Kaca Depan Pesawat Boeing Retak di Udara, Penerbangan Virgin Atlantic Terpaksa Berbalik Arah

Kaca depan pesawat Boeing retak di udara, memaksa penerbangan Virgin Atlantic ke San Francisco untuk berbalik arah. Ini merupakan insiden terbaru dari serangkaian insiden menakutkan yang dialami oleh perusahaan dirgantara tersebut.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 23 Jun 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2024, 13:45 WIB
20161025-Setiap Hari Pesawat Terbang Rendah di Perumahan Ini-London
Pesawat Virgin Atlantic terbang rendah dekat atap rumah saat bersiap mendarat di Bandara Heathrow, London, 25 Oktober 2016. Perumahan yang terletak di Myrtle Avenue itu hanya sekitar 91 meter dari landasan Bandara Heathrow. (AP Photo / Frank Augstein)

Liputan6.com, Jakarta - Kaca depan pesawat Boeing retak di udara dan membuat takut awak kokpit. Insiden itu memaksa penerbangan Virgin Atlantic ke San Francisco berbalik arah. Itu merupakan insiden terbaru dari serangkaian insiden menakutkan yang dialami perusahaan dirgantara tersebut.

Tiga jam setelah penerbangan komersial dari Bandara Heathrow London, Boeing 787-9 mengalami 'kerusakan pada lapisan luar kaca depan kokpit', kata maskapai tersebut. Tercatat bahwa retakan tersebut menembus kaca Penerbangan VS41, yang “'erbuat dari beberapa lapisan'. 

Mengutip NY Post, Minggu (23/6/2024), belum diketahui penyebab kerusakan yang terjadi pada penerbangan Virgin Atlantic pada Mei 2024 itu. Saat kejadian, pesawat sedang berada di ketinggian 40.000 kaki, antara Greenland dan Islandia. Suhu di luar adalah -58 derajat, menurut laporan.

Pilot dilaporkan berusaha meredakan ketakutan penumpang bahwa kabin mengalami dekompresi. "Lapisan luar yang sebagian retak adalah lapisan non-struktural yang tahan aus," kata juru bicara Virgin.

Retakan itu terlihat jelas dalam foto-foto yang diperoleh The Sun. Para penumpang pesawat akhirnya diberangkatkan dengan pesawat berbeda ke San Fransisco keesokan harinya.

Insiden penerbangan itu menambah daftar masalah yang dihadapi produsen pesawat tersebut. Pada Rabu, 19 Juni 2024, sebuah pesawat Boeing Southwest Airlines menukik saat hendak mendarat di Oklahoma. Pesawat itu terbang kurang dari 500 kaki di atas lingkungan perumahan.

Sebulan sebelumnya, pesawat Southwest lainnya jatuh hingga ketinggian 400 kaki di atas Samudera Pasifik saat melakukan perjalanan ke Hawaii. Di antara beberapa insiden pada Maret, sebuah Boeing 737-800 kehilangan panel eksternal saat penerbangan United Airlines terbang dari San Francisco ke Oregon.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


CEO Boeing Minta Maaf

Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)

CEO Boeing David Calhoun meminta maaf pada keluarga korban kecelakaan yang melibatkan pesawat perusahaannya, termasuk 737 Max. Ini dilakukan sebelum ia diinterogasi para senator saat sidang di Capitol Hill, Washington, D.C., Amerika Serikat (AS), Selasa, 18 Juni 2024.

Melansir ABC News, Kamis, 20 Juni 2024, Senator Richard Blumenthal mengundang keluarga korban kecelakaan pesawat Boeing ke sidang yang sangat dinanti-nantikan tersebut. Banyak di antara mereka yang datang membawa poster orang-orang terkasih yang meninggal dalam insiden nahas tersebut.

Ini termasuk korban dalam kecelakaan Lion Air JT610 di lepas pantai Indonesia pada 2018 dan Ethiopian Airlines penerbangan 302 di dekat Addis Ababa setahun setelahnya. Sebelum Calhoun memulai pernyataan pembukaannya, ia berbalik dan menghadap pihak keluarga keluarga.

"Saya minta maaf atas kesedihan yang kami timbulkan," katanya. "Kami fokus pada keselamatan."

Blumenthal, Ketua Subkomite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan Senat dari Partai Demokrat, mengucapkan terima kasih pada keluarga yang telah bergabung dalam sidang tersebut. "Permasalahan di hadapan kita saat ini mempunyai konsekuensi nyata terhadap kemanusiaan (dan) hasil hidup-mati yang nyata," kata sang senator.


Boeing Dinilai Beri Janji Kosong

Ngeri, Lembaran Logam Mesin Pesawat Boeing Milik Southwest Airlines Terlepas di Udara
Ilustrasi mesin pesawat. (dok. Call Me Fred/Unsplash)

Di pernyataan pembukaan, Blumenthal mendesak Calhoun, yang akan mengundurkan diri pada akhir tahun ini, menjawab apakah ia telah membuat kemajuan dalam membalikkan keadaan perusahaan. Senator itu juga menyinggung kejadian penutup pintu pesawat Boeing 737 Max 9 Alaska Airlines terlepas, awal tahun ini.

Blumenthal mengatakan, "Fasad tersebut benar-benar menghancurkan cangkang kosong yang telah jadi janji Boeing pada dunia."

"Tuan Calhoun, Anda dibawa berkeliling perusahaan ini," katanya. "Tapi alih-alih menanyakan apa yang menyebabkan terkikisnya budaya keselamatan Boeing, Anda dan kolega Anda di C-suite justru mengalihkan kesalahan, berpaling ke arah lain, dan malah melayani pemegang saham Anda."

Calhoun berulang kali meyakinkan para senator bahwa ia mengubah keadaan perusahaan dan fokus pada pencegahan masalah keselamatan. Ia mengaku, lebih banyak inspektur telah dikirim ke Spirit AeroSystems, perusahaan yang bertanggung jawab merakit badan pesawat Boeing 737 Max, dan perusahaan lain yang membantu pembuatan pesawat tersebut.

"Kami telah mengubah praktik teknik kami secara luas," klaimnya.


Pertanyakan Keselamatan Para Whistleblower

Buntut Jendela Alaska Airlines Terlepas Saat Mengudara, Ratusan Pesawat Boeing 737 MAX 9 Dilarang Terbang
Pesawat Boeing 737 Max 9 yang dimiliki Alaska Airlines. (dok. STEPHEN BRASHEAR / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

Blumenthal dan senator lain mempertanyakan perlakuan CEO tersebut atas terhadap pelapor (whistleblower) selama bertahun-tahun. Beberapa mantan karyawan telah bersaksi bahwa perusahaan melakukan "tindakan balasan" terhadap orang-orang yang menentang perusahaan atau menyampaikan kekhawatiran mengenai praktik yang ada saat ini.

Ketika Blumenthal menanyakan pendapat Calhoun tentang mantan karyawan Boeing John Barnett, yang bunuh diri pada 9 Maret 2024 setelah menyuarakan pendapatnya mengenai masalah kualitas, CEO mengatakan ia 'patah hati'. Keluarga Barnett juga hadir di sidang tersebut.

Calhoun mengatakan, perusahaan menanggapi kekhawatiran karyawan dengan serius dan mendorong mereka berbicara dengan supervisor. "Kami mencapai proses yang berhasil," ucap Calhoun yang dibantah Blumenthal.

Dia meragukan janji Boeing untuk mengubah budayanya dan berpendapat bahwa perusahaan tersebut tidak menyalahkan para manajer dan tidak menindak para manajer. "Saya pikir harus ada perubahan pada lebih dari satu manajer," katanya. "Saya percaya pada akuntabilitas," jawab Calhoun.

Sidang dilakukan tidak lama setelah Blumenthal mengatakan ia menerima informasi baru tentang praktik Boeing yang dipertanyakan. Kantornya menerima laporan dari seorang karyawan Boeing, yang kemudian diidentifikasi sebagai Sam Mohawk, seorang inspektur jaminan kualitas untuk Boeing di Renton, Washington.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya