Liputan6.com, Jakarta - Warganet Indonesia mengapresiasi tanggapan "responsif" Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok atau Kedubes China terkait keluhan dugaan pungutan liar alias pungli di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Menurut mereka, ini bisa jadi babak baru pengenyahan pungli di dalam negeri.
Beberapa di antaranya mengaku frustrasi karena laporan pungli, termasuk di destinasi wisata, hanya ramai saat viral, namun nyatanya masih jadi praktik tidak terpuji yang terus berulang. Warganet juga menyoroti respons Kementerian Imigrasi setelah disurati Kedubes China terkait dugaan pungli.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu pengguna X menulis, "Wah, dicopot semua petugas Soetta. Besok besok kalau diminta pungli mungkin kita melapornya ke Kedutaan Cina kali ya. Responsip. Makasih Presiden Xi!" Ada juga yang berkomentar, "Sepertinya WN China yang bikin konten suap petugas imigrasi yang dideportasi kemarin itu memang sengaja cuma pancingan biar ni surat dari kedubes bisa keluar."
Advertisement
"Video klarifikasi dan tanggal surat ini beda sehari. 😂😂," ia menyambung. "Huge W for China! Even if you throw in some harsh words in that letter, Indonesians will still have your back. Go for it LOL."
"Semoga surat dari Kedubes China di Indonesia ini bisa menjadi bahan evaluasi dan upaya bersih bersih korupsi di lingkungan Kementerian Imigrasi," harap warganet berbeda. Kedubes Cina di Indonesia bersurat pada Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, serta Direktorat Jenderal Urusan Asia Pasifik dan Afrika terkait kasus dugaan pungli.
Copot Petugas Diduga Terlibat Kasus Pungli
Pada surat tertanggal 21 Januari 2025, sejumlah warga negara China disebut jadi korban pemerasan petugas Imigrasi Bandara Soekarno Hatta, atau dalam surat itu disebut Bandara Internasional Jakarta. Menanggapi surat itu, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas) Agus Andrianto memastikan, laporan sudah ditindaklanjuti dan diproses secara internal.
"Kami terima kasih atas informasi tersebut. Langsung kami tarik semua yang ada di data dari penugasan di Soekarno-Hatta (Soetta). Kami ganti dan saat ini mereka sedang dalam proses pemeriksaan internal," kata Agus melalui pesan tertulis, Sabtu, 1Â Februari 2025, lapor kanal News Liputan6.com.Â
Menurut Agus, mereka yang terlibat akan ditindak sesuai klarifikasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Kami tindak sesuai klarfikasi pertanggungjawaban. Kami akan beri sanksi," ujar eks Wakapolri ini.
Sebagai informasi, Kedubes China menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan sebanyak 44 kasus pemerasan di bandara Indonesia selama 2024. Menurut informasi kedutaan, itu hanya sebagian kecil dari banyaknya kasus pemerasan karena masih banyak warga negaranya yang tidak mengajukan pengaduan karena jadwal yang padat atau takut akan tindakan balasan saat masuk ke negara tujuan.
Advertisement
Turis China Mengaku Sosok Petugas Imigrasi Bandara Soetta
Bulan lalu, video yang memperlihatkan seorang turis China mengaku menyogok petugas imigrasi Bandara Soekarno Hatta sebesar Rp500 ribu agar masuk jalur hijau viral di dunia maya. Menanggapi itu, Agus Andrianto menyebut bahwa motif perbuatan tidak terpuji itu semata untuk "mempermalukan Indonesia."
Ia mengatakan, konten tersebut seolah mencoba mencemarkan nama baik otoritas Indonesia. Pihaknya mengaku telah mengecek semua Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) untuk mengklarifikasi kebenaran video viral yang bagikan turis China tersebut.
Agus menegaskan bakal menindak pegawai Imigrasi jika terbukti menerima uang dari pelancong. "Kami tidak menolerir penyimpangan pegawai, namun kami juga tidak rela bangsa ini dipermalukan," tegas Agus, seperti dikutip dari Merdeka.com, Selasa, 21 Januari 2025.
Hingga kini, ia mengklaim, belum ditemukan bukti petugas imigrasi menerima uang sogokan. "Sejauh hasil pemeriksaan CCTV dan pemeriksaan internal belum ditemukan bukti," kata Agus.
Kementerian Imipas bakal mencekal si turis China seumur hidup karena diduga dengan sengaja menyogok petugas. "Kami dapat info yang bersangkutan juga buat konten dengan lantas (niat yang tidak baik) nanti akan dicekal 10 tahun atau seumur hidup," tegas dia.
Terpisah, Ditjen Imigrasi mengatakan, video petugas imigrasi disogok Rp500 ribu oleh turis China itu "hoaks." Disebutkan bahwa petugas imigrasi tidak terbuksi menerima uang tersebut dan memberikan jalur hijau. "Sudah terkonfirmasi langsung bahwa petugas tidak meminta atau menerima imbalan apapun dari WNA tersebut," tulis akun X Ditjen Imigrasi.
Permintaan Maaf
Pihak Imipas menambahkan, WNA tersebut melintas di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan autogate, sehingga tidak melalui konter manual dengan petugas imigrasi. "Data kronologi sudah disesuaikan rekaman CCTV yang membuktikan bahwa petugas tidak meminta dan menerima apapun," jelas pihaknya.
Di klip yang beredar di media sosial, si pembuat video viral meminta maaf. "Tentang saya (pada) 16 Januari 2025 mengunggah video saat memasuki Indonesia jadi sorotan di Indonesia, berita Indonesia juga merilis opini publik dari video tersebut, video tersebut telah menyebabkan meluasnya opini publik Indonesia secara terus-menerus, saya ingin klarifikasi dan meminta maaf atas hal ini," kata dia.
Si pelancong asing menyebut, uang Rp500 ribu yang diselipkan hanya untuk biaya visa, bukan menyogok petugas imigrasi. Dia mengatakan, petugas imigrasi di Indonesia tidak bertindak ilegal. "Efek buruk yang disebabkan video hoaks menyebabkan kesalahpahaman yang terus berlanjut pada Dirjen Imigrasi Indonesia."
"Hal ini menyebabkan beberapa masalah bagi pemerintahan setempat, saya sangat meminta maaf atas hal ini. Video hanya rekaman keseharian biasa, bukan unggahan berbahaya untuk mencari tujuan tertentu. Saya bersedia bekerja sama dalam penyelidikan ini dan mengambil tindakan perbaikan. Terima kasih," dia menambahkan.
Advertisement