Kekeringan Landa 8 Daerah di Aceh, Produksi Padi Turun

Kemarau panjang dikhawatirkan menyebabkan terjadi penurunan produksi hingga 2% atau setara dengan 54 ribu ton.

oleh Anri Syaiful diperbarui 13 Agu 2014, 02:01 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2014, 02:01 WIB
Musim Kemarau
Musim Kemarau (Istimewa)

Liputan6.com, Banda Aceh Delapan kabupaten dan kota di Provinsi Aceh mengalami kekeringan yang mengakibatkan 62.737 hektare lahan pertanian gersang. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Razali Adami.

"Kemarau panjang dikhawatirkan menyebabkan terjadi penurunan produksi hingga 2% atau setara dengan 54 ribu ton atau kerugian sekitar Rp 20 miliar pada 2014," katanya di Banda Aceh, Selasa (12/8/2014).

Ia menyebutkan delapan daerah yang mengalami kekeringan berdampak turunnya produksi beberapa jenis komoditas pangan, khususnya padi yakni Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, dan Kota Langsa.

"Kekeringan di Aceh ini terjadi karena tingginya pengurangan debit air di beberapa tempat. Dalam 10 tahun terakhir pengurangan debit air sangat tinggi, di Krueng Meureudu mencapai 30%, tertinggi di Krueng Tiro sampai 40%," kata dia.

Untuk mengatasi meluasnya kekeringan tanaman pangan, Razali menjelaskan, pihaknya telah mendistribusikan bantuan sebanyak 15 unit mesin pompa air ke delapan daerah tersebut.

"Mesin ini sifatnya mobil (bergerak), jadi bisa dibawa ke tengah-tengah lahan, tapi masalahnya ada lahan yang memang tidak ada lagi sumber air dalam salurannya, jadi kurang efektif," ucap Razali.

Jika kekeringan itu tidak diatasi, maka jumlah tanaman pangan yang gagal panen lebih besar, dan kerugiannya bisa mencapai Rp 100 miliar.

"Jadi kita harus selamatkan ini, untuk jangka panjang memang kita butuh waduk penampungan air, sehingga saat hujan turun maka airnya bisa ditampung, kemudian disalurkan ke lahan-lahan pertanian ketika kemarau," papar Razali.

Pemerintah Aceh imbuh Razali, sudah merencanakan membangun 5 waduk di 5 daerah, tapi sampai sekarang masih terkendala dengan persoalan pembebasan lahan. Jadi kalau waduk ini sudah terbangun, persoalan kekeringan ini bisa diatasi.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Aceh Hasanuddin Darjo mengatakan kekeringan itu juga disebabkan oleh kebakaran hutan. Untuk itu diharapkan adanya kesadaran masyarakat agar tidak sembarangan membakar lahan.

"Sebanyak 3.000 penyuluh di seluruh Aceh yang kini terus berupaya menyosialisasikan hal-hal terkait ketahanan pangan kepada masyarakat," ujar dia. (Ant)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya