Liputan6.com, Jakarta - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Urwatul Wutsqo di Desa Bulurejo, Jombang, Jawa Timur, memberlakukan sanksi hukuman cambuk kepada santri yang melakukan zinah, judi, atau mengonsumsi miras. Bahkan, pengasuh ponpes tersebut meminta Kementerian Agama melegalkan jenis hukuman cambuk.
Namun, Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mempertanyakan apakah hukuman cambuk bagi pezina dan pemabuk itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bisa saja hukuman itu hanya sesuai dengan keyakinan sekelompok orang saja.
"Apakah hukuman seperti itu diterima semua kelompok masyarakat? Undang-undang atau aturan dalam kehidupan berbangsa tidak bisa diterapkan hanya untuk sekelompok masyarakat. Harus berlaku dan diterima oleh seluruh rakyat Indonesia," tegas dia di Jakarta, Rabu (10/12/2014).
Apabila permintaan aturan sanksi hukuman cambuk itu diterima oleh Kantor Kemenag Jombang, lanjut Saleh, artinya berlaku secara parsial. Kondisi itu menurut Saleh dapat dipastikan membuat kelompok masyarakat lain pun akan menuntut hal yang sama. Lalu, berapa banyak aturan-aturan parsial seperti itu yang akan muncul?
"Semakin banyak aturan parsial dan sektoral yang dibuat, itu akan berdampak tidak baik bagi semangat persatuan dan kebersamaan," kata Saleh.
Ia juga menegaskan Indonesia bukanlah negara yang peraturan dan hukumnya didasarkan pada suatu syariat agama tertentu. Meski memang Indonesia memberikan kebebasan kepada setiap warganya untuk memeluk dan melaksanakan agama sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya masing-masing. Tetapi, lanjut dia, semua undang-undang yang dibuat haruslah berorientasi pada semangat persatuan dan kesatuan.
"Satu hal yang perlu diingat, bahwa seluruh pelaksanaan keyakinan dan kepercayaan tersebut harus diselaraskan dengan falsafah dan dasar negara, Pancasila dan UUD 1945, yang telah menjadi kesepakatan bersama para pendiri negeri ini. Kalaupun dinilai baik, ya disetujui. Tapi kalau bertentangan, ya tentu tidak bisa diterima," tutur politisi PAN itu. (Ado)
DPR Pertanyakan Usulan Melegalkan Hukuman Cambuk di Pesantren
Saleh Partaonan menegaskan Indonesia bukanlah negara yang peraturan dan hukumnya didasarkan pada suatu syariat agama tertentu.
diperbarui 11 Des 2014, 06:54 WIBDiterbitkan 11 Des 2014, 06:54 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Zona merah di Synchronize Fest 2024: Kehadiran Mayit Hidup Mengintai Festival Musik
DPR Akan Kaji Dana Pensiun Seumur Hidup untuk Anggota
Indonesia Yakini Pengakuan Palestina Jadi Game Changer Konflik Timur Tengah
Saksikan Sinetron Luka Cinta Jumat 4 Oktober 2024 Pukul 21.30 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Hoaks Seputar Kopi, dari Mengandung Bahan Berbahaya sampai Jadi Obat
Ada Perayaan HUT TNI di Monas, Transjakarta Tak Operasikan 3 Layanan Ini
Geser Jeff Bezos, Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Kedua Dunia
Mengungkap Kepribadian Seseorang Penggemar Musik Rock
VIDEO: Pertikaian Tragis! Pria di Tangerang Selatan Nekat Bakar Diri
Razman Pengacara Vadel Badjideh Bahas Dugaan Penelantaran Lolly, Nikita Mirzani Menolak Pusing
Dibandingkan dengan Lamine Yamal, Ange Postecoglou Sebut Keunggulan Mikey Moore
4 Ciri Alpha Woman, Kepemimpinan Kuat dan Karakter Tangguh yang Dimiliki