Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur Jawa Tengah Terpilih, Taj Yasin Maimoen, menegaskan agar pondok pesantren harus bersih dari segala bentuk tindakan kekerasan dalam aktivitas sehari-hari, atau dalam bentuk pembelajaran.
"Pondok pesantren di Jawa Tengah dengan keragamannya supaya menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai tradisi dan kekhasannya. Berkomitmen menjaga marwahnya, sehingga selalu mengedepankan uswah hasanah" kata sosok yang akrab disapa Gus Yasin di acara 'Naharul Ijtima' RMI PWNU Jawa Tengah, di Pondok Pesantren Darul Amanah Kendal, Jawa Tengah pada Sabtu, 25 Januari 2025.Â
Baca Juga
Untuk melawan aksi kekerasan, Gus Yasin berharap setiap pondok pesantren memiliki manajemen dalam menangani permasalahan anak remaja tersebut. Di dalam acara itu, Gus Yasin menyerap aspirasi dari setiap perwakilan pesantren dan nantinya di harapkan akan jadi pedoman dari hasil pembahasan acara tersebut.Â
Advertisement
"Nantinya saya juga mengikuti ada modulnya sebagai pedoman yang nanti dibawa ke pondok untuk mengatasi masalah tersebut, akan ada pendampingan, bahkan nanti akan ada ahli dalam psikolog, dan sebagainya untuk mengatasi bullying dan kekerasan di pesantren," kata dia.Â
Di saat bersamaan, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, KH Muhammad Fatwa menyampaikan dukungannya mengenai wacana pendampingan pondok pesantren dengan psikolog dan psikiater.
Menurutnya pendampingan tersebut harus dilakukan demi mencegah terjadinya aksi kekerasan yang saat ini ramai menjadi isu bagi kalangan remaja di berbagai institusi pendidikan.Â
"Pendampingan dan psikolog sangat diperlukan agar pengentasan masalah bullying dapat diselesaikan dan tidak menjadi momok dan permasalahan bagi pesantren," kata Kiai Fatwa.Â
Â
Tolak Normalisasi Tindakan Bullying
Fatwa menyampaikan penanganan permasalahan bullying dan kekerasan merupakan tanggung jawab bersama untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia.Â
"Para kyai, bu nyai pengasuh pesantren se-Jateng berkomitmen menyiapkan para santri untuk siap berkontribusi di tengah masyarakat sehingga pesantren tidak dilihat dari sebelah mata," ungkap Kiai Fatwa.Â
Dalam kesempatan yang sama, para pengasuh pesantren seluruh Jawa Tengah membaca pernyataan bersama untuk bersikap untuk menjaga keutuhan NKRI dan menjaga marwah pondok pesantren.Â
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Tengah KH Ahmad Fadlullah Turmudzi juga mengatakan, santri Jawa Tengah siap berkontribusi untuk mengisi kebutuhan Fardhu Kifayah dalam pembangunan Indonesia khususnya untuk menyongsong tahun 2045.
"Kiai, bu nyai dan santri sebagai bagian penting dari ekosistem pesantren siap berkontribusi di tengah masyarakat dan mewujudkan Indonesia Emas 2045," jelas KH Ahmad Fadlullah Turmudzi.
Advertisement