Liputan6.com, Bandung - Tak terasa Pocari Sweat Run sudah memasuki tahun ke-12 pada 2025. Panitia kali ini kembali menggelarnya secara hybrid dengan puncak acara berlangsung di Kota Bandung pada 19--20 Juli 2025. Total sebanyak 15 ribu pelari ditargetkan berlari bersama secara offline di Bandung, sementara 30 ribu lainnya akan berlari bersamaan secara virtual dari Sabang sampai Merauke.
"Bagaimana pun Bandung sudah menjadi tempat spesial di hari para pelari. Apalagi dengan cuacanya, bagi runner tak terkalahkan, sangat mendukung bagi para pelari," kata Direktur Marketing PT Amerta Indah Otsuka, Puspita Winawati, dalam jumpa pers yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 22 Januari 2025.
Advertisement
Wina, sapaan akrabnya, menyatakan ada perubahan kategori yang diperlombakan, baik ditambahkan maupun dikurangi. Pada hari pertama, yakni Sabtu, 19 Juli 2025, kategori yang diperlombakan adalah kid dash (100--200 meter); 5K; dan 10K, sementara di hari kedua, yakni Minggu, 20 Juli 2025 yang diperlombakan hanya half marathon dan meniadakan marathon karena mempertimbangkan situasi setempat.
Advertisement
"Total 15 ribu selama dua hari, 7000 orang di hari pertama dan 8000 orang di hari kedua. Tidak melebihi 10 ribu runner per hari karena kita juga memperhatikan tentang kenyamanan pelari, tentang kondisi pelarinya," ujarnya.
Bagi yang tidak kebagian slot lari offline, peserta bisa mengikuti ajang itu secara virtual dengan lari di tempatnya masing-masing, bukan ikut rute pelari offline. Menurut Wina, pendaftaran akan mulai dibuka pada Sabtu, 25 Januari 2025, pukul 13.00 WIB, dengan biaya yang sama seperti tahun lalu.
Geser Titik Start dan Finish ke Balai Kota
Perbedaan lain dari tahun sebelumnya, titik start dan finish para pelari juga bergeser dari Gedung Sate menjadi Balai Kota Bandung. Wali Kota Bandung terpilih, M. Farhan, mengatakan hal itu untuk penyegaran sekaligus mempromosikan tempat lain yang ada di Kota Bandung.
Ia meminta agar ajang lari itu bisa dimulai lebih pagi sehingga berakhir lebih cepat. Hal itu penting agar kegiatan tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas warga Bandung karena ada penutupan jalan di mana-mana dan berbuah kemacetan padahal mereka ada yang masih harus bekerja atau beribadah minggu.
"Setelah kita urut pengalaman tahun-tahun kemarin, gesekan antara pelari dan pengguna jalan itu biasanya mulai jam 07.45 sampai jam 8. Nah, kita harus mengatur secara detail untuk mencegah gesekan tersebut," katanya seraya menekankan bahwa sebelum jam 8 pagi, seluruh pelari sudah berkumpul di Balai Kota.
Selain itu, ia berencana mengkolaborasikan Pocari Sweat Run 2025 dengan rangkaian kegiatan peringatan Konferensi Asia Afrika. Bertajuk Bandung Ibu Kota Asia Afrika, ia menyebut gelaran itu akan berlangsung dari 19 April hingga 25 September 2025 yang dimeriahkan oleh beragam acara.
Advertisement
Bangkitkan Partisipasi Warga Bandung
Salah satu programnya adalah menggelar Midnight Festival yang berlangsung mulai Jumat tengah malam, 18 Juli 2025. Acaranya digelar bersamaan dengan pemberlakuan car free night di sepanjang rute yang akan dilewati pelari pada pagi harinya. Pemkot akan mengundang pemilik UMKM lokal untuk menjajakan produknya dan para seniman untuk tampil menghibur warga setempat.
Aktivasi kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di wilayah kecamatan dengan memberi kesempatan bagi pemilik UMKM yang ada di wilayah masing-masing. Sementara, para seniman itu juga akan diberdayakan sebagai penggembira di beberapa titik yang dilewati para pelari pada pagi hari.
"Selama lari, kami akan larang pedagang jualan karena pasti akan eleh (kalah) sama water station karena itu gratis," canda Farhan.
Ia berharap kegiatan tersebut akan membuat warga Bandung merasa memiliki dan mau menjaga bersama-sama agar event berjalan lancar dan tertib. "Walaupun kebayang, Pemkot Bandung akan jauh lebih capek karena kita tidak hanya jadi tamu undangan, tapi juga bagian dari tuan rumah," sambungnya.
Dampak Ekonomi dari Pocari Sweat Run Indonesia Tahun Lalu
Farhan menyatakan bahwa pihaknya berharap event lari tersebut juga bisa berdampak pada perekonomian Kota Bandung. Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmuddin menyatakan bahwa event lari tersebut bisa berkontribusi hingga lebih dari Rp40 miliar karena sekitar 70 persen peserta datang dari luar Bandung. Sektor yang paling terdampak dari sport tourism tersebut adalah akomodasi atau perhotelan dan kuliner.
"Saya sudah bilang kepada jajaran dinas bahwa kita harus mencari sumber pendapatan baru. Saya kira sport tourism ini juga bisa jadi sumber pendapatan baru dan event lari ini jadi contoh untuk bisa berkembang menjadi event internasional seperti Bandung Marathon atau lainnya," katanya.
Di sisi lain, ia berharap agar harga kamar hotel di Bandung saat event digelar nanti bisa dikendalikan agar kenaikannya dalam batas wajar. Belajar dari pengalaman lalu, harga kamar melonjak sampai Rp10 juta per malam jelang event lari, naik drastis dari harga normal.
Terkait hal itu, Farhan menyatakan pihaknya angkat tangan bila tamu memesan via online karena pengaturan harga sepenuhnya dikendalikan algoritma. Ia hanya bisa menjanjikan untuk mengendalikan harga kamar yang dipesan secara offline karena bisa langsung didiskusikan dengan manajemen hotel bersangkutan.
"Kalau secara offline, kita bisa lakukan (penetapan tarif batas atas), tapi kalau booking online, hampura," ucapnya.
Advertisement