Liputan6.com, Jakarta - Jelang eksekusi mati duo Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, sekitar 100 orang berkumpul di depan kantor Kedutaan Besar Australia. Mereka yang menamakan diri Koalisi Pro Indonesia membawa 5 kantong plastik transparan berisi koin dan uang kertas.
Koordinator aksi Ali Hamzah mengatakan, koin tersebut untuk Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
"Kami ke sini untuk memberikan koin yang sudah tiga minggu kami kumpulkan. Dari hasil penggalangan itu, kami dapat memberikan 21.866 keping koin dan uang kertas mencapai Rp 2 juta," kata Ali di depan kantor Kedutaan Besar Australia, Jakarta Selatan, Selasa (10/3/2015).
Koin tersebut kemudian diterima Kepala Keamanan Kedubes Australia Aryo. Ia berjanji meneruskan amanat Ali dan kawan-kawan kepada Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson.
"Kami percayakan kepada Pak Aryo, dia akan menyampaikan dana galangan ke Pak Dubes," ujar pemuda berdarah Aceh ini.
Meski tak mencapai angka 1 miliar dolar Australia, Ali berharap koin tsunami ini dapat menggetarkan hati Abbott untuk meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia atas ucapannya beberapa pekan lalu.
Sebelumnya, Tony Abbott meminta Pemerintah Indonesia membebaskan dua warga negaranya dari ancaman eksekusi mati, yakni Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
Dalam permintaannya, Abbott menyinggung bantuan yang pernah diberikan negaranya untuk membantu Aceh yang terkena bencana tsunami pada 2014.
Sikap Abbott yang terkesan menuntut balas jasa ini kontan diprotes keras oleh masyarakat Indonesia. Warga pun kemudian ramai-ramai mengumpulkan koin atau uang receh untuk diberikan kepada Abbott sebagai ganti bantuan tersebut.
Pengumpulan koin dilakukan di setiap daerah dan membangun posko sentral yang diberi nama 'Koin Untuk Abbot' di Jalan Menteng Raya Jakarta Pusat. (Sun/Yus)