Mau Berkarya Lewat Puisi Tapi Bingung Gimana Mulainya? Kamu Bisa Ikuti Langkah Ini!

Puisi merupakan karya seni menulis yang menggunakan diksi khusus dan gaya penulisan yang unik.

oleh Farhati Haqiya Silmi pada 13 Okt 2023, 18:00 WIB
Diperbarui 13 Okt 2023, 15:57 WIB
Ilustrasi menulis, puisi
Ilustrasi menulis, puisi. (Gambar oleh cromaconceptovisual dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Puisi merupakan karya seni menulis yang menggunakan diksi khusus dan gaya penulisan yang unik. Biasanya kegiatan puisi digemari karena mampu menyampaikan perasaan, pemikiran, atau pengalaman melalui kata-kata indah.

Tapi, terkadang ada aja momen kehilangan ide atau inspirasi kata-kata. Akibatnya puisi yang dibuat jadi tidak sebagus biasanya, bahkan bikin seseorang merasa down ketika membandingkan karya sendiri dengan orang lain.

Memang sih tidak gampang menulis puisi, tapi sebenarnya juga tidak terlalu sulit kalau kamu tahu tipsnya dan mau melatih kemampuan. Supaya tidak sering kehabisan ide dan pemilihan kata untuk karyamu, ikuti langkah-langkah berikut ini yuk!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Membekali Diri dengan Membaca Karya Lain untuk Inspirasi

Ilustrasi Puisi, Pantun, Menulis, Membaca
Ilustrasi Puisi, Pantun, Menulis, Membaca (Photo by Suzy Hazelwood from Pexels)

Sama seperti seorang seniman yang mengamati berbagai karya untuk menemukan ide-ide baru, begitu pula seorang penulis puisi. Membaca berbagai buku dan puisi bisa menjadi langkah awal yang membantu memperluas kosa kata dan mengintegrasikannya ke dalam karya sendiri. 

Mempertimbangkan selera pribadi dan tema yang ingin diangkat dalam puisi bisa menjadi alasan untuk banyak membaca karya penulis lain. Hal ini juga sempat disinggung dalam sebuah studi pada tahun 1977, Dubin dan Olstain mengungkapkan bahwa manfaat dari membaca yang didasari perasaan senang atau tertarik ‘reading pleasure’ akan berefek pada kemampuan berbahasa yang lainnya, seperti menulis.

Setiap penulis memiliki gaya bahasa dan preferensi kata yang berbeda. Oleh karena itu, pilihlah penulis yang karya-karyanya sesuai dengan visi dan pesanmu. Selami bagaimana penulis tersebut memilih kata-kata untuk menyampaikan emosi, atmosfer, dan makna yang mendalam. 

Selain itu, amati juga struktur kalimat, permainan makna, dan nuansa yang diciptakan tiap kata-kata tertentu. Dengan memahami beragam gaya bahasa dan pemilihan kata yang ada dalam karya yang dibaca, kamu dapat memilih diksi yang paling tepat untuk puisi karyamu.

Mulai dari Menentukan Suasana dan Tema Puisi

Ilustrasi menulis, puisi
Ilustrasi menulis, puisi, sejarah. (Image by Freepik)

Bisa dikatakan puisi menjadi pintu gerbang menuju perasaan dan makna, lho. Agar puisi mampu menghantarkan pesan dengan kuat, penting untuk menguasai suasana dan tema. Studi Baribin (2011) dalam Wahyuningtyas dan Santosa menjelaskan tentang tema, yaitu merupakan gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya fiksi. 

Pentingnya menentukan tema dan suasana dalam berkarya akan menentukan kata-kata yang dihasilkan dan digunakan oleh seorang penulis, agar adanya keselarasan antara diksi dan isi puisi. Maka dari itu, sebelum mulai merangkai kata-kata, tentukanlah terlebih dahulu suasana dan tema yang ingin diungkapkan dalam puisi. Apakah ingin menyampaikan kebahagiaan, kesedihan, kecemasan, atau bahkan sebuah perenungan tentang alam semesta? 

Menentukan suasana dan tema akan membantu dalam menentukan kata-kata yang tepat dan memberikan arah pada kisah yang ingin diwujudkan dalam puisi. Jangan lupa untuk selalu pertimbangkan keselarasan tiap kata yang dipilih dengan suasana dan tema, ya!

Ilustrasi menulis, merangkai puisi
Ilustrasi menulis, merangkai puisi. (Photo by Freepik)

Dalam menulis puisi yang kaya akan diksi, penting untuk menggali emosi yang ada di dalam diri. Rasakanlah perasaan yang ingin diungkapkan dan buatlah pembaca dapat merasakan getaran emosi tersebut melalui kata-kata.

Selain itu, berempati dengan tokoh atau situasi yang menjadi tema puisi juga dapat menghasilkan kata-kata yang lebih dalam dan bermakna. Pada proses ini, diksi juga bisa muncul secara alami.

Puisi memiliki keajaiban dalam menghidupkan indera dan imaji dalam pikiran pembaca, lho. Maka dari itu kamu bisa gunakan kata-kata yang mampu membangkitkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan rasa dalam puisi.

Gali juga kata-kata yang menggambarkan warna, suara, aroma, serta sensasi fisik dan emosional. Dengan merangkai kata-kata yang kreatif, kamu dapat membawa pembaca masuk ke dalam dunia puisi dan merasakan setiap nuansanya.

Gunakan Diksi Sederhana dengan Makna yang Mendalam

Ilustrasi menulis, puisi
Ilustrasi menulis, puisi. (Photo by Mrika Selimi on Unsplash)

Masih banyak penulis yang berpikir bahwa puisi hanya akan lebih baik apabila menggunakan kata-kata yang rumit dan membingungkan. Namun, pada kenyataannya, kemampuan mengolah diksi yang sederhana untuk menyampaikan makna juga tidak dapat kita abaikan.

Tujuan utama puisi adalah untuk menyampaikan pesan dan emosi dengan kuat. Sebagai penulis, perlu dipahami bahwa penggunaan ekspresi yang sederhana dan tepat juga bisa membawa kepada tujuan penulisan puisi.

Penting untuk menghilangkan gagasan bahwa makna hanya dapat ditemukan dalam kata-kata kompleks. Bahkan kata-kata paling sederhana pun dapat mengungkapkan kompleksitas perasaan dan pikiran orang dengan cara yang mendalam dan menarik.

Ini mengarah pada pemahaman bahwa yang penting bukanlah jumlah kata yang digunakan, tetapi bagaimana kata-kata itu memasuki perasaan dan pikiran pembaca.

Coba Eksperimen dengan Kontras dan Metafora

Ilustrasi menulis, pantun, puisi
Ilustrasi menulis, pantun, puisi. (Photo by Álvaro Serrano on Unsplash)

Kontras dan metafora bisa menjadi alat hebat dalam menambah kekayaan ekspresi puitis, lho. Kontras dalam puisi berarti menggunakan diksi (pilihan kata) yang bertentangan atau berlawanan untuk menciptakan perbedaan yang mencolok dalam makna atau suasana yang diungkapkan. 

Sementara itu, mengutip dari jurnal bebasan kemdikbud.go.id, metafora yang mirip dengan simile adalah perangkat sastra untuk menegaskan kesamaan melalui bantuan kata-kata seperti, seolah-olah, dan bagai (as, like, such, as, as … as, than). Penggunaan kontras dan metafora ini dapat memperkaya makna puisi dan memberikan dimensi emosional yang lebih dalam.

Dengan memadukan unsur-unsur yang berlawanan atau menggunakan perbandingan tidak langsung, kamu bisa menghadirkan lapisan makna yang dalam. Misalnya, menggambarkan cahaya dalam kegelapan atau pengibaratan perasaan sebagai bunga yang mekar di tengah badai. Eksplorasi ini akan memberikan dimensi baru pada puisimu.

Selaraskan Bunyi Kata dalam Karya

Ilustrasi puisi
Ilustrasi puisi. Photo by Freepik

Puisi tidak hanya berkaitan dengan makna setiap kata, tetapi juga melibatkan keajaiban musikalitas yang tersembunyi dalam baitnya. Seperti halnya dalam musik, puisi juga memiliki ritme, harmoni, dan irama yang mampu membangkitkan perasaan para pembaca.

Dengan memainkan setiap elemen seperti ritme, rima, asonansi, dan aliterasi, penulis mampu menciptakan komposisi kata-kata yang tak hanya indah secara artistik, tetapi juga mampu merangkul perasaan dan imajinasi pembaca.

Dari laman kemdikbud.go.id, ritme dalam puisi adalah dinamika suara dalam puisi yang membentuk pola dalam irama kata. Elemen ini memberi puisi keseluruhan kecocokan yang memikat, seperti dentingan nada dalam lagu.

Ritme membawa pembaca melalui puisi dengan kecepatan dan kelegaan yang berbeda-beda, menggarisbawahi emosi yang ingin disampaikan oleh kamu, sang penulis.

Rima, baik itu rima akhir atau rima internal, memberikan sentuhan harmoni yang membuat puisi terasa serasi dan terstruktur. Ketika menciptakan rima dalam puisi, penulis dituntut untuk mencari kata-kata yang memiliki bunyi akhir yang serupa.

Dalam menciptakan rima, kamu akhirnya dapat melatih diri untuk berpikir kreatif dalam memilih kata-kata yang sesuai. Pemilihan diksi yang cocok untuk rima yang diinginkan dapat memberikan dimensi baru pada makna puisi, lho.

Selain rima ada juga asonansi dan aliterasi melibatkan pengulangan bunyi atau pola suara tertentu. Asonansi adalah pengulangan bunyi vokal, sementara aliterasi melibatkan pengulangan bunyi konsonan.

Kedua elemen ini menciptakan tekstur suara yang kaya dan berlapis-lapis, memberi puisi nuansa yang lebih dalam, mirip dengan harmoni dalam musik.


Edit dan Revisi dengan Teliti

Jenis-Jenis Puisi
Ilustrasi Menulis Puisi Credit: pexels.com/Judit

Setelah mampu merampungkan puisi pertama, tahap penting selanjutnya adalah mengedit dan merevisinya dengan cermat. Periksa kembali penggunaan diksi dan pastikan kata-kata yang kamu pilih sesuai dengan pesan dan emosi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata yang tepat akan memberikan kejelasan dan ketajaman pada puisimu

Setelah melihat keseluruhan dan merevisi puisimu, jangan takut untuk mencoba gaya atau bahasa baru yang mungkin belum pernah kamu gunakan sebelumnya. Dalam perjalanan menulis, akan ada banyak cara baru untuk bermain dengan diksi dan menghadirkan keunikan dalam setiap karyamu.

Terakhir, ingatlah bahwa setiap penulis memiliki gaya uniknya masing-masing. Maka dari itu kamu perlu terus menulis hingga menemukan identitas sebagai penulis. Berlatihlah dengan berbagai gaya dan pendekatan, namun jangan lupakan bahwa inti dari puisi adalah ungkapan pribadi.

Seiring perjalanan, kamu bisa menemukan gaya tulisan, kok. Namun perlu diingat bahwa proses ini memerlukan waktu dan ketekunan. Dalam setiap kata-kata yang kamu pilih, semoga kemampuanmu akan selalu berkembang ya, semangat!

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya