Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis dinyatakan meninggal dunia setelah jatuh di Grand Canyon, Amerika Serikat, minggu lalu. Korban merupakan laki-laki berusia 33 tahun yang belum diketahui identitasnya.
Mengutip NY Post, Senin (19/6/2023), ia mendatangi Grand Canyon Skywalk, yakni sebuat objek wisata di tepi ngarai beralas kaca, pada 5 Juni 2023. Stasiun radio publik KNAU melaporkan, pria itu terjatuh dari ketinggian 4.000 kaki ke Sungai Colorado yang berada di bawahnya.
Tim penyelamat, termasuk ahli tali dan helikopter, dikerahkan untuk mencari korban sekitar pukul 9 pagi. Mereka berhasil menemukannya dalam kondisi meninggal dunia, menurut Kantor Pencarian dan Penyelamatan Sherrif Mojave County.
Advertisement
Jasadnya kemudian dibawa ke Hualapai Nation yang mengoperasikan jembatan kaca berbentuk tapal kuda selebar 10 kaki yang memanjang 70 kaki di atas tepi ngarai. Tidak jelas apakah pria itu menjatuhkan diri dari jembatan Skywalk itu atau tak sengaja terjatuh dari tepi jembatan.
Kantor sheriff membagikan nomor telepon National Suicide Prevention Lifeline lewat unggahan di Facebook sembari menyatakan penyelidikan sedang berlangsung. Untuk memasuki Skywalk, pengunjung harus menyimpan barang-barang pribadi seperti ponsel dan ransel, yang mungkin menjelaskan mengapa pria tersebut tidak segera teridentifikasi.
Kasus turis terjatuh juga tercatat terjadi pada Juli 2020. Seorang perempuan asal Arizona bernama Maria A Salgado Lopez dikabarkan terjatuh saat mengambil gambar di Grand Canyon.
Mengutip Daily Mail, Senin, 6 Juli 2020, kejadian itu berawal saat Salgado Lopez sedang hiking dan mengambil potret bersama anggota keluarga. Secara tak sengaja, ia turun dari pinggiran yang sempit dan terjatuh.
"Investigasi atas insiden tersebut sedang dilakukan oleh Layanan Taman Nasional dan Kantor Penguji Medis Coconino," kata pejabat taman itu seperti dilansir dari People, Senin, 6 Juli 2020.
Rentan bagi Turis yang Tak Awas
Pejabat taman Grand Canyon mengingatkan para pengunjung tentang keselamatan. Mereka diminta untuk berwisata yang aman dan tetap berada di jalur yang sudah ditentukan. Mereka juga diminta untuk menjaga jarak aman dan tetap berada di belakang pagar untuk menikmati pemandangan.
Sebelum kasus Salgado Lopez, pada 26 Juni 2020, Catherine Houe berusia 49 tahun juga meninggal dunia di sana. Perempuan asal Daly City dekat San Francisco meninggal setelah menderita gejala yang berhubungan dengan panas. Belum lama ini sempat diberitakan bahwa sebuah sol sepatu meleleh akibat cuaca panas di sana.
Grand Canyon menelan korban 17 korban jiwa pada 2018. Sementara itu, empat orang tewas di kawasan taman itu pada 2019, seperti dilansir dari Daily Mail.
Juru bicara Taman Nasional Grand Canyon, Vanessa Ceja-Cervantes mengungkapkan bahwa korban meninggal awal tahun lalu bukan akibat terjatuh. Korban yang merupakan warga negara asing itu ditemukan pada 26 Maret 2020 di daerah hutan di selatan kawasan South Rim Village di area taman itu.
Advertisement
Turis Terjebak di Bawah Tanah
Sementara, lima pengunjung Grand Canyon terjebak di kedalaman 60 meter di bawah tanah selama 26 jam. Mereka terjebak di dalam lift yang tiba-tiba ngadat pada Minggu pagi, 23 Oktober 2022. Beruntung, tidak ada dari mereka yang mengalami klaustrafobia saat terjenak di lift tersebut.
Juru bicara Kantor Sherif Coconino, Jon Paxton mengatakan petugas berwenang kemudian mendatangkan teknisi spesialis untuk memperbaiki benda itu. "Kemarin ada lima orang yang keluar dari gua ketika lift berhenti bekerja," jelas Paxton kepada CNN, dikutip dari Euro News, Kamis, 27 Oktober 2022.
"Kami awalnya meyakini itu adalah masalah listrik sehingga generator dibawa masuk. Ini bukan masalah listrik. Ini masalah mekanis."
Paxton mengatakan staf di Cavern bekerja untuk membuat kunjungan para tamu itu senyaman mungkin. Satu-satunya jalan keluar dari bawah tanah ngarai itu adalah lewat jalur tangga darurat 21 lantai.
Namun, salah satu turis memiliki kondisi medis yang mencegah mereka mengambil opsi tersebut. Tim SAR akhirnya menggunakan alat khusus untuk mengangkat pengunjung keluar dari ngarai.
Cavern merupakan hotel dan restoran yang berada di bawah tanah Grand Canyon. Atraksi itu dibuat dengan memanfaatkan bekas tempat perlindungan bom yang dibangun di masa pemerintahan John F. Kennedy karena mengkhawatirkan perang nuklir pecah selama Krisis Rudal Kuba.
Taman Nasional Paling Mematikan
Bunker itu sebelumnya adalah gua kering yang besar. Sekarang, pengunjung dapat bermalam di bekas bunker dengan membayar 1.000 dolar AS per malam untuk dua orang.
Pemiliknya mengklaim akomodasi itu sebagai 'kamar hotel terdalam, tergelap, dan paling tenang di dunia'. Padahal, gelar kamar hotel terdalam di dunia saat ini dimiliki tambang perak Sala Swedia, yang memungkinkan para tamu tidur di kedalaman lebih dari 150 meter di bawah tanah.
NY Post menyebut Grand Canyon sebagai taman nasional paling mematikan di Amerika Serikat pada minggu lalu. Kasusnya didominasi oleh orang hilang, kematian, dan bunuh diri.
Setidaknya 56 orang dilaporkan hilang dari Taman Arizona dari 2018 hingga Februari 2023. Setidaknya enam orang ditemukan tewas, menurut catatan yang diperoleh melalui permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi.
Para ahli mengatakan jumlah korban tewas di taman yang luas itu kemungkinan lebih tinggi dari catatan. Laporan menyebutkan sekitar 1.100 orang hilang di taman nasional seluruh AS dalam lima tahun terakhir.
Advertisement