Liputan6.com, Jakarta - Polisi Israel menyerang puluhan jemaah di kompleks Masjid al-Aqsa Yerusalem sebelum fajar pada Rabu, 5 April 2023, kata saksi mata. Penyerangan semacam ini bukan kali pertama, sudah banyak serangan serupa dilakukan, dan sering terjadi saat warga Palestina sedang beribadah di bulan Ramadhan.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, tujuh warga Palestina menderita luka akibat peluru dan pemukulan dalam bentrokan dengan polisi Israel di kompleks Masjid al-Aqsa. Ia menambahkan bahwa pasukan Israel mencegah petugas medis mencapai masjid.
"Saya sedang duduk di kursi membaca (Al-Qur'an)," kata seorang wanita tua di luar masjid, sembari berjuang untuk mengatur napas, dikutip dari laman english.alarabiya.net, Kamis (6/4/2023), mengutip kanal Global Liputan6.com.
Advertisement
Insiden itu memicu protes di Tepi Barat yang diduduki. Militer Israel mengklaim mereka menanggapi sembilan roket yang ditembakkan dari Gaza ke Israel setelah sirene meraung di kota-kota selatan. Kekerasan Israel di Tepi Barat Palestina yang diduduki telah melonjak selama setahun terakhir dan ada kekhawatiran bahwa ketegangan dapat meningkat bulan ini, karena bulan suci Ramadhan bertepatan dengan Paskah Yudaisme dan Paskah Kristen.
Gesekan di kompleks Masjid al-Aqsa telah memicu kekerasan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu terasa ironis karena Masjid Al-Aqsa merupakan masjid terpenting di Yerusalem dan sangat bersejarah bagi umat Islam.
Masjid ini berada dalam kompleks seluas 35 hektare yang disebut Al-Haram Ash-Sharif (Tempat Suci Yang Mulia) atau Temple Mount, yakni situs tersuci ketiga dalam Islam setelah Makkah dan Madinah.
Masjid Warisan Budaya Dunia UNESCO
Dilansir dari laman Aljazeera, kompleks Masjid Al-Aqsa terletak di Kota Tua Yerusalem yang telah ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNESCO. Al-Aqsa adalah salah satu situs tersuci dalam Islam. Sementara Muslim kini berdoa ke arah Ka'bah di Arab Saudi, ini tidak selalu menjadi kebiasaan.
Sebelum beralih ke Ka'bah sebagai kiblat, arah yang harus dihadapi selama sholat, umat Islam biasa salat ke arah Tempat Suci di Yerusalem, tempat Al-Aqsa sekarang berdiri. Nabi Muhammad kemudian diperintahkan untuk mengambil Ka'bah sebagai kiblat melalui peristiwa Isra Miraj. Muslim Hands menulis, Masjid Al-Aqsa menjadi satu-satunya masjid selain Ka'bah, yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (Al-Qur'an Surat Al-Isra Ayat ke-1)
Advertisement
Al-Aqsa Terdiri dari Beberapa Masjid
Masjid Al-Aqsa juga berkaitan dengan peristiwa Isra Miraj yang merupakan peristiwa besar yang hingga kini selalu dikenang umat muslim di dunia. Sebelum hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad menunaikan salat menghadap ke Masjid Al-Aqsa kemudian berubah menghadap ke Ka'bah, Makkah, setelah datangnya perintah sholat lima waktu.
Meski Masjid Al-Aqsa kini dianggap sebagai bangunan tunggal, situs tersebut sebenarnya terdiri dari beberapa masjid, seperti Masjid Buraq dan Masjid Marwani. Untuk menghindari kebingungan, kompleks yang lebih luas di mana Al-Aqsa berada biasanya disebut sebagai Al-Haram Ash-Sharif (Tempat Suci Yang Mulia).
Abu Hamid Al-Ghazali, seorang teolog, ahli hukum dan filsuf Persia ternama dikatakan telah tinggal di Al-Aqsa selama beberapa waktu. Ia disebut oleh beberapa sejarawan sebagai salah satu Muslim paling berpengaruh dalam sejarah sejak Nabi Muhammad.
Di sana, ia menulis bukunya Ihyaa Ulum Al-Din (Kebangkitan Ilmu Agama), yang secara luas dianggap sebagai salah satu karya terbesar dalam literatur Islam dan di antara buku yang paling banyak dibaca di dunia Muslim.
Dome of Rock dan Al-Aqsa
Di Masjid Al-Aqsa juga ada Perpustakaan sebuah perpustakaan, yaitu Perpustakaan Al-Aqsa yang didirikan pada 1923 oleh Dewan Legislatif Muslim Tertinggi. Ini mencakup koleksi manuskrip yang berharga dan karya-karya yang diterbitkan dalam studi Islam dan Arab.
Jika dari arah Yerusalem dan masuk ke dalam komplek Masjid Al-Aqsa kadang kita salah kira tentang sebuah masjid berkubah keemasan yang ada di tengah kompleks itu. Banyak yang mengira itu adalah Masjidil Aqsa. Padahal, itu adalah bangunan Kubah Shakrah atau juga dikenal dengan sebutan Dome of the Rock.
Kesalahpahaman umum yang sering terjadi karena desain yang menarik dengan kubah yang dilapisi emas. Masjid Al-Aqsa sering disalahartikan dengan Dome of Rock atau Kubah Batu, adalah tempat umat Islam beribadah ketika mereka datang ke Temple Mount, yang dianggap sebagai situs tersuci ketiga bagi Islam setelah Makkah dan Madinah.
Faktanya, Dome of Rock adalah kubah yang signifikansinya berasal dari Batu Fondasi, yang terletak di tengah-tengah yang arsitekturnya menyerupai masjid. Padahal, Masjid Al-Aqsa berkubah kebiruan.
Advertisement