Wawancara Gubernur, Wartawan Radar Bali `Dibogem` OTK

Kekerasan itu menimpa Yoyok Rahardjo, jurnalis Koran Radar Bali yang mendapat bogem mentah dari orang tak dikenal (OTK).

oleh Dewi Divianta diperbarui 04 Mar 2014, 00:01 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2014, 00:01 WIB
pukul-ilustrasi-140119a.jpg

Liputan6.com, Denpasa - Aksi kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Kali ini, kekerasan menimpa Yoyok Rahardjo, jurnalis Koran Radar Bali yang mendapat bogem mentah dari orang tak dikenal (OTK). Parahnya, aksi main hakim sendiri itu dilakukan di depan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.

Yoyok yang dihubungi Liputan6.com menceritakan, kasus itu bermula dari diskusi publik yang digelar gubernur menyikapi polemik spanduk cap jempol darah bertuliskan 'Penggal Kepala Mangku P' yang dipasang aktivis yang tergabung dalam Jaringan Aksi Tolak Reklamasi (Jalak) Sidakarya Denpasar. Gubernur tak terima dengan spanduk itu. Ia melaporkan aktivis Jalak Sidakarya ke Polda Bali.

Pada acara yang digelar di Kantor Gubernur, Minggu 2 Maret 2014 itu, gubernur mengundang kubu pro dan kontra reklamasi Teluk Benoa. Sayang kubu kontra reklamasi yang tergabung dalam masyarakat sipil Bali, ForBali, Walhi Bali, Jalak Sidakarya dan elemen lainnya tak hadir.

"Pada forum yang akhirnya berjalan searah itu, Pastika lebih banyak marah-marah karena pemberitaan. Dia menyebut-nyebut Bali Post dan Radar Bali," kata Yoyok, Senin (3/3/2014) malam.

Lantaran gubernur terus menerus marah dan menyebut-nyebut Bali Post dan Radar Bali, peserta yang rata-rata ormas dan pro kepada Pastika itu sempat berteriak-teriak mencari Radar Bali. "Karena semua pendukung Pastika, mereka berteriak 'mana Radar Bali'," tutur Yoyok.

Usai acara, Yoyok dan sejumlah rekan wartawan lainnya hendak mewawancarai mantan Kapolda Bali itu. Namun, menurut Yoyok, seperti ingin menunjukkan ia wartawan Radar Bali yang dicari-cari, Pastika hanya berbincang dengannya saja meski kala itu banyak wartawan dari media lain.

"Gubernur fokus hanya kepada saya. Tidak ada wawancara, tapi marah-marah ke saya," papar Yoyok. Saat itulah perlakuan tak mengenakkan dirasakan pria berperawakan kurus itu.

Dari arah belakangnya yang tengah berhadapan dengan Pastika, tiba-tiba seseorang melayangkan bogem mentah kepada dirinya. Beruntung Yoyok Refleks menghindar. "Saya dipukul dari belakang. Saya menghindar dan kena rambut saya," ulasnya.

Pastika sempat melerai. "Gubernur melerai dengan bilang 'sudah-sudah'," katanya. Usai insiden itu, orang yang memukul yang diketahui memakai baju batik itu rupanya belum puas. Ia terus berteriak-teriak mencari Yoyok. Gubernur pergi meninggalkan lokasi. Yoyok pun beranjak pulang. Namun, dari teriakan si pemukul diketahui jika ia belum puas dan ingin terus mengejar Yoyok.

Atas peristiwa itu, Yoyok tengah mempertimbangkan untuk melaporkan kepada Polda Bali. Menurutnya, jika peristiwa yang dialaminya itu jadi akhir dari peristiwa serupa, ia tak melapor. "Tapi kalau kasus ini justru menjadi awal untuk mengintimidasi jurnalis, saya akan melapor," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Biro Humas Pemprov Bali, I Ketut Teneng belum berhasil dikonfirmasi mengenai insiden ini. Tiga kali dihubungi melalui telepon selulernya, Teneng belum mengangkat telepon Liputan6.com.

Baca juga:

Tawuran di Moestopo, Wartawan Dipukul dan Kameranya Diambil

Pemukul Jurnalis Anak Jenderal, Polisi Diminta Tak Diskriminatif

Wartawan Dipukul Saat Tugas, IJTI: Segera Tangkap Pelaku!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya