Liputan6.com, Jakarta - Boeing meminta agar maskapai yang mengoperasikan pesawat 787 Dreamliners untuk menginstruksikan pilot mengecek kursi mereka menyusul insiden pesawat Latam Airlines yang mendadak menukik tajam. Penyelidikan insiden yang berlangsung pada Senin, 11 Maret 2024, itu masih berlanjut.
Akibat insiden tersebut, sekitar 50 penumpang pesawat Latam Airlines bernomor LA800 terluka. Dugaan penyebabnya, berdasarkan laporan The Wall Street Journal, adalah pramugari yang ceroboh tak sengaja menekan tombol di kursi pilot. Pilot kemudian terdorong ke arah kemudi yang mengarahkah hidung pesawat menukik tajam ke bawah secara mendadak.
Baca Juga
Pihak maskapai mengatakan siap mendukung penyelidikan. Sementara, dikutip dari BBC, Minggu (17/3/2024), Boeing menyatakan, "Investigasi terhadap Penerbangan LA800 sedang berlangsung dan kami tunduk pada otoritas investigasi atas setiap temuan potensial."
Advertisement
"Kami telah mengambil tindakan pencegahan dengan mengingatkan operator 787 tentang buletin layanan yang dikeluarkan pada tahun 2017 yang mencakup instruksi untuk memeriksa dan memelihara sakelar di kursi dek penerbangan." Mereka merekomendasikan agar maskapai memeriksa sakelar tersebut 'pada kesempatan pemeliharaan berikutnya'.
Pesawat yang bermasalah sebenarnya dijadwalkan kembali terbang dari Auckland ke Santiago, ibu kota Chile. Namun, penerbangannya dibatalkan dan penerbangan baru dijadwalkan apda Selasa, 12 Maret 2024.
Dalam kejadian tersebut, sejumlah penumpang yang sedang melakukan perjalanan dari Australia menuju Selandia Baru terlempar ke atap pesawat. Penumpang bernama Brian Jokat saat itu mengatakan sejumlah orang mengalami luka di kepala.
Jokat mengungkapkan bahwa orang-orang telah menghantam langit-langit dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga "beberapa panel atap rusak". Orang di sebelahnya, tambahnya, tampak "terpaku di langit-langit".
Pengalaman Horor Penumpang
Penumpang yang terguncang sempat merekam kacaunya situasi dalam pesawat tersebut. Dalam video terlihat seorang wanita terbaring tak sadarkan diri di lorong tengah, dan yang lainnya memegangi kepala karena kesakitan.
"Pesawat itu, tanpa pemberitahuan, baru saja jatuh. Maksud saya, pesawat itu jatuh tidak seperti yang pernah saya alami dalam turbulensi kecil apa pun, dan orang-orang terlempar dari tempat duduknya, terbentur bagian atas atap pesawat, terlempar ke lorong," kata Brian Jokat kepada ABC News.
"Beberapa panel atap pecah karena orang-orang terlempar dan menabrak panel atap plastik di lorong. Dan ada darah keluar dari kepala beberapa orang."
Clara Azevedo, dari Brisbane, mengatakan membantu sesama penumpang yang dua tulang rusuknya patah dan bahunya terluka karena wanita tersebut tidak bisa berbahasa Inggris. Sementara, LATAM Airlines tidak menyediakan penerjemah.
"Kami semua trauma dan kami harus menemukan kekuatan untuk membantu orang-orang," katanya kepada NZ Herald.
Advertisement
Penumpang Hanya Dapat Kompensasi Burger
Sekitar 50 orang terluka dengan mayoritas mengalami luka ringan akibat kejadian itu. Sementara, menurut pihak maskapai, 13 orang lainnya harus dirawat di rumah sakit. Mayoritas bisa segera keluar dalam waktu singkat, hanya seorang penumpang dan seorang awak kabin yang perlu mendapatkan perawatan medis lanjutan.
Setelah kejadian itu, sejumlah penumpang mengungkapkan kekecewaannya. Mereka mengaku diabaikan pihak maskapai selama beberapa jam setelah penerbangan yang mengerikan itu berlalu. Kompensasi baru diberikan, itu pun hanya berupa burger yang masing-masing satu selama menunggu di Bandara Auckland.
"Kecelakaan bisa saja terjadi, namun cara mereka memperlakukan kami tidak seharusnya demikian,"Â kata seorang penumpang asal Thailand, Iwamoto, kepada NZ Herald.
Komisi Investigasi Kecelakaan Transportasi Selandia Baru mengatakan pada Selasa, 12 Maret 2024, bahwa pihaknya menyita perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dari penerbangan tersebut, yang akan memberikan informasi tentang percakapan antara pilot dan pergerakan pesawat.
Perparah Masalah yang Dihadapi Boeing
Insiden yang menimpa Latam Airlines tidak hanya memengaruhi citra maskapai asal Chile itu, tetapi juga produsen pesawat yang digunakan, dalam hal ini Boeing. Perusahaan aviasi asal Amerika Serikat tersebut saat ini sedang diawasi ketat setelah insiden ledakan panel badan pesawat Alaska Airlines di tengah penerbangan dan pesawat lain yang tampaknya sayapnya hanya diperbaiki dengan selotip.
Melansi CNBC, Rabu, 13 Maret 2024, Boeing diawasi lebih ketat oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional. Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa baut pada panel pintu hilang ketika jet tersebut meninggalkan pabrik perusahaan di Washington.
Dalam sebuah email, Boeing menyatakan, "Kami benar-benar fokus pada penerapan perubahan untuk memperkuat kualitas di seluruh sistem produksi kami dan meluangkan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pesawat terbang berkualitas tinggi yang memenuhi semua persyaratan peraturan."
"Kami terus menjalin komunikasi yang erat dengan klien kami yang terhormat mengenai masalah ini dan upaya kami untuk menyelesaikannya."
Audit baru-baru ini "mengidentifikasi masalah ketidakpatuhan dalam kontrol proses manufaktur, penanganan dan penyimpanan suku cadang, serta kontrol produk Boeing," menurut FAA, yang telah menunda peningkatan produksi Boeing yang telah direncanakan.
Advertisement