Liputan6.com, Jakarta - Ratusan siswa SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar aksi demo di lingkungan sekolah usai terancam tidak bisa ikut tes Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Aksi tersebut menuntut pihak sekolah bertanggung jawab atas dugaan kelalaian mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Mengutip dari kanal regional Liputan6.com, Selasa, 4 Februari 2025, selain itu, aksi demo juga melibatkan orangtua. Salah satu siswa Muhammad Hafiz mengaku pihaknya merasa kecewa karena kesempatan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa biaya melalui jalur prestasi kini sirna.
Advertisement
Baca Juga
Kabar ini ternyata terdengar juga oleh Jerome Polin, seorang YouTuber yang terkenal karena mengungkap kehidupannya saat menjalani kehidupan sebagai mahasiswa penerima beasiswa di Jepang. Ia mengaku prihatin akan nasib ratusan siswa tersebut.
Advertisement
"Aku ikut sedih ngeliat ini, pasti nyesek sih kebayang. Bayangin berjuang tiga tahun mati-matian untuk dapat nilai bagus supaya bisa ikut SNBP, tapi ternyata gagal karena kesalahan pihak lain," katanya di TikTok pribadinya @jeromepolin98 pada Rabu malam, 5 Februari 2025.
Akhirnya Jerome pun terpanggil untuk bisa membantu. "Akun dan tim Mantappu Academy ingin membantu temen-temen di sekolah tersebut, semuanya yang kelas 3 dengan memberikan kuota gratis kelas intensif SNBT online yang akun dan tim telah buat," beber Jerome.
Ia menjelaskan bahwa sebenarnya program tersebut dibuka untuk umum dan semua orang bisa daftar. "Cuma untuk semua siswa kelas 3 SMAN 1 Mempawah aku akan memberikan gratis," terang pria lulusan Universitas Waseda Jepang itu.
Bakal Bantu Persiapan Ikut SNBT
Menurut pria 26 tahun tersebut, ia dan tim Mantappu Academy akan membantu persiapan ikut SNBT. Tim akan mengajarkan trik matematika dasar, penalaran umum, pengetahuan kuantitatif, penalaran matematika, dan termasuk TO campuran.
"Semoga langkah kecil ini bisa membantu teman-teman di SMAN 1 Mempawah dan bisa memberikan semangat untuk menghadapi SNBT dan mengejar PTN impian mereka," kata Jerome.
Konten yang disukai oleh lebih dari 4.590 pengguna TikTok sampai berita ini ditulis pun menanggapi unggahan Jerome. "Sukses terus bang Jerome dan Mantappu Academy," tulis warganet.
"KITA KAWAL JEROME SAMPE JADI MENTRI PENDIDIKAN!!!" balas yang lain. "Semangaattt anak anak kelas 12 sman1 mempawah 😍😍," warganet menyemangati.
"Respect sama Kak Jeromee!!🥹🥹🥹 saling membantu saling peduli," kata yang lain. "ALHAMDULILLAH YA ALLAH TERIMAKASIH BANYAK BANGG,ditunggu info kelanjutannya..bantuan ini berharga banget buat kami!😭💗💗," balas salah seorang warganet.
"makasih kak, saye dri SMA mempawah mengucapkan banyak2 makkaseh la ye," seorang siswa tampak berterima kasih.
Advertisement
Pengakuan Kekecewaan Murid SMAN I Mempawah
Sebelumnya diberitakan, para siswa menggelar aksi demonstrasi tersebut untuk menuntut pihak sekolah bertanggung jawab atas dugaan kelalaian mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Di samping itu, aksi demo tak hanya dilakukan oleh para siswa tetapi juga bersama orang tua.
Salah satu siswa Muhammad Hafiz mengaku pihaknya merasa kecewa karena kesempatan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa biaya melalui jalur prestasi kini sirna. "Kami sudah berusaha sejak semester satu hingga lima untuk bisa lolos SNBP. Tapi, semua sia-sia karena kelalaian oknum guru," ucapnya.
Hafiz ikut menceritakan jalur prestasi jadi salah satu harapan untuknya menempuh perguruan tinggi karena kondisinya yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah dan sudah tidak memiliki orangtua.
“Orangtua saya sudah meninggal dunia, hanya dengan cara inilah saya bisa kuliah,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu wali murid menyebutkan ada sekitar 115 murid di SMAN 1 Mempawah yang terancam gagal mengikuti SNBP 2025 akibat kelalaian oknum guru dalam proses pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Terlambat Mengisi Data PDSS
"Tentu saja kami seluruh orangtua siswa merasa sedih, kecewa dan merasa dirugikan, pelajar yang berprestasi harus kehilangan masa depan, hanya karena oknum guru yang tak bertanggung jawab," katanya.
Kepala SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi menuturkan ratusan siswa terancam tidak bisa ikut tes Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 lantaran keterlambatan pengisian data PDSS. Pihaknya mengatakan alasan keterlambatan pengisian PDSS karena adanya masalah teknis dan kendala waktu yang menghambat proses finalisasi data para siswa.
Kemudian kegagalan finalisasi tersebut membuat proses input data gagal karena waktu yang telah habis. "Kronologis pertamanya pada waktu penginputan finalisasi ada keterlambatan untuk beberapa siswa. Jadi ketika difinalisasi, karena waktu sudah habis, sehingga tidak bisa," ucapnya dalam audiensi orangtua siswa, Senin, 3 Februari 2025.
Adapun Endang mengungkapkan pihak sekolah telah berusaha keras mencarikan solusi agar siswa tetap bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur SNBP 2025 salah satunya dengan menghubungi pihak panitia pusat.
Tapi, usaha tersebut tidak bisa memberikan hasil yang maksimal karena data siswa yang telah diajukan sekolah tidak bisa difinalisasi. Lalu pihaknya juga mencoba menghubungi beberapa relasi untuk membantu namun hasilnya juga nihil.
Advertisement