Liputan6.com, Jakarta - ‎Tak dipungkiri, Partai Golkar merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia dalam kurun lama. Namun, belakangan mengalami konflik internal, terutama terkait kepemimpinan Aburizal Bakrie atau Ical sebagai ketua umum Partai Golkar. Partai berlambang beringin ini pun dinilai mengalami 4 devisit.
"Ada 4 defisit yang dialami Partai Golkar," kata Ketua Populi Center, Nico Harjanto usai diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2014).
Nico memaparkan, defisit pertama adalah Golkar tidak bisa memberikan sumbangsih gagasan atau ide besar untuk pembangunan Indonesia. Setidaknya, hal itu bisa dilihat dalam waktu 5 tahun terakhir.
"Sebagai partai kekaryaan seharusnya bisa menyumbang gagasan-gagasan besar untuk pembangunan bangsa. Selama 5 tahun kita tidak mendengar gagasan yang brilian dari Golkar bagaimana mengatasi masalah bangsa ini," ujar Nico.
Defisit kedua adalah prestasi. Menurut Nico, Golkar mengalami pencapaian yang tidak sesuai target dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg 2014) dan Pemilu Presiden (Pilpres 2014). Dalam pesta demokrasi 2014, Golkar tidak lebih sebagai penggembira‎ semata.
"Defisit prestasi. Pileg tidak sesuai target. Di Pilpres, tidak bisa mencalonkan siapa pun. Pilkada juga tidak bisa mendapat suara terbanyak. Hanya menjadi penggembira. Itu tentu menyedihkan," kata Nico.
Ketiga, defisit kepemimpinan. Nico menjelaskan, Golkar seperti mengalami krisis kepemimpinan. Karena, Ical sebagai ketua umum memiliki watak yang oligarki.
"Kepemimpinan yang sekarang ini wataknya itu kepemimpinan yang oligarki. Karena semuanya dikembalikan ke elite-elite utama di partai itu. Kemudian suara-suara di luar itu tidak ditanggapi dan tidak direspons dengan baik," kata Nico.
Defisit keempat adalah kebanggaan terhadap partai. Di mata Nico, Golkar sebagai partai pembangunan itu tidak bisa menampilkan wajah kepartaian yang baik. Salah satu contohnya, terkait kisruh mekanisme ‎pemilihan kepala daerah belum lama ini.
"Golkar mendukung Pilkada lewat DPRD, padahal sebagian besar masyarakat ingin Pilkada langsung," ujar dia.
Solusi yang bisa ditempuh, kata Nico, partai anggota Koalisi Merah Putih itu harus secepatnya berkonsolidasi melalui musyawarah nasional (Munas) untuk mencari ketua umum baru pengganti Ical.
"Solusi, Golkar mengadakan proses konsolidasi secepatnya dengan baik dengan melakukan munas. Semua permasalahan dibahas dan semua pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap partai diakomodasasi," demikian Nico. (Sss)
4 Defisit Partai Golkar Menurut Populi Center
Populi Center menilai, defisit pertama Golkar adalah tidak bisa memberikan sumbangsih gagasan atau ide besar untuk pembangunan Indonesia.
diperbarui 11 Okt 2014, 20:13 WIBDiterbitkan 11 Okt 2014, 20:13 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Harga Bitcoin Berpotensi ke USD 145.000, Simak Momentumnya
7 Jenis Rasa Malas yang Menarik Diketahui, Mana yang Paling Sering Anda Rasakan?
Lapor SPT Tahunan Pajak 2024 Tetap Pakai e-Filing, Ini Panduan Pelaporannya
Mengenal Apa Itu Secure Attachment, Tingkatkan Kualitas Hubungan Menjadi Lebih Sehat
300+ Caption Happy Birthday Ideas to Make Your Post Stand Out
350 Caption Lucu untuk Story yang Bikin Ngakak
Profil Dadan Hindayana, Kepala BGN yang Usulkan Makan Bergizi Gratis Bisa Pakai Lauk Serangga
350 Caption Family Keren untuk Foto Keluarga di Media Sosial
5 Masalah Ini Dapat Timbulkan Kecemasan dalam Hubungan, Apa Saja?
Menko Airlangga: 71.000 UMKM Dapat Fasilitas Hapus Kredit
Perguruan Tinggi Kelola Tambang, Puan: RUU Minerba Harus Bermanfaat Untuk Masyarakat Bukan Hanya Kampus
Resep Pepes Ikan Kembung: Hidangan Lezat dan Bergizi untuk Keluarga