibadah.

"Agar ekosistem umrah dan haji yang diperkirakan sekitar lima juta (jemaah) tahun ini tidak semua kegiatannya diarahkan di luar Indonesia, dalam rangka program Bangga Berwisata di Indonesia, peluang ini harus dimanfaatkan para pengelola umrah dan haji (dalam) menyiapkan (kegiatan) pre-umrah dan post-umrah," kata Sandi saat ditemui di acara Pelatihan Content Creator dan Photography di Bandung, 22 Januari 2023.

Ia menyambung, Jawa Barat, contohnya, memiliki banyak destinasi wisata religi, seperti Masjid Al Jabbar dan masjid lain yang potensial dikembangkan. Tempat-tempat itu bisa dimanfaatkan sebagai lokasi manasik umrah atau haji yang biasanya digelar di hotel atau tempat dalam ruang lain sebagai bagian dari kegiatan pra-umrah.

Penerbangan Carter

Makkah Pasca Penghentian Sementara Ibadah Umrah
Umat Muslim melaksanakan Tawaf mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram, Makkah, Kamis (27/2/2020). Suasana Masjidil Haram berjalan normal pascapengumuman Pemerintah Arab Saudi melarang sementara jemaah umrah ke Tanah Suci terkait pencegahan penyebaran virus korona. (Abdulghani BASHEER/AFP)

Terkait layanan transportasi umrah dari dalam negeri, Dream Tour melebarkan sayap dengan mengembangkan unit usaha baru, yaitu Dream Aviation, yang berfokus pada penerbangan carter khusus jemaah umrah. Layanan itu secara resmi diluncurkan pada  14 Desember 2022.

Di penerbangan carter itu, pihaknya melayani rute Saudi Arabia, Jeddah, dan Madinah yang diberangkatkan dari beberapa kota besar di Indonesia. Ini termasuk Medan, Jakarta, Pekanbaru, Solo, Makasar, dan Surabaya. 

CEO Dream Aviation, Muhammad Umar Bakadam, menyebut bahwa Dream Aviation memudahkan "rekan-rekan agen perjalanan dalam mendapatkan tiket untuk jamaah umrah di seluruh wilayah di Indonesia." Tahun lalu, mereka mengklaim berhasil memberangkatkan 322.380 jemaah dari seluruh Indonesia.

Dalam seminggu, pihaknya bisa melayani 36 kali penerbangan hingga penjualan tiket mencapai 60 ribu. Lalu dalam satu bulan, lanjut dia, "terdapat 150 pesawat yang kami carter." Terkait hal ini, Kasubdit Perizinan Umrah, Akreditas, dan Bina PPIU Kementerian Agama, Rudi Nurudin Ambari, mengatakan bahwa kemudahan yang ditawarkan Dream Aviation sejalan dengan kebijakan pihaknya, yaitu meminimalisir terlantarnya jemaah umrah. 

Bus sampai QRIS

FOTO: Suasana Awal Ramadhan di Masjidil Haram
Pembatas dan pos pemeriksaan untuk mengizinkan hanya jemaah umrah yang diizinkan sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona COVID-19 ditempatkan di luar Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Senin (12/4/2021). (AP Photo/Amr Nabil)

Sementara, Menparekraf juga mengajak para pengusaha PO bus berinvestasi di Mekah atau Madinah. Menurut dia, Menteri Pariwisata Arab Saudi terpukau dengan bus-bus wisata Indonesia yang fasilitasnya mewah dan layanan yang baik. 

"Jadi, misalnya, kenapa enggak transportasi yang ada di Tanah Suci dan PO-PO kita yang sudah terkenal hebat itu bisa diajak memasuki ekosistem di sana. Bagaimana di-branding-nya, destinasi-destinasi seperti kita lakukan di Qatar kemarin. Bus-bus di sana kita branding dengan lima destinasi super prioritas. Kalau untuk Jawa Barat, kenapa enggak branding-in destinasi di Jawa Barat," ia menguraikan.

Jemaah umrah dan haji dari Indonesia dilaporkan sudah bisa bertransaksi menggunakan QRIS di Arab Saudi. Dengan begitu, para jemaah tidak perlu bawa banyak uang tunai untuk bertransaksi di sana.

"Di sana itu kan masih cash. Nah, ini saatnya bisa memudahkan warga negara Indonesia yang menjalankan Haji Umrah. Itu bisa terjembatani kebutuhannya di sana dengan QRIS, sehingga lebih efisien," ujar Steering Committee Indonesia Fintech Society (IFSoc) Dyah NK Makhijani, dalam acara Catatan Akhir Tahun 2022 Fintech dan Ekonomi Digital, 27 Desember 2022, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.

Infografis 4 Langkah Pulang Umrah Bebas Covid-19
Infografis 4 Langkah Pulang Umrah Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya