Jenazah Kopilot AirAsia Warga Prancis Teridentifikasi

Jenazahnya berhasil teridentifikasi bersama dengan seorang korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 lain.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Feb 2015, 17:56 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2015, 17:56 WIB
Tim DVI Serahkan Tiga Jenazah Korban AirAsia QZ8501
Tim DVI Polda Jawa Timur melakukan penyerahan jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 di RS Bhayangkara, Surabaya, Jumat (2/1/2015). Tampak suasana upacara penyerahan jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Surabaya - Jenazah kopilot pesawat nahas AirAsia QZ8501 Remi Plesel berhasil diidentifikasi hari ini oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jawa Timur. Jenazahnya berhasil teridentifikasi bersama dengan korban lain.

"Hari ini kita berhasil mengidentifikasi dua jenazah, yakni jenazah Kopilot Remi Plesel yang berlabel B097, ditambah satu jenazah penumpang atas nama Megawati dengan label B098," ucap Kepala tim DVI Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono di Surabaya, Jatim, Selasa (10/2/2015).

Dia mengatakan, jenazah kopilot AirAsia warga negara Prancis berusia 46 tahun itu teridentifikasi dari pakaian, kecocokan data primer gigi, dan kesesuaian umur serta jenis kelamin.

Sementara, kata dia, jenazah Megawati, perempuan 42 tahun asal Surabaya, teridentifikasi dari kecocokan data gigi primer, kesesuaian jenis kelamin, dan celana pendek.

Staf Bagian Keselamatan dan Keamanan AirAsia Indonesia, Dono B Sukoco mengaku masih berkoordinasi dengan keluarga kopilot terkait mekanisme pengiriman jenazah ke negara asalnya, Prancis.

"Saat ini, jenazah Remi Plesel masih disimpan di ruang pendingin jenazah RS Bhayangkara Polda Jatim. Dan kita menunggu konfirmasi keluarga korban di Prancis," tutur dia.

Dengan tambahan 2 jenazah tadi, total korban jatuhnya pesawat AirAsia yang teridentifikasi kini sebanyak 75. Jumlah itu adalah sebagian dari total 101 jenazah dan bagian tubuh korban yang diterima Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

"26 Sisanya masih dilakukan proses pendalaman oleh tim karena proses rekonsiliasinya berlangsung sangat alot," tandas Budiyono. (Ndy/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya