Gara-Gara Nonton Berita Emon, Kasus Pelecehan 9 Anak Terungkap

Menurut pengakuan korban, pelaku mengajak anak-anak ke warnet. Di situlah pelaku mempertontonkan video porno pada semua anak.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 09 Mei 2014, 17:24 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2014, 17:24 WIB
Paedofilia
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Seperti fenomena gunung es, kasus pelecehan dan kekerasan seksual terus bermunculan. Di Jakarta Timur, dilaporkan dugaan pelecehan seksual menimpa 9 orang anak. Parahnya, pelaku ternyata anak 13 tahun, berinisial A.

Asusila bocah tuna rungu itu terungkap saat korban, kakak beradik AB (5) dan AS (7), menonton berita tentang paedofil di Sukabumi, Jawa Barat, Emon. Kepada ibunya, AB lalu menanyakan apa yang dimaksud dengan sodomi.

"Dia nanya sama ibunya, sodomi itu apa. Ibunya terus jelasin," kata tetangga yang mengantar ibu korban ke Mapolrestro Jakarta Timur, Jumat (9/5/2014).

Usai menjelaskan perbuatan asusila Emon, ibu korban langsung kaget setelah mendengar pengakuan anaknya bahwa dia juga pernah diperlakukan seperti korban Emon. "Dia bilang, berarti ade juga pernah dong digituin," lanjut tetangga korban, Niken.

Mendengar pengakuan sang anak, ibu korban tak kuasa menahan tangis. Tubuhnya gemetaran sesaat. AB pun mengungkapkan hal itu dilakukan oleh A. Mendengar hal itu, sang ibu lalu menceritakan kepada para tetangga.

"Ternyata, setelah dicek bukan cuma 2 anak itu. Totalnya ada 9 anak yang pernah digituin (dilecehkan) sama A ini," ungkap Niken.

Menurut pengakuan AB, A mengajak anak-anak itu ke warnet. Di situlah A mempertontonkan video porno pada semua anak.

"Setelah itu, yang laki-laki disuruh buka celana terus nempelin dan gesek-gesek ke bokong korban. Anak perempuan disuruh peragain apa yang ada di video tadi. Tapi, pelakunya cuma nonton saja," ucap Niken.

Pelaku melakukan tindakan asusila itu di sebuah bus yang sedang parkir di kawasan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Maklum, kediaman para korban dan pelaku tak jauh dari pool bus.

Keluarga korban sudah melaporkan kejadian itu ke RT dan RW setempat. Tapi, ketua RT malah meminta kedua belah pihak untuk berdamai. "Ketua RT malah bilang tunggu kalau kejadian lagi, baru lapor. Ibu ini nggak terima. Makanya ibunya langsung lapor ke polisi," tandasnya. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya