Isu Penyadapan Australia, Ini Respons Jokowi

Presiden Jokowi justru menjawab pertanyaan soal isu penyadapan sambil berguyon.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 09 Mar 2015, 01:34 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2015, 01:34 WIB
Isu Penyadapan Australia, Ini Respons Jokowi
Presiden Jokowi justru menjawab pertanyaan soal isu penyadapan sambil berguyon.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Edward Joseph Snowden kembali membocorkan data mengejutkan. Kali ini ia mengungkap kerja sama antara intelijen Australia dan Selandia Baru menyadap para pejabat tinggi Indonesia melalui jaringan operator seluler terbesar di Indonesia, Telkomsel.

Menanggapi kabar tersebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tampak santai. Ia justru menjawab pertanyaan tersebut sambil berguyon.

"‎Yang sadap saya apanya sih? Sadap karet, sadap pinus banyak. Kalau pas ke kebon karet atau ke pinus. Nah di situ banyak sadap di sana. Sadap-menyadap banyak (maksud sadap ini mungkin alat untuk ambil getah karet dan pinus), " ucap Jokowi sesaat sebelum meninggalkan Jakarta menuju Aceh di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (8/3/2015).

Jokowi pun meluruskan soal dugaan yang berkembang bahwa selama ini banyak pejabat di Indonesia yang disadap, termasuk dirinya. Ia pun menegaskan kalau dirinya tidak merasa disadap, oleh pihak mana pun, termasuk adanya dugaan Penyadapan yang dilakukan oleh negara asing. "Nggak ada. Saya nggak pernah denger. Dan saya nggak merasa disadap," tegas Jokowi.

Sebelumnya, Badan Intelijen Negara (BIN) tengah mendalami dugaan penyadapan data percakapan sejumlah pejabat di Indonesia yang dilakukan mata-mata Australia dan Selandia Baru. Penyadapan itu dikabarkan melalui jaringan sistem komunikasi telepon selular Telkomsel.  

Hal tersebut terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Edward Joseph Snowden.

"Kita sedang mendalami adanya laporan itu," ujar Kepala BIN Marciano Norman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 5 Maret 2015.

Marciano menegaskan, pemerintah telah mengetahui adanya informasi tersebut. ‎Saat ini pihaknya terus mengupayakan peningkatan keamanan jaringan komunikasi dan penyelidik kebenaran adanya dugaan kebocoran informasi sehingga terjadi penyadapan.

"Saya rasa itu kita dalami dan kita sudah melakukan upaya-upaya untuk peningkatan keamananan komunikasi kita menggunakan sarana-sarana komunikasi yang kita miliki," papar Kepala BIN. (Ans)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya