Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY bakal menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam pekan ini. Pertemuan itu dikabarkan akan membahas kondisi hubungan bilateral Indonesia-Australia yang sebelumnya sempat merenggang.
Mungkinkah pertemuan itu juga membahas situasi politik Indonesia yang sebentar lagi mengadakan Pilpres 2014? "Nggak. Karena Pak SBY mau bertindak netral," kata guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (3/6/2014).
"Pak SBY tidak akan meng-endorse salah satu calon. Kalau pun dibahas, menyampaikan saja kondisi politik di Indonesia. Kayaknya sih nggak akan dibahas," imbuhnya.
Hikmahanto menilai, setidaknya 3 bahasan yang bakal didiskusikan SBY dan Abbott. Yakni upaya memperbaiki hubungan RI-Australia yang semakin mengalami penurunan. Kedua, masalah penyadapan intelijen Negeri Kanguru terhadap SBY dan beberapa pejabat RI.
Duta Besar RI untuk Australia, Najib Riphat Kesoema juga sudah kembali bertuhas, setelah sempat diperintahkan pulang ke Tanah Air pasca-heboh penyadapan.
Menurutnya, kemungkinan SBY telah membuat protokol dan kode etik hubungan kedua negara. Protokol itu kemudian ditandatangani kedua pemimpin.
"Ketiga, penangan masalah suaka. Saya berharap ini dibahas. Indonesia menderita akibat kebijakan unilateral PM Tonny Abbot terkait pencarian suaka," pungkas Hikmahanto. (Ein)