Liputan6.com, Jakarta - Usai kehebohan PHK massal dan skandal iklan diduga menseksualisasi anak dengan seragam sekolah, Helena Helmersson mengundurkan diri sebagai CEO H&M pada Rabu, 31 Januari 2024. Ia mengakhiri masa jabatan empat tahunnya secara tiba-tiba dan memicu perubahan mengejutkan dalam jajaran pimpinan retailer fesyen asal Swedia tersebut.
"Saya sangat bangga dengan apa yang telah kita capai bersama selama beberapa tahun terakhir. Kita telah menewati pandemi COVID-19, serta beberapa tantangan geopolitik dan makroekonomi," katanya dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan bersamaan dengan laporan keuangan terbaru perusahaan Swedia tersebut, dikutip dari CNN, Kamis (1/2/2024).
Ia menyambung, "Namun, hal ini terkadang terasa sangat menuntut bagi saya secara pribadi dan sekarang saya merasa inilah saatnya meninggalkan peran CEO, yang tentu saja bukanlah keputusan yang mudah."
Advertisement
Helmersson meninggalkan H&M setelah 26 tahun bekerja di perusahaan tersebut. Ia digantikan sebagai CEO oleh Daniel Erver, yang baru-baru ini menjabat sebagai kepala merek H&M, yang merupakan merek terbesar dalam grup tersebut. Merek lainnya termasuk & Other Stories dan COS.
Margin laba operasional H&M turun jadi 7,2 persen pada kuartal keempat tahun finansialnya, mencakup periode September hingga November 2023, dari 7,8 persen pada kuartal sebelumnya. Penjualan secara general meningkat pada tahun keuangan 2023, tapi turun empat persen dalam dua bulan terakhir.
Saham H&M anjlok setelah pengumuman tersebut dan melemah lebih dari sembilan persen pada perdagangan tengah hari di Stockholm. Saham pengecer mode itu tercatat telah turun 14 persen sejak awal 2024.
Â
Kondisi Bisnis yang Sulit
Helmersson menyambung, "Bagi banyak konsumen, tahun ini ditandai dengan rendahnya daya beli karena tingginya inflasi dan tingginya suku bunga. Kuartal keempat dimulai dengan cuaca panas yang luar biasa di beberapa pasar penting kami di Eropa. Sejak pertengahan Oktober (2023), penjualan pulih karena cuaca musim gugur yang lebih normal."
Terlepas dari kondisi bisnis yang sulit, pengecer tersebut juga menghadapi tantangan untuk menata ulang rantai pasokannya. Perusahaan tersebut mengatakan pada Agustus 2023 bahwa mereka akan menghentikan operasinya di Myanmar.
Pekan ini, pihaknya telah mengumumkan rencana menutup lebih dari seperempat tokonya dan memberhentikan 588 pekerja di Spanyol. H&M akan melakukan PHK massal karena alasan organisasi, produktif, dan ekonomi yang tidak menentu, kata serikat pekerja CCOO dan UGT dalam pernyataan bersama.
Melansir Business Standard, 30 Januari 2024,  H&M memiliki 91 toko dan mempekerjakan hampir empat ribu orang di Spanyol, menurut laporan tahunan perusahaan. Dalam rencana efisiensi terbaru, pihaknya berencana menutup 28 toko.
Advertisement
Keluhan Pekerja H&M
Langkah H&M sejalan dengan yang diambil pengecer fesyen besar lain di seluruh dunia yang telah menutup toko-toko kecil dalam beberapa tahun terakhir sambil memperluas cabang-cabang utama yang menarik lebih banyak pengunjung dan dapat berfungsi ganda sebagai pusat logistik e-commerce.
Sebelum ini, para pekerja H&MÂ telah mengeluhkan beban kerja yang berlebihan, menurut sumber serikat pekerja. Pada November 2022, pengecer ini mengumumkan rencana global untuk memangkas 1.500 pekerjaan guna menghemat biaya. Di Spanyol, mereka telah mengurangi sebanyak 400 karyawan pada 2021.
"Kami yakin tindakan ini terlalu agresif dan mungkin bisa dicari solusi yang membuat karyawan tidak kehilangan pekerjaan mereka," kata serikat pekerja.
Pada awal Januari 2024, mereka terpaksa menghapus iklan seragam sekolah di Australia setelah pengguna media sosial mengeluhkan kampanye tersebut tergolong "menseksualisasi anak-anak." "Kami sangat menyesal atas pelanggaran yang ditimbulkan," kata H&M pada CNN.
Dilaporkan sebelumnya, iklan tersebut memuat dua anak perempuan berambut pendek yang berdiri saling berhadapan mengenakan gaun pinafore dan mencangklong tas punggung warna pink.
Segera Turunkan Iklan
Tertulis slogan di iklan H&M, "Make those heads turn in H&M Back to School fashion (Buat semua orang menoleh dengan gaya busana Kembali ke Sekolah H&M)."
Mengutip itv.com, 23 Januari 2024, materi promosi tersebut dengan segera dikecam masyarakat. Sejumlah warganet mengekspresikan kekecewaan mereka terkait iklan tersebut. Rata-rata menyebut H&M telah menseksualisasi anak-anak, sementara ada juga yang menyebut iklan itu "tidak pantas."
Pendiri dan kepala eksekutif Mumsnet, sebuah situs parenting, Justine Roberts mengatakan, "Pengguna Mumsnet telah lama mengkhawatirkan tentang budaya seksualisasi yang mengerikan ke dalam kehidupan anak-anak, itulah sebabnya kami meluncurkan kampanye 'Biarkan Anak Perempuan Tetap Menjadi Anak Perempuan' pada 2010."
Keputusan H&M menarik iklan yang dimaksud disambut baik Roberts, meski dengan catatan. "Meski kami senang H&M telah menerima kesalahan mereka dan menghapus iklan tersebut, yang seharusnya tidak pernah dibuat, pengguna kami akan dengan senang hati diyakinkan bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk memastikan semua orang di H&M memahami masalah ini dengan jelas sehingga masalah ini tidak terjadi lagi."
Advertisement