Kak Seto Nyamar Jadi Pemulung, Curhat Awal Mula Merantau di Jakarta hingga Bertemu Pak Kasur

Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto baru-baru ini terlihat menyamar sebagai seorang pelestari atau pemulung. Ia terlihat berkeliling di jalanan dan menyambangi sebuah kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 20 Apr 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 11:30 WIB
Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto menyamar jadi pemulung
Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto menyamar jadi pemulung. (Dok: Instagram @kaksetosahabat anak https://www.instagram.com/reel/C55IXMVSm-4/?igsh=MWpnZXJ3amMxMnJsMA==)

Liputan6.com, Jakarta - Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto baru-baru ini terlihat menyamar sebagai seorang pelestari atau pemulung. Dengan baju compang-camping dan memakai topi jerami, ia berkeliling di jalanan dan menyambangi sebuah kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Usut punya usut, rupanya pria yang erat dengan dunia anak itu sedang mengenang masa lalunya saat pertama kali merantau di Jakarta. "Sejak menginjakkan kaki di Jakarta 54 tahun yang lalu, tanpa bekal dan tanpa tujuan, saya menggelandang dengan pekerjaan serabutan hingga tidur di tempat sampah," tulis Kak Seto di keterangan video yang ia unggah di Instagram @kaksetosahabatanak pada Kamis, 18 April 2024.

Psikolog anak yang menjabat sebagai ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, lembaga swadaya yang bergerak pada ranah perlindungan anak ini tampak tidak dikenali oleh orang di sekitarnya. Kak Seto sesekali memungut bekas botol minuman, seperti ingin kilas balik kehidupannya sebelum bisa menjadi sukses seperti sekarang.

Pria kelahiran 28 Agustus 1951 itu bercerita bahwa kehidupannya yang menggelandang di Jakarta berubah ketika bertemu dengan Pak Kasur pada 4 April 1970. Menurutnya pertemuan itu telah mengantarkan perjalanan hidupnya sebagai "Sahabat Anak" hingga sekarang.

Menurutnya, proses tersebut tidak mudah, penuh liku-liku dan panjang membuat diri saya semakin ditempa sejak muda. "Hingga saat ini pun, saya percaya proses tersebut masih terus berlangsung," kata Kak Seto masih lewat keterangan tulisannya. 

 

Berterima Kasih dengan Kritik

Seto Mulyadi
Ditemui di kediamannya, Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (14/11/2019), psikolog anak Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menyampaikan, kita bisa belajar dari Jepang cara mengatasi kecanduan gawai dengan menggalakkan permainan tradisional. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Lebih lanjut Kak Seto mengungkapkan rasa terima kasihnya atas semua kritik dan saran agar ia bisa menjadi sahabat anak yang lebih baik lagi. " Karena saya percaya negeri ini butuh lebih banyak lagi sahabat anak. Tidak hanya dapat menaruh tanggungjawab pada satu individu saja yang tentu tak luput dari ketidaksempurnaan," tulisnya.

"Saya pun tak lupa mohon maaf bila apa yang telah saya persembahkan di dunia anak-anak selama ini masih penuh dengan kekurangan," katanya menyambung.

Ia pun mengajak untuk saling bergandeng tangan untuk terus berkarya demi kepentingan terbaik bagi anak-anak Indonesia tercinta. Kata-kata tersebut tampak ia dedikasikan untuk 54 tahun pengabdiannya di dunia anak. 

Dalam konten video yang ia buat, terekam juga beberapa komentar-komentar warganet yang ia sertakan. Sebagian besar komentar bernada menghakimi dan memojokkannya sebagai orang yang kerap bersinggungan dengan permasalahan anak.

Dari konten tersebut banyak warganet yang baru tahu kalau ternyata Kak Seto punya hatters (pembenci). "Kak seto punya hatters jg ternyata" tulis seorang warganet.

"Legenda seperti Kak Seto aja kena bully di era netizen sekarang.. sungguh terlalu," yang lain menimpali. 

"Ga semua orang mempertontonkan perjuangannya. Ga setiap perbuatan baik mampu menyelesaikan semua masalah di negeri ini. Berkontribusi terus kak @kaksetosahabatanak," yang lain menyemangati. 

Kak Seto Bicara Soal Bullying

Kak Seto. (Foto: Instagram @kaksetosahabatanak)
Kak Seto. (Foto: Instagram @kaksetosahabatanak)

Baru-baru ini, Kak Seto juga buka suara terkait kasus perundungan atau bullying yang masih marak di kalangan pelajar Indonesia. Mengutip Tim Showbiz Liputan6.com, 20 Februari 2024, media sosial dibuat heboh oleh viralnya rekaman video kasus perundungan antar siswa yang diduga melibatkan anak salah seorang artis ternama.

Bicara soal perundungan yang kini sedang menjadi pembahasan publik di kalangan masyarakat dan media sosial, Kak Seto berfokus pada pentingnya peran sekolah untuk mendidik siswa-siswanya agar tidak lagi melakukan perundungan. "Stop perundungan, tegakkan perlindungan!" tulis Kak Seto melalui akun Instagram @kaksetosahabatanak, Selasa, 20 Februari 2024.

Satu hal yang dikritik psikolog anak bernama lengkap Seto Mulyadi ini adalah terjadinya pembiaran atas aksi bullying di beberapa lingkungan termasuk di sekolah. Ia juga menyebut adanya anggapan lumrah terkait perundungan dari beberapa orang anak kepada anak-anak lainnya.

"Menyikapi terhadap banyaknya kejadian-kejadian perundungan atau bullying di berbagai sekolah, maka pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan bahwa bullying atau perundungan banyak terjadi karena adanya pembiaran," ucap Kak Seto dalam video di akun media sosial miliknya itu.

 

Sorot Bahaya Dampak Bullying

[Bintang] Kak Seto
Kak Seto (Nurwahyunan/Bintang.com)

"Jadi seolah-olah bullying adalah hal yang wajar, hal yang lumrah terjadi pada anak-anak, apalagi yang sedang tumbuh dan berkembang dengan berbagai dinamikanya," ia menyambung.

Selanjutnya, Kak Seto menekankan dampak berbahaya dari bullying jika kejadian ini terus berlangsung di kalangan anak-anak terutama di lingkungan sekolah. Maka dari itu, Kak Seto menganggap pentingnya peran dari pihak sekolah.

"Padahal bullying sangat tidak baik dan tidak sehat. Sangat berbahaya untuk perkembangan psikologis para siswa, karena ini akan mengganggu fokus konsentrasi para pelajar untuk bisa memenuhi kegiatan belajar mengajarnya secara lebih efektif," ucap Kak Seto.

"Untuk itu, mohon betul-betul semua pihak baik itu pihak sekolah maupun komite sekolah bekerja sama untuk mencegah terjadinya bullying. Sebab bullying sangat tidak baik dan tidak sehat, sangat perlu ada gerakan bersama menciptakan sekolah yang ramah anak," lanjutnya.

Kak Seto juga menegaskan bahwa pelaku bullying di kalangan pelajar tak bedanya dengan pelaku kekerasan dari kalangan orang dewasa. Alhasil, pelaku di bawah umur juga bisa dipidanakan.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak
INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya