Hadiri Perayaan Imlek, Puan Maharani Sebut Perbedaan Itu Anugerah

Menurut Puan, keragaman etnis, agama dan budaya yang dimiliki Indonesia merupakan fakta dan anugerah yang patut disyukuri.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 24 Feb 2015, 04:50 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2015, 04:50 WIB
Puan Maharani
Puan Maharani (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, kemajemukan atau keberagaman di Indonesia melampui negara lain patut disyukuri sebagai anugerah.

"Tidak ada negara lain di dunia ini yang melampaui Indonesia dalam hal kemajemukan," ujar Puan yang mewakili pemerintah saat menghadiri acara Perayaan Nasional Tahun Baru Imlek 2566 di Jakarta, Senin (23/2/2015).

Menurut Puan, keragaman etnis, agama dan budaya yang dimiliki Indonesia merupakan fakta dan anugerah yang patut disyukuri. Kemajemukan yang dimiliki merupakan kekuatan Indonesia sebagai sebuah bangsa. "Di sinilah kekuatan kita, sebagai bangsa," ujar Puan.

Oleh karena itu, kata Puan, Indonesia sebagai negara multikultural tidak sepatutnya jika masih ada masyarakatnya yang mengalami diskriminasi. Seluruh pihak harus menghormati, menghargai dan menjaga toleransi.

Dalam kesempatan tersebut, tak luput Puan mengajak pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk meneladani ajaran Konfusius. "Kita perlu meneladani dengan mencontoh kehidupan Konfusius yang telah berdedikasi tinggi menegakkan harkat dan martabat manusia," harap Puan.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengatakan, perayaan Imlek tahun ini yang mengajak pemimpin dan rakyat untuk membina diri, telah menggugah kesadaran semua pihak.

"Tema Imlek 'membina diri' sangat menggugah kesadaran kita semua bahwa tidak hanya para pemimpin, tetapi kita semua bahkan hingga rakyat jelata, dituntut untuk senantiasa membina dirinya masing-masing," kata Lukman.

Menurut Lukman, ajakan untuk membina diri masing-masing sesuai dengan kondisi di Tanah Air saat ini. Oleh karena itu pemimpin dan masyarakat diharapkan introspeksi dan mau menerima masukan dari orang lain.

"Saya kira pesan membina diri maknanya sangat luas. Masing-masing dari kita harus introspeksi, mawas diri, menerima masukan dari berbagai kalangan. Temanya sangat baik dan kontekstual dalam konteks ke-Indonesiaan kita," tandas Lukman. (Ado)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya