Liputan6.com, Jakarta - Taman Budaya Gunungkidul dipastikan jadi salah satu fasilitas yang rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 pada Jumat, 30 Juni 2023, sekitar pukul 19.57 WIB. Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekam sebanyak 20 kali gempa susulan setelah gempa Bantul Yogyakarta mengguncang barat daya wilayah itu, lapor kanal News Liputan6.com.
Melansir Antara, Sabtu (1/7/2023), kerusakan akibat gempa di Taman Budaya Gunungkidul salah satunya dilaporkan di area auditorium. Plafon lantai tiga diruangan itu jebol di tengah deretan kursi penonton dan panggung. "Saat ini, kami masih menunggu laporan dari tim reaksi cepat yang ada di wilayah masing-masing," kata salah satu Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Gunungkidul Ahmad Riyadi.
Taman Budaya Gunungkidul sendiri merupakan kompleks yang meliputi ruang terbuka dan ruang tertutup sebagai lokasi penggelaran berbagai pertunjukan dan pagelaran, catat laman Pemerintah Provinsi DIY. "Taman budaya ini juga sekaligus merupakan tempat bertemu dan berkumpulnya para seniman untuk saling bertukar informasi sebagai ajang pengenalan kota dan pelestarian kebudayaan," kata mereka.
Advertisement
Selain itu, Taman Budaya Gunungkidul juga dapat digunakan untuk workshop mengenai hasil karya yang dipertunjukkan. Kompleks bangunannya berada di lahan seluas 2,8 hektare, meliputi gedung auditorium, amfiteater atau ruang pentas terbuka, dan bangunan gedung yang terdiri dari perkantoran, pertokoan, serta mini museum.
"Dana pembangunan Taman Budaya Gunungkidul berasal dari dana keistimewaan tahun anggaran 2017 untuk pengadaan tanah sebesar Rp3,328 miliar. Pada tahun anggaran 2018, pembangunan tahap pertama menehan biaya Rp12,999 miliar," catat pihaknya.
Tidak Hanya Taman Budaya Gunungkidul
Kemudian, pada 2019 sampai tahun 2021, dilanjutkan tahap kedua pembadengan Taman Budaya Gunungkidul dengan total anggaran Rp132,070Â miliar. Sedangkan, manajemen konstruksinya menelan dana sebesarRp1,920Â miliar dan pada 2021 terdapat penambahan tanah seluas 1245 meter persegi dengan nilai Rp726juta.
Selain Taman Budaya Gunungkidul, gedung Dinas Pendidikan, Pasar Argosari, Kantor BDG, Rusunawa, dan Polres Gunungkidul juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa semalam. Beberapa rumah milik warga pun rusak, yakni di Semanu, Rongkop, Nglipar, Panggang dengan tingkat rusak ringan sampai parah.
"Pendataan masih berlangsung. Tim akan melakukan penilaian tingkat kerusakan rumah milik warga," sebut Ahmad. Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sumadi mengatakan, TRC Gunungkidul siap menerima laporan dari berbagai pihak terkait kerusakan akibat gempa.
Saat ini, petugas mulai melakukan pengecekan ke lapangan untuk mengetahui secara pasti kondisi kerusakan. "TRC siap menerima laporan dan akan menindaklanjuti sekiranya perlu segera ditangani," ia mengatakan.
Advertisement
Gempa Bumi Menengah
Dari rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 30 Juni 2023, berdasarkan lokasi epister dan kedalaman hiposenter, BMKG menganalisis bahwa gempa bumi yang terjadi semalam adalah jenis gempa bumi menengah. Hal ini dipicu aktivitas gempa subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber mencatat, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik. BNPB menyebut, warga di beberapa wilayah merasakan guncangan kuat. Guncangan dengan intensitas kuat dirasakan warga Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul di Yogyakarta.
Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, sebagian besar warga di hampir seluruh wilayah merasakan guncangan gempa tersebut. Berdasarkan parameter BMKG, gempa M6,4 berpusat di 86 km barat daya Bantul, dengan kedalaman 25 km. Dilihat pemodelan BMKG, pusat gempa yang berada di laut ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, melihat intensitas guncangan dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI), BMKG mengidentifikasi wilayah Kulon Progo, Nganjuk, Kebumen, dan Ponorogo pada IV MMI, sedangkan Kediri III – IV MMI dan Mojokerto III MMI. BMKG mendeskripsikan semakin tinggi tingkat MMI, dampak yang dirasakan semakin besar.
Mitigasi Sebelum, Saat, dan Setelah Gempa Bumi
BMKG mendeskripsikan gempa skala IV MMI sebagai guncangan yang dirasakan orang banyak di dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik, serta dinding berbunyi. Menyikapi fenomena gempa bumi, BNPB mengimbau warga waspada dan siap siaga.
Antisipasi adanya gempa susulan pun tetap harus diperhatikan. Pastikan struktur bangunan rumah tetap kokoh sebelum kembali ke dalam rumah pascagempa. Warga juga diimbau mempersiapkan tas siaga bencana apabila harus melakukan evakuasi ke tempat aman untuk sementara waktu.
BNPB juga mengimbau warga untuk tidak terpancing informasi palsu alias hoaks terkait fenomena gempa bumi. Secara lebih lengkap, berikut upaya mitigasi gempa bumi yang dapat dilakukan di masing-masing tahapan:
Mitigasi sebelum gempa bumi
- 1Membangun bangunan dengan standar tahan gempa dapat mengurangi risiko kerusakan dan kecelakaan saat terjadi gempa bumi.
- Melakukan pemetaan risiko gempa bumi untuk mengetahui daerah-daerah yang rentan terhadap gempa bumi dan melakukan penataan ruang yang sesuai.
- Mengedukasi masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan menginformasikan tindakan yang harus diambil saat gempa bumi.
Mitigasi saat gempa bumi
- Menyiapkan jalur evakuasi dan tempat penampungan darurat untuk menghindari kerumunan dan memberikan bantuan yang cepat pada korban.
- Sistem pemantauan gempa bumi yang baik dapat memberikan informasi dini tentang gempa bumi, sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk mengurangi dampaknya.
- Berlindung di bawah meja, benda yang kuat, atau dinding dengan tangan menutup kepala saat terjadi gempa bumi.
Mitigasi sesudah gempa bumi
- Melakukan pemeriksaan bangunan untuk menentukan apakah bangunan masih aman atau perlu diperbaiki atau dirobohkan.
- Memberikan bantuan dan perlengkapan darurat pada korban dan melakukan evakuasi terhadap korban yang terjebak.
- Melakukan pemulihan dan rekonstruksi wilayah yang terdampak gempa bumi dengan memperhatikan faktor mitigasi gempa bumi untuk meminimalkan risiko kejadian serupa di masa depan.
Advertisement