Liputan6.com, Jakarta - Gunung Marapi yang juga dikenal sebagai Merapi merupakan gunung berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera. Terkadang ada yang menyangka Gunung Marapi sama dengan Gunung Merapi di Jawa Tengah.
Gunung Marapi memiliki ketinggian 2.891 mdpl. Letaknya di sebelah tenggara kota Bukittinggi dan mudah dicapai dari jalan utama di selatan kota.
Baca Juga
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Kamis (12/101/2023), Gunung Marapi menjadi salah satu pendakian paling populer di Indonesia. Gunung Marapi telah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad ke-18.
Advertisement
Gunung ini menjadi situs yang pertama kali dihuni oleh orang Minangkabau setelah kapal mereka mendarat di gunung ketika ukurannya sebesar telur dan dikelilingi oleh air. Ada sejumlah besar batu penguburan tegak (menhir) di wilayah yang berorientasi ke arah gunung, yang menunjukkan makna budayanya.
Mulai Juli 2023, pendakian ke Gunung Marapi harus booking tiket dahulu secara online di BKSDA Sumbar. Masih banyak hal mengenai Gunung Marapi, berikut enam fakta menarik Gunung Marapi yang dirangkum Liputan6.com pada Kamis (12/10/2023).
1. Pemandangan Kota Bukittinggi dan Gunung Singgalang dari Marapi
Saat jalan setapak ke atas gunung, di bagian vegetasi yang kurang lebat pendaki bisa melihat pemandangan yang sangat indah dari lembah Agam hingga Gunung Singgalang dan kota Bukittinggi. Tak hanya itu, di berbagai sisi lain pendaki juga bisa melihat Gunung Singgalang di sebelah barat, Talakmau di luar Bukittinggi di utara, serta Danau Singkarak dan Kerinci di selatan.
Â
2. Gunung Api Paling Aktif di Sumatera
Gunung Marapi merupakan gunung berapi paling aktif yang ada di Pulau Sumatera. Selain Gunung Marapi, terdapat juga gunung lainnya di Sumatera yang masih aktif seperti gunung Dempo, Gunung Kerinci, Sinabung, Peuet Sagoe, Kaba dan Tandikat. Â
3. Banyak Sumber Air di Gunung Marapi
Terdapat dua sumber air pada ketinggian 1.400 mdpl (titik awal) dan 2.500 mdpl. Bagian pertama melewati vegetasi bambu dan bagian yang sulit dimulai pada ketinggian sekitar 2.000 mdpl. Terdapat pemandangan spektakuler pada ketinggian 2.400 meter.
Ada banyak tanda yang biasanya berwarna kuning, baik untuk area berkemah maupun sumber air di bagian bawah jalan setapak. Sumber air pertama adalah Sumur Kodok dengan ketinggian 1.500 mdpl yaitu genangan air kecil di sebelah kiri lintasan.
Kemudian ikuti banyak tempat perkemahan datar di Pasangrahan pada ketinggian 1.505 mdpl sebelum Jauhi Maksiat di ketinggian 1,540 mdpl. Sumber air bersih lainnya yang ditandai pada ketinggian 1.575 mdpl.
Tempat perlindungan logam kecil yang kedua berada pada ketinggian 1.600 mdpl. Sumber air lainnya diberi tanda pada ketinggian 1.645 mdpl sebelum bumi perkemahan Petualang Gunung pada ketinggian 1.710 mdpl.
Advertisement
4. Jalur Pendakian ke Gunung Marapi
Jalur pendakian Gunung Marapi ke arah puncak dapat dijangkau dari tiga arah, antara lain dari arah tenggara, barat laut dan selatan. Setiap jalur pendakian tersebut dimulai dari Pariaman, Sungai Puar dan Kota Baru.
Jalur pendakian yang biasa digunakan untuk melakukan pendakian adalah dari jalur Koto Baru. Jalur pendakian lain dimulai di desa Kacawali (1.400 mdpl) dan sebagian jalannya sangat curam dan menantang. Jalur ini dibuka oleh pendaki dari Mapala UNAND (Universitas Andalas Limau Manis Padang).Â
Jalur terjal dari Kacawali berada pada sudut 80 derajat di beberapa tempat dan dibutuhkan waktu minimal delapan jam untuk mencapai puncak yang membutuhkan setidaknya satu malam di gunung. Dengan tingkat kesulitan pendakian ke Gunung Marapi, sebagian besar masyarakat cukup senang bisa mencapai Puncak Merpati (2.757m) yang merupakan puncak tertinggi di kompleks kawah.
5. Titik Tertinggi Gunung Marapi Jarang Didaki
Titik tertinggi pegunungan Marapi sangat jarang dikunjungi dan memerlukan beberapa jam ekstra di setiap arah. Puncak sebenarnya yang berketinggian 2.891 mdpl dikenal sebagai Puncak Garuda. Sebelum erupsi pada 2010, puncak Garuda bentuknya mirip dengan seekor burung garuda dengan bentuk kepala, badan dan kedua sayapnya.
6. Meletus Lebih dari 50 Kali
Sejak abad ke-19 akhir, Gunung Marapi telah mengalami letusan berkali-kali. BMKG menyebutkan bahwa Gunung Marapi meletus pada 1807-1822, dan 1855.
Memasuki akhir 2011 hingga awal 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya lewat letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Pernah terjadi letusan diakhir 2011 dengan semburan abu terbawa angin berkilo-kilo jaraknya hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
Sebelumnya pada 26 Februari 2014, Gunung Marapi diberitakan meletus dan melepaskan material pasir, tefra, serta abu vulkanik ke wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Status Gunung Marapi ditetapkan Siaga (level 2) dan radius 3 km dari pusat kawah harus dikosongkan. Tidak ada evakuasi warga pada letusan ini.
Pada 7 Januari 2023, Gunung Marapi di Sumbar Sumatera Barat mengalami erupsi. Saat Merapi Sumbar erupsi, diketahui terdapat sejumlah pendaki yang masih berkemah. Padahal sebelumnya, para pendaki sudah diimbau agar tidak mencapai puncak. Gunung Marapi di Sumatera Barat saat itu mengalami erupsi 127 Kali, warga diminta tak mendekat
Â
Advertisement