Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menegaskan bahwa perkara dugaan suap alih fungsi lahan kelapa sawit Annas Maamun tidak ada kaitannya dengan kasus peelecehan seksual yang juga menimpa Gubernur Riau tersebut.
"Perlu saya tegaskan bahwa kasus ini tidak ada hubungannya dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukan AM (Annas Maamun) selaku Gubernur Riau," ujar Abraham saat jumpa pers di KPK, Jakarta, Jumat (26/9/2014).
Abraham kembali menjelaskan bahwa perkara yang tengah diusut pihaknya ini berkaitan dengan suap menyuap palih fungsi lahan kelapa sawit di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
"Kasus ini berhubungan dengan proses pemberian sesuatu. Pemberinya pengusaha kelapa sawit terkait alih fungsi lahan. Lahan masuk dalam kategori hutan tanaman industri," kata Abraham.
Pada kesempatan itu, Abraham juga menjelaskan, nilai suap yang diberikan oleh seorang pengusaha kelapa sawit bernama Gulat Medali senilai Rp 2 miliar tersebut disinyalir sebagai upaya pengalihan fungsi lahan dari hutan tanaman indsutri menjadi area peruntukan lain (APL).
Gubernur Riau Annas Maamun sebelumnya diduga terlibat dalam kasus pelecehan seksual terhadap anak Soemardhi Thaher, WW, saat dia berkunjung ke rumah Annas.
Badan Reserse dan Kriminal Polri saat ini masih mengusut kasus tersebut dengan memeriksa saksi. Saksi yang telah diperiksa adalah putri Soemardhi Thaher yang diduga mengalami pelecehan tersebut. (Mut)
KPK: Kasus Gubernur Riau Tidak Terkait Pelecehan Seksual
"Kasus ini berhubungan dengan proses pemberian sesuatu," kata Ketua KPK Abraham Samad.
diperbarui 26 Sep 2014, 17:11 WIBDiterbitkan 26 Sep 2014, 17:11 WIB
Samad menjelaskan bahwa KPK tidak pandang bulu. KPK tidak peduli mau presiden atau wakil presiden semuanya harus ikut aturan hukum yang berlaku, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2014) (Liputan6.com/Panji Diksana)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Seputar Tren Perawatan Kecantikan Polinukleotida, Pengganti Filler dan Botox yang Dianggap Ketinggalan Zaman
Aksi Mahasiswa Bandung: Buka 2025 dengan Luapan Kemarahan ke Pejabat Hedon
Polres Pemalang Pastikan Pengusutan Kasus Penipuan Penerimaan Polri Profesional, Pelaku Ditahan
Exco PSSI Ucap Terima Kasih STY dan Sebut Sang Pelatih Timnas Indonesia sebagai Bagian Sejarah, Sinyal Apa?
Menkomdigi Tegaskan Seluruh Sekolah di Daerah 3T Harus Dapat Akses Internet
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Sabina Altynbekova Sakit Kepala, Yogya Falcons Tak Berdaya Lawan Bandung bjb Tandamata
Candi Prambanan Dikunjungi 167 Ribu Orang periode Libur Natal dan Tahun Baru
Wujudkan Langkah Nyata Menuju Generasi Emas Indonesia 2045, Program Makan Bergizi Gratis Siap Dimulai
7 Berita dari Indonesia Curi Perhatian Warga di Australia, WNI Penipu hingga Harvey Moeis Korupsi
Miliarder Teknologi Panen Besar pada 2024, Elon Musk Puncaki Posisi Kekayaan
Petenis Korea Jadi Juara di Bali, Direktur Turnamen: Atlet Indonesia Dapat Pengalaman Berharga
Proporsionalitas dan Profesionalitas Polri Diuji Kasus Pemerasan DWP