Pandemi Covid-19 Usai, Ratusan Akomodasi di Jeju Korea Selatan Tutup Permanen

Tutupnya ratusan akomodasi di Jeju merupakan pertanda buruk perekonomian pulau tersebut yang sangat bergantung pada sektor pariwisata, menurut pemerintah daerah Provinsi Jeju, Korea Selatan.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 10 Jul 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 09:00 WIB
Pesona Menakjubkan Pulau Jeju Korea Selatan
Pemandangan udara Seongsan Ilchulbong, atau 'Puncak Matahari Terbit', formasi batuan vulkanik di pulau Jeju, Korea Selatan (10/5/2019). Pulau Jeju adalah pulau terbesar di Korea dan terletak di sebelah selatan Semenanjung Korea. (AFP Photo/Ed Jones)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan akomodasi di pulau resor Jeju ditutup karena kehilangan daya tariknya di mata wisatawan Korea Selatan. Sebanyak 227 akomodasi, termasuk hotel dan hostel berukuran kecil, gulung tikar antara Januari hingga Mei 2024, dengan 21 akomodasi ditutup sementara.

Mengutip laman The Korea Times, Selasa, 9 Juli 2024, ini merupakan pertanda buruk perekonomian Jeju yang sangat bergantung pada sektor pariwisata, menurut pemerintah daerah Provinsi Jeju. Dilaporkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, lima akomodasi menutup bisnisnya, dan satu bisnis menghentikan sementara operasinya. Disebutkan bahwa pemilik bisnis home stay menyumbang 219 dari 248 bisnis yang tutup tahun ini secara permanen atau sementara.

Jumlah akomodasi di Pulau Jeju membengkak selama pandemi Covid-19, dari 5.933 pada 2021 menjadi 6.960 pada 2023. Hal itu lantaran banyak warga Korea yang memilih Jeju sebagai tujuan liburan mereka di tengah pembatasan perbatasan yang ketat yang diberlakukan di seluruh dunia.

Dengan dicabutnya semua pembatasan pandemi, banyak wisatawan yang pergi ke luar negeri sejak berakhirnya pandemi, yang secara resmi dinyatakan berakhir oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Mei 2023.  Selama lima bulan pertama pada 2024, data menunjukkan 4.926.088 wisatawan Korea mengunjungi pulau tersebut. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan 5.344.546 pada tahun 2023 dan 5.539.816 pada 2022.

Di sisi lain, jumlah turis asing melonjak ke Jeju. Namun, mereka cenderung menginap di akomodasi seperti hotel-hotel besar. Banyak di antaranya mempunyai kesepakatan bisnis dengan agen perjalanan yang membawa mereka ke pulau tersebut melalui program paket mereka.

 

Jeju Bangkitkan Pariwisata Pasca-Pandemi Covid

Pesona Menakjubkan Pulau Jeju Korea Selatan
Wisatawan bermain di pantai Woljeongri di pulau Jeju, Korea Selatan (11/5/2019). Topografi Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu oleh aktivitas vulkanis. Di tengah-tengah pulau muncul Hallasan (Gunung Halla), gunung tertinggi di seluruh Korea (1.950 m). (AFP Photo/Ed Jones)

Membangkitkan geliat pariwisata pasca-pandemi Covid-19 menjadi salah satu "pekerjaan rumah" cukup berat yang dipikul banyak negara, termasuk Korea Selatan. Negeri Ginseng berupaya kembali menggaungkan keindahan pesona Pulau Jeju dalam ragam upaya.

Direktur Korea Tourism Organization (KTO) Jakarta Office Yang Su Bae mengungkapkan terkait kampanye yang tengah dijalankan, "Visit Korea Year 2023--2024". Kampanye ini, dikatakanya sekaligus memperkenalkan daftar 100 destinasi dan 100 festival yang wajib dikunjungi selama dua tahun tersebut.

"Berdasarkan data statistik dari Januari hingga April 2023, terdapat sekitar 68.795 wisatawan Indonesia yang sudah berkunjung ke Korea, ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 73 persen dibandingkan periode yang sama di 2019," kata Yang Su Bae ketika ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Juni 2023.

Wisatawan Indonesia bebas visa ketika mengunjungi Pulau Jeju. Kebijakan yang berlangsung sejak 2018 sempat ditangguhkan pada 2020 karena pandemi Covid-19 dan kemudian diberlakukan lagi pada Juni 2022. Direktur Departemen Pemasaran Global Jeju Tourism Organization (JTO) Kang Bong Seok menjelaskan bahwa Jeju merupakan pulau terbesar yang ada di Korea. 

 

Keunikan Pulau Jeju

Haenyeo penyelam wanila di Jeju
Haenyeo penyelam wanila di Jeju. (Dok: https://www.instagram.com/visitjeju.en/ Liputan6.com dyahpamela)

Pulau ini, katanya, memiliki pemandangan alam yang masih alami, kebudayaan unik, dan beragam destinasi wisatanya. "Selain itu, banyak sekali wisatawan asal Indonesia yang sudah mengunjungi Pulau Jeju sebelum pandemi dikarenakan adanya kebijakan bebas visa," terangnya. Kang Bong Seok menambahkan Jeju juga dikenal sebagai lokasi syuting film-film Korea. 

Selama pandemi, pihaknya telah mempersiapkan diri untuk pembukaan border dengan mengembangkan berbagai macam destinasi wisata yang bisa mengakomodir wisatawan-wisatawan yang berasal dari ASEAN serta pun meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk keamanan wisatawan.

"Selain itu, sejak dibukanya border setelah pandemi, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jeju tidak menunjukkan peningkatan angka kunjungan wisata. Makanya, delegasi dari JTO datang ke Indonesia untuk kembali menggaungkan Jeju sebagai destinasi di Korea yang mempunyai kebijakan bebas visa," lanjutnya.

Ia mengatakan pihaknya juga ingin mengembangkan paket tur bersama travel agent di Indonesia. Deputi Direktur Departemen Pemasaran Global JTO Ian Rhee menyebut Jeju memiliki beberapa pilihan transportasi yang dapat digunakan wisatawan.

Jeju Punya Tur Kota dengan Bus

Pesona Menakjubkan Pulau Jeju Korea Selatan
Seorang pejalan kaki menikmati pemandangan Hallasan, atau gunung Halla, di pulau Jeju, Korea Selatan (9/5/2019). Dalam catatan sejarah, Jeju disebut dalam berbagai nama, mulai dari Doi, Dongyeongju, Juho, Tammora, Seomna, Tangna atau Tamra. (AFP Photo/Ed Jones)

"Kami punya bus, Jeju City Tour Bus dalam wilayah kota dengan 22 pemberhentian, ini adalah cara paling nyaman untuk bepergian di dalam area kota," terang Ian.

Selain transportasi, Ian menyebut Pulau Jeju juga memiliki ragam akomodasi yang dapat jadi pilihan wisatawan, mulai dari hotel hinga Airbnb. "Berapa pun anggaran Anda, Anda akan menemukan akomodasi yang layak di Pulau Jeju," sambungnya lagi.

Untuk turis Indonesia yang ingin liburan ke Pulau Jeju, kapankah waktu terbaiknya? "Kalau saya pribadi disuruh menjawab, setiap bulannya kalau bisa datang ke Jeju. Tapi, bulan-bulan terbaik dalam setahun, adalah dari April hingga awal Juni atau dari September hingga pertengahan November," kata Ian.

Bukan tanpa alasan waktu tersebut dikatakan Ian sebagai yang terbaik untuk mengunjungi Pulau Jeju. "Karena suhu dan cuaca sangat mendukung untuk para wisatawan berkunjung," ungkapnya.

Tetapi bagi wisatawan yang ingin melihat salju, Jeju bukan destinasi wisata salju. "Tapi pada saat musim dingin di sana, terkadang ada lima hari kita bisa lihat salju atau mungkin beruntung bisa lihat 10 hari. Tapi lebih baik pergi ke Gangwon daripada ke Jeju," katanya lagi.

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia
Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya