Kolam Penampung Koin Sementara di Depan Air Mancur Trevi Italia Diejek Mirip Bak Cuci Kaki

Pejabat kota Roma, Italia, sengaja menaruh kolam penampung koin sementara selama Air Mancur Trevi direnovasi agar tak kehilangan sumber pendapatan dari koin yang dilemparkan wisatawan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 07 Nov 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2024, 08:00 WIB
Kolam Penampung Koin Sementara di Depan Air Mancur Trevi Italia Diejek Mirip Bak Cuci Kaki
Air mancur Trevi di Roma, Italia. (dok. Andreas SOLARO / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Air Mancur Trevi yang jadi salah satu ikon Kota Roma, Italia, kini sedang dipugar. Air kolam yang disebut salah satu mahakarya Barok itu kemudian dikuras, sekelilingnya dipagari pagar transparan tinggi yang mencegah para wisatawan untuk mendekat ke inti kolam.

Pejabat kota kemudian menaruh kolam renang plastik di salah satu sudut dan mengisinya dengan air. Kolam disediakan sebagai tempat menampung koin yang dilemparkan pengunjung dengan harapan impiannya terkabulkan. Selain, menurut pejabat kota, kolam renang yang dibangun dengan kayu lapis itu untuk melindungi pekerja di dalam air mancur dari lemparan koin.

Kolam itu juga akan memastikan bahwa situs tersebut terus memanen 1,5 juta euro (sekitar Rp26 miliar) per tahun dalam koin, yang diberikan kepada badan amal Katolik Caritas. Koin dikeluarkan dua kali sehari dan kolam dikosongkan dan diisi ulang setiap pagi.

"Kolam, yang tentu saja bersifat sementara dan dipasang selama pekerjaan pemeliharaan luar biasa pada air mancur, digunakan untuk mengumpulkan koin yang dilemparkan oleh wisatawan," kata Claudio Parisi Presicce, pengawas Capitoline untuk warisan budaya, dikutip dari CNN, Rabu (6/11/2024). "Ini adalah tradisi yang mapan dan sangat disukai."

Namun, banyak uang receh berserakan di sekitar perimeternya, tak masuk ke kolam. Selain itu, bentuk kolam yang seadanya menuai kritik pedas warganet di dunia maya. Ada yang mengejeknya di X sebagai 'bak cuci kaki', 'infantilisme arsitektur', hingga 'kolam renang anak-anak kecil tempat mereka buang air kecil di musim panas.

Sementara, pemilik akun X Mambo Italiano menggambarkannya sebagai, "Hal paling menyedihkan yang pernah saya lihat di Italia selama yang saya ingat." 

 

Mitos Melempar Koin ke Air Mancur

Kolam Penampung Koin Sementara di Depan Air Mancur Trevi Italia Diejek Mirip Bak Cuci Kaki
Turis berswafoto di depan Air Mancur Trevi yang sedang direnovasi. (dok. Andreas SOLARO / AFP)

Mitos tentang melempar koin ke air mancur itu telah beredar sejak lama. Disebutkan bahwa jika Anda bisa melempar satu koin ke belakang bahu Anda ke dalam air mancur, itu akan memastikan Anda kembali ke Roma. Dua koin berarti Anda akan jatuh cinta dengan orang Italia yang menarik, dan tiga koin berarti Anda akan menikahi orang itu. Legenda lainnya cenderung menghormati para dewa air.

Renovasi ekstensif senilai 300.000 euro (sekitar Rp5,3 miliar) yang dimulai pada awal Oktober diharapkan selesai tepat waktu untuk menyambut tahun 2025 di Roma. Tahun itu juga menandai tahun jubileum Gereja Katolik Roma, yang diperkirakan akan menarik jutaan pengunjung ke kota tersebut.

Sementara itu, sebuah jembatan gangway logam sedang dibangun di atas air mancur yang kosong agar wisatawan dapat melihat dari dekat patung air mancur Oceanus, Titan Dewa Bumi, yang digambarkan dengan kuda-kuda yang berlari kencang. Jalan setapak itu akhirnya akan diubah menjadi jalan bagi wisatawan yang membayar biaya masuk dua euro agar bisa cukup dekat melempar koin mereka.

Rencananya, jembatan itu akan dibuka pada April 2025. Pihak berwenang kota belum sepenuhnya menyetujui langkah-langkah, termasuk pemisahan seluruh alun-alun, menyusul keluhan dari toko-toko lokal dan penduduk setelah pertama kali diumumkan.

Berlakukan Sistem Reservasi

Air mancur trevi
Walikota Roma Roberto Gualtieri mengawal pembersihan Air Mancur Trevi. (Dok. Twitter/@gualtierieurope)

Atas nama mengatasi dampak overtourism, pihak berwenang di Roma, Italia, sedang mempertimbangkan untuk menerapkan sistem reservasi bagi pengunjung Air Mancur Trevi yang ikonis. Air mancur itu menjadi salah satu daftar teratas bagi para turis, khususnya yang baru pertama kali datang ke Kota Abadi itu.

"Secara pribadi, saya lebih suka melihat bentuk akses baru, terbatas dan dibatasi waktunya, ke Air Mancur Trevi," kata Alessandro Onorato, anggota dewan kota yang bertanggung jawab atas pariwisata, kepada surat kabar Corriere della Sera, dikutip dari AFP, Senin, 9 September 2024.

Ia mengatakan bentuknya adalah sistem reservasi (tiket) yang berlaku gratis untuk warga Roma dan 'biaya simbolis satu euro untuk wisatawan', katanya yang dikonfirmasi oleh pemerintah kota. Sistem itu, sambung dia, tujuannya bukan untuk mengumpulkan uang, tetapi mengendalikan massa, termasuk menghentikan mereka 'makan es krim atau pizza di monumen yang pantas dihormati'.

Juru bicara pemerintah kota mengatakan kepada AFP bahwa usulan tiket tersebut hanyalah "ide awal -- belum ada yang konkret". "Ini adalah masalah yang rumit dan sulit, namun cepat atau lambat hal ini harus diatasi," katanya.

Putar Otak Tekan Kunjungan Wisatawan

Aktivis perubahan iklim mengubah Air Mancur Trevi Italia menjadi hitam
Protes tersebut terjadi ketika Perdana Menteri Giorgia Meloni tiba di Emilia Romagna untuk mengunjungi daerah-daerah yang dilanda banjir yang digambarkan sebagai yang terburuk dalam satu abad terakhir, setelah hujan yang turun selama enam bulan dalam waktu 36 jam. (Handout / LAST GENERATION / AFP)

Popularitas air mancur itu meningkat drastis setelah menjadi latar adegan paling terkenal dalam film La Dolce Vita karya Federico Fellini. Dalam film, aktris Anita Ekberg berenang di dalam kolam air mancur. Karena kemahsyurannya, orang-orang mengelilingi mahakarya Barok ini sehingga kerap sulit dilihat secara jelas.

Onorato kembali menyambung, "Pariwisata di Roma, yang dilaporkan mencetak rekor, harusnya dibuat berkelanjutan untuk kota dan lingkungan."

Jumlah kunjungan turis diperkirakan melonjak pada 2025 karena Jubilee, tahun suci yang diselenggarakan Gereja Katolik sekali setiap 25 tahun. Sekitar 30 juta orang diperkirakan akan memenuhi Roma dan Vatikan selama 12 bulan.

Sebelum Roma, kota tetangganya, Venesia, lebih dulu menguji coba penerapan sistem tiket berbayar senilai lima euro untuk masing-masing turis di periode ramai kunjungan. Tujuannya agar orang-orang datang di saat lebih lowong.

Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni juga mempertimbangkan untuk menaikkan pajak turis per malam, meskipun usulan tersebut telah memicu kemarahan di kalangan kelompok industri yang memperingatkan agar tidak menakut-nakuti orang. Onorato mengatakan pihak berwenang Roma juga ingin membatasi pembukaan tempat tidur dan sarapan baru atau rumah liburan untuk mengurangi tekanan terhadap pusat bersejarah tersebut.

 

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia
Infografis Destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia dan dunia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya