Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari ke-31 operasi pencarian dan evakuasi Pesawat AirAsia QZ8501, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 70 korban AirAsia. Dari jumlah itu, 55 jenazah korban berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Direktur Eksekutif DVI Polri Komisaris Besar Pol Anton Castelani mengatakan, untuk mengidentifikasi jenazah korban, DVI bukan tak mungkin mengambil opsi terakhir yakni menggunakan uji DNA.
"DNA opsi terakhir," kata Anton di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (28/1/2015).
‎Anton mengatakan, tes sample DNA bisa digunakan karena jenazah yang lama berada di dasar laut, kondisi fisiknya sudah buruk dan tidak utuh. Pada kondisi ini proses identifikasi sulit dilakukan, sehingga perlu uji DNA.
Namun, pemeriksaan DNA juga bukan hal mudah. "Pemeriksaan DNA semakin sulit, karena menggunakan 16 locus dan ada beberapa yang sudah mulai hilang," kata Anton.
Selain menemukan jenazah korban, tim SAR gabungan juga berhasil mengangkat 2 bagian penting yang terdapat dalam black box atau kotak hitam Pesawat AirAsia QZ8501. Keduanya yakni rekaman data penerbangan (light Data Recorder/FDR) dan rekaman suara kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR). Rekaman pada FDR dan CVR tengah diteliti oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Meski proses pencarian dan evakuasi AirAsia sudah berlangsung selama sebulan, namun Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI FHB Bambang Soelistyo menyatakan, operasi pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501 tetap dilanjutkan. Meski unsur TNI sudah ditarik dari lokasi operasi.
‎"Mulai pagi ini saya katakan tetap dilanjutkan dengan masa 7 hari. Nanti perkembangan sesuai hasil temuan," kata Bambang di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (28/1/2015). (Sun/Mut)