Survei: Masyarakat Ingin Jokowi Gantikan Megawati Pimpin PDIP

Dari hasil survei Cyrus Network, terlihat publik ingin Megawati bisa digantikan Joko Widodo atau Jokowi untuk memimpin PDIP.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 15 Des 2014, 13:38 WIB
Diterbitkan 15 Des 2014, 13:38 WIB
Jokowi-Mega Dulang Suara di Yogyakarta 25 Maret
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Konflik internal yang dialami sejumlah partai politik memperlihatkan bahwa akar masalah dari konflik itu hampir sama. Yakni tidak adanya keinginan untuk meregenerasi kader dan kepemimpinan di internal partai.

Keinginan untuk adanya regenerasi itu mulai muncul di internal PDI Perjuangan, kendati sosok Megawati Soekarnoputri di partai ini hampir tidak bisa digantikan. Dari hasil survei Cyrus Network, terlihat publik ingin Megawati bisa digantikan Joko Widodo atau Jokowi.

"Kalau Megawati tidak maju lagi, Jokowi menempati posisi pertama dengan 29,3%, lalu Puan Maharani 18,6%, dan Ganjar Pranowo 12,4%," kata Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Hasbi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2014).

Hasilnya tidak jauh berbeda kalau Megawati tetap maju dalam pencalonan Ketum PDIP. Nama Jokowi tetap menempati posisi pertama menjadi sosok pengganti Megawati untuk memimpin PDIP.

"Jokowi tetap pertama 26,1%, lalu Puan Maharani 18,6%, baru Megawati 16,7%," terang Hasan.

Pendapat publik juga seakan sejalan dengan pendapat dari konstituen PDIP. Berdasar suara konstituen PDIP, Jokowi masih menempati posisi pertama dengan angka yang cukup tinggi.

"Ini justru jauh lebih besar, Jokowi dapat 28,3%, Puan 18,24%, lalu diikuti Megawati 14,8%," ucap dia.

Menurut survei, kata Hasan, figur-figur seperti Megawati dengan usia dan pengalaman memimpin sudah seharusnya memiliki jabatan lebih tinggi dari ketua umum. Misalnya dewan pembina partai atau dewan pertimbangan partai.

"61,2% Responden menilai tokoh dengan usia 60 tahun ke atas harusnya mengisi posisi dewan pembina, dewan pertimbangan, atau dewan penasihat," tutup Hasan.

Survei ini dilakukan pada 1-7 Desember 2014 terhadap 1.220 responden di seluruh Indonesia. Responden diwawancarai secara tatap muka dengan margin of error 3,1%. (Ado/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya