Evakuasi Heli Super Puma di Papua Dilakukan Lewat Darat dan Udara

Evakuasi heli Super Puma H-3215 hari ini dilakukan dengan menggunakan 3 helikopter perbantuan PT Freeport, heli Bell dan heli fix wing.

oleh Katharina Janur diperbarui 30 Nov 2014, 13:24 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2014, 13:24 WIB
Helikopter Super Puma
Helikopter AS-332 Super Puma TNI AU. (Antara Foto/Adhitya Hendra)

Liputan6.com, Jayapura - Evakuasi helikopter Super Puma H-3215 hari ini dilakukan dengan menggunakan 3 helikopter perbantuan PT Freeport Indonesia, heli Bell dan heli fix wing. Heli tersebut disiapkan di wilayah Oksibil, ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang dan di wilayah Batom.

Hingga Minggu (30/11/2014) siang ini, evakuasi belum dapat dilakukan karena cuaca buruk di lokasi pencarian. Namun, tim pencari gabungan yang terdiri dari 10 anggota TNI AD, kemudian anggota SAR sebanyak 4 orang dan lebih dari 5 orang anggota Paskhas telah bergerak sejak pukul 05.30 WIT.

Komandan Pangkalan Angkatan Udara Jayapura, Kolonel Penerbang I Made Susila Adnyana menuturkan, tim evakuasi lewat jalur darat juga dikerahkan yang dibantu oleh masyarakat setempat. Pencarian lewat darat akan dilakukan lewat Kampung Pending, Distrik Kiwirok yang berjarak sekitar 3 jam dari lokasi mendaratnya heli.

"Kami sedang berusaha membuat helipad di lokasi terdekat yang dibantu oleh masyarakat untuk pendaratan heli guna evakuasi. Informasi yang saya terima, tim darat yang baru berjalan 1,5 kilometer dari Kiwirok langsung terhampar dengan jurang tinggi dan kemiringan 90 derajat," papar Made Susila.

Badan heli juga belum terlihat dari ketinggian, karena tertutup awan dan kabut yang menempel pada ketinggian 1.500 kaki. "Ini yang menjadi penghalang dalam evakuasi," ujar dia.

Made Susila menambahkan, informasi yang diterimanya mengabarkan bahwa bintara kesehatan dan satu orang teknisi dalam keadaan sehat dan diharapkan dapat menolong personel lain yang mengalami luka dan patah tulang. "Saya pesan kepada mereka untuk tetap tenang dan kami terus berusaha melakukan evakuasi dibantu masyarakat sekitar," ucap dia.

Informasi dari petugas TNI AU setempat menyebutkan 10 personel yang berada di dalam heli tersebut dalam keadaan sadar. Beberapa personel di antaranya Mayor Pnb Apu Tarigan yang mengalami patah kaki kiri dan vertigo dan 9 orang personel lainnya rata-rata mengalami patah tulang.

"4 Lokasi tertutup awan dan tim belum berhasil sampai ke bawah. Kami juga sudah standby dengan pesawat Hercules dan alat kesehatan lainnya, jika sewaktu-waktu personel membutuhkan rujukan ke Jakarta atau kota lainnya," kata petugas di hanggar Sentani.

Sebelumnya, heli Super Puma H-3215 membawa pasukan Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti/Padang yang tergabung dalam satgas pengamanan perbatasan dan akan bertugas di Kiwirok yang merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung antara RI dengan negara Papua Nugini. Namun, heli mendarat darurat di sekitar Kampung Pending, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Nama-nama anggota Yonif 133 yang menumpang helikopter tersebut antara lain Sertu Nanang, Serda Arman, Praka Gunawan, Praka Joko, Praka Roy Candra, Praka Ulil, Prada Setia, Prada Adek Ananda dan Prada Andra.  (Ado/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya