Viral Tukang Nasi Goreng Jualan Sambil Dengar Audiobook: Memajukan Literasi Sekaligus Memadamkan Kelaparan

Tukang nasi goreng ini disebut bisa menceritakan secara detail saat ditanya resensi bukunya.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Jun 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2024, 06:30 WIB
Tukang Nasi Goreng
Viral tukang nasi goreng jualan sambil dengar audiobook. (dok. tangkapan layar video X @margianta/https://x.com/margianta/status/1797449121588256971)

Liputan6.com, Jakarta - Ada satu kebiasaan tukang nasi goreng keliling yang menarik perhatian warganet. Sambil menyiapkan makanan pesanan pelanggannya, ia kedapatan mendengarkan audiobook.

Momen ini dibagikan akun X, dulunya Twitter, @margianta, Minggu, 2 Juni 2024, menulis, "Memajukan literasi sambil memadamkan kelaparan. Mang Uhuy: dagang nasgor sambil denger audiobook 📚✨Panggilannya mang Uhuy. Dia dagang nasi goreng di motor sambil dengerin audio book tiap hari."

"Mana pas ditanya resensi bukunya, dia bisa jelasin dengan detail! 🫡," ia menambahkan. "Menu rekomendasi: Nasgor magelangannya paripurna enak banget asli 🥹." Di video, ia terdengar mengatakan, "Dengerinnya di headset bluetooth. Wih keren nih."

"Buat teman-teman di daerah Bogor, Sentul, Cimahpar, dan sekitarnya boleh nih ke abangnya mesen nasi goreng, mi goreng, semuanya nih," ia menyambung. Di lanjutan utas, ia mengutip cuitan yang menyebut bahwa si tukang nasi goreng mendengarkan buku audio di Fizzo.

"Memang bisa audiobook. Trus, dpt uang juga. Klo rajin baca, tiap hari minimal dpt 1.500 poin = 150 rupiah. Lagi event, bisa sampe 2.500 poin = 250 rupiah. Belum klo login tiap hari, dpt variasi rupiah antara 40-150 rupiah.Lumayan, sebulan/2 bulan bsa ngumpulin 10K," sahut warganet lain.

Tidak butuh waktu lama bagi cuitan itu menarik banyak komentar warganetlain. Salah satunya merespons, "Saking parahnya kebiasaan membaca, ada tukang nasgor dengerin ebook aja sampe ente terkagum2 gitu bang 😭😭😭."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Komentar Warganet

menyimpan buku 5
Ilustrasi buku di rak yang rapi/Copyright pexels.com/Pixabay

Ada juga pengguna yang curhat, "Sampe sekarang masih susah fokus kalo disuruh dengerin audiobook, 5 menit doang langsung buyar, kalo baca bisa berjam-jam... mendengar buku ini apa bisa dilatih atau emang tiap orang beda-beda ya?"

"Jujur Mang Uhuy keren banget, I love his energy 🔥," sahut yang lain. "Selain jual nasgor, sekalian buka ruang diskusi soal literasi bang. Beres diskusi, laper, dan jadilah beli nasgor. Untung banyak😂," saran pengguna berbeda.

"Kereeeeen. Fokus loh itu dia. Aku baca buku fisik aja suka hah hah hah," komentar seorang warganet. "Lebih keren lagi soalnya bisa multitasking 😻🫵👍👍👍👍," timpal yang lain kagum.

Bentuk lain dari buku digital ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Kehadirannya pun mengundang pro kontra, namun menurut pendongeng senior Indonesia, Paman Gery buku digital punya banyak kelebihan.

Salah satunya, pemilik nama asli Gery Saleh Puraatmadja ini mencontohkan, buku digital mudah dibawa ke mana-mana sehingga bisa dibaca, atau dalam konteks ini didengarkan, kapan saja dan di mana saja. Ini akhirnya diharapkan jadi salah satu cara menumbuhkan minat baca.


Minat Baca di Indonesia

Ilustrasi perpustakaan, membaca buku bersama, cerpen
Ilustrasi perpustakaan, membaca buku bersama, cerpen. (Photo Copyright by Freepik)

Menurut data hasil Asesmen Nasional (AN) pada 2021, satu dari dua peserta didik jenjang SD sampai SMA belum mencapai kompetensi minimum literasi. Di sisi lain, siswa perlu menguasai kemampuan dasar ini sebelum belajar konsep pemahaman yang lebih tinggi.

Selain itu, survei terbaru Bank Dunia pada 2022 menunjukkan hasil yang sama. Disebutkan bahwa 51 persen anak-anak Indonesia dikatakan kompetensinya masih sangat rendah, serta belum mampu secara literal dan numeral dalam hal literasi.

"Artinya, anak-anak ini belum bisa memahami teks tersirat dan tersurat. Lebih dari 50 persennya belum mampu memahami bacaan," ungkap Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Aminudin Aziz saat penyerahan bantuan buku di SDN 018 Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 27 November 2023.

Aminudin mengatakan, dengan melihat fakta itu, ia bersama tim menyurvei kecil-kecilan dan menemukan bahwa minat baca anak-anak justru tinggi. "Yang jadi persoalan, bahan yang menarik untuk dibaca murid-murid tidak ada," sambungnya.


Menyediakan Bahan Bacaan Menarik

FOTO: Taman Baca Kampung di Masa Pandemi COVID-19
Anak-anak membaca buku di Taman Baca milik Karang Taruna Tunas Karya, Kampung Cibarengkok, Desa Pengasinan, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Senin (24/8/2020). Taman Baca yang didirikan pada masa pandemi COVID-19 ini untuk hiburan serta meningkatkan pengetahunan anak-anak. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Aminudin mengaku sempat mengumpulkan para penggerak literasi untuk merevolusi penyusunan buku bacaan berdasarkan perspektif yang menarik dan sesuai kebutuhan anak. Ini dilakukan demi meningkatkan literasi siswa.

Pada 2022, lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disalurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ke lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. Ini disertai pelatihan dan pendampingan guru untuk membantu sekolah memanfaatkan buku-buku yang diterima.

Program ini merupakan pengiriman buku dengan jumlah buku dan penerima terbesar sepanjang sejarah Kemendikbudristek. Berlanjut pada 27 Februari 2023, pihaknya melibatkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam meluncurkan Paket Kebijakan Merdeka Belajar Episode 23.

Itu merupakan Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia yang disertai program pelatihan guru di dalamnya. Mengenai kriteria buku yang bisa menarik minat baca anak, Aminudin mengungkap, jenisnya sangat beragam, mulai dari cerita superhero, sampai terkait teknologi dari perspektif yang bisa diikuti anak.

Infografis 9 Buku Populer Indonesia dari Masa ke Masa
Buku populer di Indonesia dari masa ke masa sudah berkembang sebelum era kemerdekaan. (Dok: Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya