Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video penampakan buaya di balakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, jadi sensasi online. Buaya tersebut muncul di tepi sungai dengan mulut terbuka, berada dekat dengan daratan yang dipenuhi tumpukan sampah.Â
Seorang pria yang merekam klip tersebut terdengar berucap dalam bahasa setempat yang tidak begitu jelas. Buayanya sendiri tampak hampir tak terlihat di antara rerumputan dan tumpukan sampah, tapi lantaran bagian mulutnya yang terbuka lebar, orang pasti sadar bahwa itu seekor buaya.
Advertisement
Baca Juga
Video yang tidak diketahui sumber aslinya itu viral dan diunggah ulang banyak akun media sosial, salah satunya @makassar_iinfo pada Senin, 3 Februari 2025. Warganet ramai berkomentar, dengan salah satunya menulis, "Kalo orang yang terlalu menganut kepercayaan kuno pasti bilang ini, 'pegajana sungai ya tu.'"
Advertisement
"Jangankan di TPA Antang, di kehidupan sehari-hari kita banyak buayaa," sahut warganet lain. "Kenapa ada buaya di situ?" Tanya seorang warganet. "Bahaya kalau ada anak kecil main di situ," seru yang lain.
"Panggil Damkar," usul warganet. "Mati sebelum naik daratan ini karena keracunan," sambung warganet. "Kayaknya itu sampah yang jadi buaya," seloroh yang lain.
"Kotamu di sana kotor, dan aku pernah melihat yang lebih buruk. Tidak ada yang bisa membersihkannya? Kamu dan orang-orangmu harus peduli," tulis seorang warganet sambil menandai akun Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.
Heboh Buaya di Dekat Tempat Wisata Batam
Sebelumnya, suasana libur long weekend Isra Mikraj dan Imlek 2025 diteror buaya lepas dari penangkaran di Pulau Bulan, Kecamatan Bulang, Kota Batam. Jumlah buaya yang lepas belum diketahui secara pasti, sehingga sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengunjung pantai.
Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyebut bahwa pihaknya telah memastikan lokasi wisata di Kota Batam aman dari buaya yang lepas. Kepala Dispar Kepri Guntur Sakti mengatakan di Batam, 28 Januari 2025, pihak perusahaan dan instansi terkait, dengan melibatkan para nelayan telah melakukan penangkapan hewan itu.
Pihaknya turut mengapresiasi upaya perusahaan menggerakkan nelayan setempat guna mencari buaya yang lepas. "Itu yang membuat level kepercayaan wisatawan semakin meningkat. Kalau tidak ada mitigasi, itu yang mencemaskan. Kami berharap tidak ada pengaruhnya dengan wisatawan dan sekarang sudah ada upaya preventif yang dilakukan perusahaan," terang Guntur, dilansr dari Antara, Selasa, 28 Januari 2025.
Advertisement
38 Buaya Dievakuasi
Guntur menilai, berdasarkan upaya yang telah dilakukan, kasus buaya lepas seharusnya tidak berpengaruh pada sektor pariwisata. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Seksi Konservasi Wilayah II Batam menyampaikan, jumlah buaya yang lepas dari penangkaran PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) di Pulau Bulan sebanyak 39 ekor.
Kepala BBKSDA Riau Seksi Konservasi Wilayah II Batam Tommy Steven mengatakan minggu lalu, buaya yang sudah dievakuasi berjumlah 38 ekor. "Tinggal satu lagi," kata Tommy. Dengan begitu, koordinasi terus dilakukan dengan tim terpadu dan pemerintah kota untuk menangani buaya yang masih belum ditemukan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batam, Ardi Winata, meminta pelaku usaha pantai, serta pengunjung meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya akibat keberadaan buaya di sekitar lokasi wisata.
"Kami mengimbau seluruh pengelola wisata pantai di Kota Batam mengambil langkah antisipatif guna melindungi keselamatan pengunjung, dan bagi semua pihak, untuk tetap waspada dan hati-hati dengan situasi ini," kata dia saat dikonfirmasi Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 25Â Januari 2025.
Peningkatan Kewaspadaan
Ardi menjelaskan, buaya yang lepas berpotensi mengancam keselamatan wisatawan, terutama yang melakukan aktivitas di air, seperti berenang maupun naik perahu. Karenanya, Disparbud Batam merekomendasikan beberapa langkah antisipasi yang harus dilakukan.
Pertama, pelaku wisata wajib menginformasi kemungkinan keberadaan buaya di sekitar pantai pada para pengunjung. Hal ini khususnya bagi wisatawan yang berencana melakukan aktivitas di air. Pengelola pantai juga diminta meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas pengunjung, terutama di area yang berdekatan dengan sungai, rawa, atau perairan lain yang berpotensi jadi jalur pergerakan buaya.
Kemudian, wisatawan dan pelaku usaha diimbau mengatur, serta menjaga jarak aman dari lokasi yang berisiko tinggi, seperti muara sungai atau tempat-tempat dekat habitat alami buaya. Demi menjaga keselamatan, dianjurkan menghindari aktivitas yang berisiko tinggi. Selain itu, disarankan memasang penghalang atau tanda peringatan di titik-titik yang rawan.
Jika ada yang melihat buaya di sekitar lokasi wisata, segera laporkan pada pihak berwenang agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat. "Keselamatan pengunjung jadi prioritas," sebut Ardi. "Kami berharap langkah ini meminimalkan risiko dan memberikan rasa aman bagi masyarakat yang ingin berlibur ke pantai."
Advertisement